1. Latar Belakang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa
Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) telah dilaksanakan oleh
para guru SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan MTs (Madrasah Tsanawiyah) di
berbagai
provinsi di Indonesia sejak tahun 1998/1999. Oleh karena itu, PTK sudah mulai
dikenal oleh para guru semenjak tahun 1999. Setelah itu, guru jenjang SD dan
SMA juga mengenal dan melaksanakan PTK. Sekarang PTK malah diwajibkan oleh
pemerintah kepada guru.
PTK dilakukan oleh suatu kelompok atau gugus yang
beranggotakan beberapa guru, satu guru inti atau senior, pembimbing atau
instruktur, dan kepala sekolah sebagai ketua tim. Jumlah anggota gugus antara 3
s.d. 13 orang. Jumlah anggota gugus dapat lebih kecil, agar setiap anggota
mempunyai peran dan tanggung jawab yang lebih besar dalam pelaksanaan PTK.
Gugus ini mirip dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sehingga PTK
sering dianggap sebagai revitalisasi kegiatan MGMP karena masalah yang dibahas
jauh lebih terfokus dan mengarah pada pengembangan kompetensi profesional guru.
Karena PTK disiapkan dan dilakukan oleh satu kelompok,
penelitian ini disebut juga PTK Kolaborasi (PTKK). Masalah yang dihadapi
dikelompokkan sesuai sifat dan intensitasnya, kemudian didiskusikan secara
bersama-sama untuk mencari pemecahannya melalui pertemuan mingguan. Oleh karena itu, semangat yang mendasari PTK
adalah membiasakan guru untuk menemukan dan memecahkan masalah sehari-hari yang
mereka hadapi di kelas melalui kolaborasi atau kerjasama dengan guru-guru
lainnya. Selain itu, juga membiasakan
guru untuk melaksanakan pembelajaran berwawasan penelitian (learning through
research).
PTK telah menjadi bagian yang penting dari pekerjaan
professional guru karena mereka terbiasa menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran yang
dilaksanakan. Sebelumnya mereka dianggap orang yang mempunyai masalah, tetapi
tidak merasa bahwa dirinya mempunyai masalah. Dengan adanya PTK guru dapat
menerapkan hasil temuan guru lain yang latar (setting) atau konteks
penelitiannya mirip dengan (setting)
kelasnya.
2. Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
reflektif yang dilaksanakan secara
siklis (berdaur) oleh guru di
dalam kelas. Dikatakan demikian sebab PTK mulai dari
tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang ditujukan untuk
memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas
pembelajaran. Ada
beberapa jenis penelitian tindakan kelas, dua di antaranya adalah PTK
individual yang dilakukan oleh seorang guru,
dan penelitian tindakan kelas kolaborasi yang dilakukan oleh dua atau lebih
guru dalam satu tim.
PTK dapat berupa penelitian kualitatif atau
kuantitatif, tergantung pada masalah yang akan dipecahkan. PTK bertujuan untuk
memperbaiki kinerja pembelajaran, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk
digeneralisasi. Namun, hasil PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang
mempunyai konteksnya mirip atau cocok.
3. Perbedaan PTK dan Non PTK
Perbedaan antara penelitian formal dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) disajikan dalam tabel berikut ini.
Penelitian
Formal
|
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
|
·
Dilakukan oleh
orang luar
|
·
Dilakukan oleh
guru/dosen
|
·
Sampel harus
representatif
|
·
Kerepresentatifan
sampel tidak menjadi persyaratan penting
|
·
Mengutamakan
validitas internal dan eksternal
|
·
Lebih
mengutamakan validitas internal
|
·
Menuntut
penggunaan analisis statistik yang rumit
|
·
Tidak menuntut
penggunaan analisis statistik yang rumit
|
·
Mempersyaratkan
hipotesis
|
·
Tidak selalu
menggunakan hipotesis
|
·
Mengembangkan
teori
·
Tidak
memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung
|
·
Memperbaiki
praktik pembelajaran secara langsung
|
·
Hasil
penelitian merupakan produk ilmu.
|
·
Hasil
penelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran
|
·
Berlangsung
linear (bergerak maju)
·
Tidak
kolaboratif dan individual
|
·
Berlangsung
siklis
·
Kolaboratif dan
kooperatif
|
4. Tujuan
Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui teknik-teknik pengajaran
yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat perkembangan siswa. PTK juga dimaksudkan sebagai salah satu cara
untuk memberdayakan guru dan
meningkatkan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang tepat bagi
siswa dan kelas yang diajarnya.
5. Manfaat
Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
sebagai berikut:
·
Menumbuhkan
budaya meneliti pada guru agar terjadi inovasi pembelajaran.
·
Meningkatkan
profesionalisme guru terutama kemampuan
dalam menjabarkan kurikulum sesuai dengan tuntutan lokal, sekolah, dan
kelas.
·
Meningkatkan mutu
pengajaran dan hasil belajar siswa berdasarkan temuan langsung dari kelas guru
sendiri.
·
Mengembangkan
kerjasama atau kolaborasi antar guru disekolah itu dan guru-guru disekolah
lain dalam memecahkan masalah pengajaran
dan pembelajaran.
·
Menumbuhkan
kebiasaan guru melaksakan pembelajaran yang berwawasan penelitian (learning
throught research).
·
Membiasakan
guru/pihak lain untuk memecahkan masalah dan merumuskan program pembelajaran
berdasarkan temuan empiris yang kontekstual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar