- SIKLUS HIDROLOGI
1.
Pengertian Hidrologi
Cabang-cabang
Hidrologi :
|
2. Identifikasi
unsur-unsur utama siklus hidrologi
Siklus hidrologi
merupakan perputaran air di permukaan bumi yang diawali dari penguapan akibat
pemanasan sinar matahari, hujan dan akhirnya terjadi alian air di permukaan
bumi menuju ke laut.
Siklus air tersebut disebabkan
oleh adanya proses-proses yang mengikuti gejala-gejala meteorologis dan
klimatologis yang meliputi :
a.
Evaporasi ,
yaitu penguapan dari benda-benda abiotik ( laut, sungai, danau, rawa dll ). Penguapan
terbesar berasal dari laut (80%).
b.
Transpirasi, yaitu penguapan dari makluk hidup, seperti
dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
c. Evapotranspirasi, yaitu gabungan dari
evaporasi dan transpirasi.
d.
Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air
menjadi titik-titik air akibat pendinginan.
e.
Adveksi, yaitu gerakan udara mendatar yang membawa uap
air menuju ke tempat lain.
f.
Presipitasi, yaitu segala bentuk curahan air ( hujan )
dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, dan hujan salju.
g.
Run off ( aliran
air di permukaan bumi ), yaitu pergerakan air melalui sungai dan anak-anak
sungai.
h.
Infiltrasi, yaitu perembesan atau pergerakan air ke
dalam tanah melalui pori-pori tanah.
Gambar 5.1: Siklus air Sumber: Lab. Geo. PPPG Universitas Negeri Malang
3. Macam-macam siklus hidrologi
Siklus hidrologi / siklus air / daur hidrologi dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
a.
|
b.
Siklus air sedang, yaitu
gerakan air melalui penguapan, kondensasi dan dibawa angin ke daratan,
membentuk awan, turun hujan, lalu masuk ke tanah, selokan, sungai dan kembali
ke laut.
c.
|
Gambar 5.3. : Siklus air sedang Gambar
5.4. : Siklus air panjang
|
- IDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS PERAIRAN
1. AIR
TANAH
Air tanah adalah air yang
terdapat atau tersimpan di dalam tanah. Air tanah mempunyai permukaan yang
sama yang keadaan permukaannya sangat tergantung pada musim. Pada musim
penghujan dangkal atau dekat bahkan sama dengan permukaan bumi dan pada musim
kemarau dalam atau jauh dengan permukaan bumi. Hal ini
bisa diamati pada permukaan air sumur.
Air tanah berasal dari :
a. Atmosfer yang disebut dengan air
hujan /
air vados atau meteoric water.
b. Dalam
bumi, dapat
berupa :
1). Connate
water yaitu air
tanah yang tersimpan dalam batuan sedimen
2). Juvenil water yaitu air tanah yang naik dari magma melalui
mata air panas.
Air hujan yang jatuh ke tanah akan meresap ke dalam tanah (air
infiltrasi) menjadi air tanah. Besar kecilnya daya serap air hujan oleh tanah
di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a.
Kemiringan lereng.
Permukaan tanah yang datar
akan memiliki kemampuan meresapkan air lebih besar dibandingkan dengan
permukaan tanah yang miring. Air hujan yang jatuh pada tanah
yang miring akan mengalir ke daerah yang lebih rendah.
b.
Tingkat
porositas tanah atau batuan.
Tingkat porositas tanah atau batuan merupakan banyak sedikitnya pori-pori
tanah atau batuan yang dapat meresapkan air. Tanah yang gempur mudah meresapkan air, tanah
liat yang padat sulit meresapkan air.
c.
Tingkat kelembaban tanah.
Tanah yang kering mempunyai
kekuatan untuk meresapkan air lebih besar dibandingkan tanah yang lembab.
Bahkan tanah yang jenuh dengan air tidak mampu lagi meresapkan air.
d. Penutupan
lahan oleh vegetasi.
Lahan yang tertutup oleh
vegetasi memiliki kemampuan untuk meresapkan air hujan lebih tinggi
dibandingkan dengan lahan yang terbuka.
Macam-macam air tanah di
lihat dari kedalamannya :
a.
Air Tanah Permukaan ( Air Tanah Freatik
)
Yaitu air tanah yang berasal
dari air hujan yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul diatas lapisan
impermiabel (tidak tembus air)
b.
Air Tanah Dalam ( Air Tanah Artesis /
Ground Water )
Yaitu air tanah yang
terletak diantara dua lapisan impermiabel, dibawah air tanah permukaan. Air ini
dapat dimanfaatkan melalui sumur artesis.
2. SUNGAI
Sungai
adalah bagian permukaan bumi yang
merupakan tempat mengalirkan air dari mata air sampai ke muara, yang bagian
kanan kirinya dibatasi oleh tanggul-tanggul baik alami maupun buatan.
Jenis-jenis sungai :
1.
Berdasarkan
Alirannya atau debet airnya terdiri :
- Sungai Perennial / permanen
Yaitu
sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Faktor yang menyebabkan adalah :
1).
Hujan turun sepanjang tahun di daerah hulu
2).
Hutan / vegetasi lebat di daerah hulu.
3). Mata
airnya berasal dari salju abadi
Apabila
sungai ini alirannya berkurang / sedikit pada musim kemarau disebut sungai
periodik.
- Sungai Intermitten ( Musiman / episodik )
Yaitu sungai yang hanya mengalir pada musim penghujan saja dan kering pada
musim kemarau
- Sungai Ephemeral ( Tidak Permanen )
Yaitu sungai
yang hanya mengalir saat terjadi hujan saja atau beberapa saat setelah hujan
berhenti.
2. Berdasarkan
asal airnya :
a. Sungai
hujan, yaitu sungai yang asal airnya berasal dari air hujan atau dari mata
air. Sebagian besar sungai di Indonesia
merupakan sungai hujan.
b.
Sungai gletser, yaitu
sungai yang airnya berasal dari es / gletser yang mencair. Jenis sungai ini di Indonesia
dijumpai pada lereng puncak gunung Jaya Wijaya.
c.
Sungai campuran, yaitu
sungai yang airnya disamping dari air hujan juga dari gletser. Contohnya adalah
sungai Mamberamo di Papua.
3. Berdasarkan
Bentuk Asal Daerah Yang Dilalui / Arah
Alirannya :
a. Sungai Konsekuen yaitu
sungai yang alirannya sesuai dengan kemiringan batuan.
b. Sungai Subsekuen yaitu sungai yang mengalir tegak lurus terhadap sungai konsekuen
(kemiringan batuan)
c. Sungai Obsekuen yaitu sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemiringan batuan /
berlawanan dengan aliran sungai konsekuen. Merupakan cabang sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen yaitu sungi yang alirannya searah dengan sungai konsekuen tetapi terbentuk
kemudian setelah pengangkatan. Merupakan Cabang dari subsekuen.
e.
Sungai Insekuen yaitu
sungai yang alirannya tidak teratur ( tidak mengikuti kemiringan lereng ). Mengalir
pada daerah yang lapuk dan tererosi.
|
Gambar 5. 5. :
Sungai–sungai berdasarkan asal daerah yang dilalui.
Sumber : Dokumentasi Mitreka, 2007
4. Berdasarkan formasi Geologi dibedakan menjadi :
a. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah alirannya walaupun daerah
yang dilalui telah mengalami pengangkatan.
b. Sungai Seperimpose adalah sungai yang mengalir didaerah unkonformitas. Arah aliran sungai
mengikuti kemiringan batuan termuda, walaupun dasar sungai dapat menoreh
lapisan miring batuan dibawahnya.
c. Sungai Antiklinal adalah sungai yang alirannya berbalik arah karena daerah yang dilalui mengalami
pengangkatan.
d.
Sungai Compound adalah
Sungai yang mengalir melalui berbagai stadia geomorfologi, misalnya daerah
pegunungan berstadia muda, daerah berstadia dewasa, dan daerah berstadia tua.
e. Sungai Komposit adalah sungai yang mengalir melalui berbagai struktur geologi seperti
patahan, lipatan, dataran dan dome.
f. Sungai Reversed adalah sungai yang terpaksa mengubah arah alirannya karena tidak mampu
menerobos daerah yang dilaluinya yang mengalami pengangkatan.
f.
Sungai Resurrected adalah
sungai yang sudah beberapa lama terputus karena tertutup endapan, kemudian
terbuka kembali setelah endapan tersebut mengalami penurunan.
POLA ALIRAN SUNGAI
1). Pola
Aliran Denritik,
yaitu pola aliran sungai yang tidak teratur. Pola ini berkembang pada
daerah yang relatif datar.
2). Pola
Aliran Rectangular, yaitu pola aliran sungai yang
membentuk sudut 90o pada daerah pertemuan anak sungai dan induk
sungai. Terdapat pada daerah patahan.
3). Pola
Aliran Menyebar ( Radial Sentrifugal ), yaitu
pola aliran yang menyebar meninggalkan puncak sebuah dome atau bukit.
4). Pola
Aliran Memusat ( Radial Sentripetal ), yaitu
pola aliran sungai yang menuju daerah yang berupa sebuah cekungan atau basin.
5). Pola
Aliran Trellis, yaitu pola aliran yang membentuk
sirip daun. Pola ini berkembang pada daerah lipatan.
6). Pola
Aliran Pinate, yaitu pola aliran yang membentuk
sudut lancip. Pola ini dijumpai pada lereng dengan kemiringan yang curam.
7). Pola
Aliran Anular, yaitu pola aliran yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari pola menyebar yang mana sungai subsekuen,
resekuen dan obsekuen mengalir menuju ke sungai konsekuen.
Gambar 5.6. : POLA-POLA ALIRAN SUNGAI
Sumber : Dokumentasi Mitreka, 2007
MANFAAT
SUNGAI
Sungai
mempunyai manfaat bagi kehidupan, yaitu :
a.
Sebagai pensuplai kebutuhan air
sehari-hari baik untuk rumah tangga maupun industri
Untuk irigasi
c. Sarana transportasi air
d. Tempat budi daya ikan air
tawar
e. Sebagai pembangkit listrik
tenaga air (PLTA)
f.
Penghasil bahan bangunan,
seperti pasir, batu.
g. Sebagai tempat obyek wisata.
3. DANAU
Danau
adalah cekungan yang luas di daratan yang terisi air, yang kedalamannya lebih
dalam dari pada telaga atau rawa. Pada dasarnya telaga hampir
sama dengan danau. Perbedaannya terletak pada ukurannya, yaitu telaga lebih
kecil dari danau.
Danau dapat diggolongkan menurut cara terjadinya,
yaitu :
a.
Danau tektonik, yaitu danau
yang terbentuk karena peristiwa tektonisme.
Misalnya : Danau Towuti, Danau Poso,
dan Danau Tondano di Sulawesi, Danau Matana, Danau Maninjau, Dan Danau
Singkarak di Sumatera.
b.
Danau
Vulkanik, yaitu danau yang terjadi karena peristiwa vulkanisme. Misalnya Danau Batur di Bali, Danau Gunung Kelut di Jawa Timur.
c. Danau Tektonovulkanik, yaitu
danau yang terjadi karena peristiwa tektonisme dan vulkanisme. Misalnya, Danau Toba di
sumatera Utara.
d. Danau
Karst, yaitu
danau yang terjadi akibat pelarutan batuan kapur oleh air hujan. Misalnya Danau
karst di Gunung Kidul Yogyakarta.
e.
|
|
f.
Danau Gletser, yaitu danau yang terjadi karena adanya
erosi di daerah es. Misalnya Danau Superior di Amerika, Danau Xinluhai di
China.
g. Danau
Bendungan,
yaitu danau yang terjadi karena aliran sungai yang terbendung, baik secara
alami maupun buatan manusia. Misalnya, bendungan-bendungan di Indonesia.
|
|
||||
|
||||
|
Manfaat Danau adalah :
a. Untuk PLTA e. Pengatur debit
air sungai
b.
Pengairan pertanian f. Sarana olahraga air
c. Obyek wisata g. Sarana
transportasi
d. Tempat perikanan darat
4. RAWA
Rawa adalah
tanah basah yang selalu digenangi air karena kurangnya drainase atau letaknya
lebih rendah dari pada daerah sekitarnya. Genangan air dapat berasal dari air
hujan, air tanah atau air sungai.
Macam-macam
rawa :
a.
Rawa yang airnya tidak
mengalami pergantian ( air tidak mengalir )
Ciri-ciri rawa ini adalah : airnya asam, warna airnya kemerahan, tidak
terdapat organisme yang hidup, sukar untuk dimanfaatkan.
b. Rawa yang mengalami
pergantian air ( letaknya dekat sungai )
Rawa ini airnya mengalami
pergantian karena dipengaruhi oleh pasang surut, sehingga sering disebut rawa
pasang surut. Seperti di daerah pantai timur Sumatra
dan Kalimantan Selatan.
Manfaat rawa
diantaranya adalah untuk pembiakan udang, untuk usaha perikanan darat atau
laut, untuk sawah pasang surut, penghasil kayu bakau.
- DAERAH ALIRAN SUNGAI ( RIVER BASIN )
|
Dapat pula
diartikan bahwa DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh igir-igir (ridge)
dan didalamnya terdapat satu induk sungai dengan anak –anak sungainya yang
mengalir menuju ke laut.
Secara
menyeluruh wilayah DAS dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu DAS bagian hulu,
Das bagian tengah, dan DAS bagian hilir. Ketiga bagian DAS tersebut
masing-masing mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Bagian Hulu, ciri-cirinya :
a. kemiringan lereng yang besar
/ curam
b. aliran air deras
c. erosi berjalan cepat,
mengarah ke dasar sungai ( erosi vertikal )
d. bentuk lembah berbentuk
huruf V
e. sering dijumpai jeram
f.
penggunaan lahan didominasi oleh hutan
2.
Bagian Tengah, ciri-cirinya :
a.
kemiringan lereng sudah
berkurang / tidak curam
b. aliran air sedang
c. erosi vertikal dan
horisontal
d. bentuk lembah berbentuk
huruf U
e. sudah mulai ada sedimentasi
f.
penggunaan lahan untuk
pertanian dan permukiman
3.
Bagian Hilir, ciri-cirinya :
a. kemiringan sangat kecil dan
landai
b. aliran lambat
c.
erosi kecil, tetapi sedimentasi
sangat besar
d.
bentuk lembah berbentuk huruf U
dengan tanggul alam di kanan kirinya
e. banyak dijumpai dataran
banjir ( flood plain )
f.
sering dijumpai adanya meander dan oxbow lake
g.
penggunaan lahan berupa
pertanian, perikanan, permukiman, dan industri
PENGELOLAAN
DAS
Pengelolaan DAS saat ini mutlak di
perlukan, karena apabila DAS rusak maka akan
membawa
dampak yang sangat buruk baik terhadap alam maupun manusia yang ada di wilayah
DAS tersebut. Dampak tersebut bisa berupa bencana banjir, tanah longsor,
kekeringan, pencemaran air dll. Walaupun pemerintah telah membentuk badan usaha
yang menangani pelestarian dan eksploitasi air
melalui Perum Jasa Tirta, namun kita juga harus ikut serta dalam usaha
pelestarian DAS.
Adapun tujuan
dari pengelolaan DAS adalah :
1. Mempertahankan fungsi daerah
tangkapan hujan, yaitu dengan pelestarian sumber daya air, dan menjaga
keseimbangan debit air antara musim penghujan dan kemarau.
2.
Pengendalian erosi dan
sedimentasi, yaitu dengan pengendalian daya rusak, peningkatan daya guna /
fungsi bangunan prasarana air.
Upaya untuk pemeliharaan dan
pengelolaan DAS sehingga terhindar dari kerusakan atau penurunan kualitasnya
disebut konservasi. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mengadakan
konservasi tanah yang bertujuan untuk mempertahankan produktivitas tanah. Usaha ini dapat dilakukan
melalui dua metode yaitu :
- Metode Vegetatif
Metode ini dilakukan dengan cara reboisasi, penghijauan, dan sistem
penanaman yang berselang sesuai dengan garis ketinggian ( kontur )
- Metode mekanik
Metode dengan cara pembuatan terassering pada lahan miring,
pembuatan saluran air, pembuatan tandon air, dan pembuatan tanggul-tanggul pada
lereng yang curam.
PERMASALAHAN YANG
DIHADAPI DALAM PENGELOLAAN DAS.
Permasalahan-permasalahan yang
dihadapi adalah berkaitan dengan :
Erosi dan sedimentasi, degradasi
dasar sungai, ketidak seimbangan suplay dan kebutuhan air, dan pencemaran air.
Permasalahan Erosi Dan Sedimentasi
Dengan rusaknya DAS maka akan mempercepat proses erosi di
daerah lereng gunung yang akan berakibat pada terjadinya sedimentasi di waduk-waduk, dengan semakin
banyaknya sedimentasi di waduk akan menyebabkan penurunan kapasitas waduk yang
berakibat turunnya fungsi waduk sebagai pengendali banjir dan penyedia air di
musim kemarau.
Disamping itu dengan rusaknya DAS akan mengakibatkan
menurunnya kemampuan tanah dalam menahan air, matinya beberapa mata air,
bencana banjir, tanah longsor, dan punahnya beberapa jenis flora dan fauna.
Penyebab
kerusakan DAS oleh erosi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2,
yaitu :
1).
Proses Alam, yaitu kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya.
2). Ulah Manusia, seperti penjarahan hutan / lahan,
praktek pengolahan lahan yang kurang tepat.
Permasalahan Degradasi Dasar Sungai
Degradasi / penurunan dasar sungai bisa terjadi karena proses
erosi vertikal, namun yang paling parah adalah karena adanya penggalian /
penambangan pasir sungai yang berlebihan.
Permasalahan
Ketidak Seimbangan Suplay Dan Kebutuhan Air.
Kelangkaan Air Bersih terutama pada musim kemarau terjadi akibat rusaknya DAS di bagian hulu dan pencemaran,
selain itu juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dengan beraneka
ragam kebutuhan air bersih yang makin lama makin besar.
Permasalahan
Pencemaran Air.
Pencemaran air bisa terjadi di sungai, waduk, bahkan air
tanahpun bisa tercemar.
Sumber pencemaran air bisa
dari limbah industri, dan limbah domestik ( baik berupa limbah rumah tangga
maupun sampah )
Gambar 5.16. : Penambangan pasir. Gambar 5.17. : Pencemaran air
Sumber : Dokumentasi Perum Jasa Tirta I Malang
Fenomena
alam yang terdapat dalam suatu DAS adalah :
- Kipas Aluvial (aluvial fan), yaitu endapan yang berbentuk kipas pada daerah yang mempunyai perbedaan kemiringan lereng ( pada daerah pertemuan antara lereng dengan daerah yang datar)
- Meander, yaitu sungai yang berkelok-kelok. Perkembangan lebih lanjut dari meander ini apabila alirannya terputus dan terisi air akan terbentuk danau yang disebut Kali mati ( Oxbow Lake )
- Dataran banjir (flood plain), yaitu daerah dikanan kiri sungai yang tergenang air pada saat terjadi banjir.
- Delta, yaitu endapan material hasil erosi sungai yang diendapkan di muara sungai.
- BANJIR DAN USAHA MENGURANGI RESIKO BANJIR
Banjir adalah
meluapnya air sungai ke kanan kiri aliran sungai. Akhir-akhir ini negara kita
sering dilanda banjir, baik didaerah kota maupun
di luar kota. Bahkan Ibukota Negara kita ( Jakarta ) sering dilanda banjir sampai
berhari-hari. Kondisi semacam ini memang sungguh memprihatinkan dan perlu
segera di tangani kalau tidak ingin menjadi semakin parah.
Faktor-faktor penyebab terjadinya banjir :
- curah hujan yang sangat lebat
- hutan yang gundul
- daerah peresapan air hujan yang semakin sempit karena banyak bangunan
- pendangkalan saluran drainase
- banyak sampah di aliran sungai yang menyebabkan terjadinya penyumbatan aliran.
Dampak
Banjir dapat berupa kerugian jiwa dan harta benda, yaitu al :
a. kerusakan lahan pertanian
dan hasil panen
b. kerusakan bangunan
c. terhentinya kegiatan ekonomi
penduduk
d. kematian
Untuk mengurangi resiko banjir, maka usaha-usaha yang
dapaat ditempuh al. :
- melakukan reboisasi dan penghijauan
- penataan tata ruang yang baik
- menyediakan tempat peresapan air hujan
- pengerukan di saluran atau sungai
- pembuatan saluran drainase yang memadai
- membuang sampah pada tempatnya.
- Pembuatan tanggul-tanggul di kanan-kiri sungai
- Peningkatan kesadaran penduduk dalam upaya memelihara lingkungan hidup melalui pendidikan formal maupun non formal dan melalui media massa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar