Senin, 19 Januari 2015

RPP INTEGRASI PLH



RPP INTEGRASI PLH

NAMA SEKOLAH          :  SMA Negeri 6 Madiun
MATA PELAJARAN       :  Geografi
KELAS                            :  XII
SEMESTER                     :  2 ( dua )
TAHUN PELAJARAN    :  2015/2016
ALOKASI WAKTU        :  5 x 40 menit



I.     STANDAR KOMPETENSI
3.      Menganalisis wilayah dan pewilayahan

II.    KOMPETENSI DASAR
3.2.  Menganalisis kaitan antara konsep wilayah dan perwilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah

III.   TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa mampu
·         Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·         Menjelaskan pengaruh pusat-pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan social budaya masyarakat
·         Menjelaskan pengertian, pemanfaatan serta dampaknya dari pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran terhadap lingkungan
       Karakter siswa yang diharapkan  : 
§           Kerja keras, Jujur, saling menghargai.
       Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif   : 
§           Kerja keras, jujur, saling menghargai orang lain, inovatif,

IV.   MATERI PEMBELAJARAN
·         Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia

V.   INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
·         Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·         Menjelaskan pengaruh pusat-pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan social budaya masyarakat
·         Siswa dapat memahami pengertian, pemanfaatan dan dampaknya dari pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran terhadap lingkungan

VI.   METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Diskusi
Pendekatan                          ~    CTL
Tugas membuat kliping tentang pemanfaatan dan dampaknya dari pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran terhadap lingkungan (Kelompok dan Mandiri)

 

MENGANALISA SEBUAH PRODUK BERDASARKAN 6 TATA KELOLA DESAIN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DESIGN)

Metode
Asosiasi
Estetika
Kebutuhan
Telesis
Kegunaan
·         Metode dibagi menjadi 2 pandangan, yaitu :
Episteme dan Techne.
-          Episteme adalah pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi.
-          Techne adalah keteknikan atau keterampilan bertukang.
·         Metode yang digunakan pada pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran adalah dipahat, diamplas, dan diukir.
·         Asosiasi adalah kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan kemampuan panca-indra dengan menggunakan gambar, bagan, dan sebagainya.
·         Asosiasi pada pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran:
1.       Sebelum dalam pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran terlebih dahulu mengidentifikasi-kan kebutuhan dari kerajinan yang akan dibuat, perencanaan fisik berupa merancang model (desain) dari karya seni yang akan dihasilkan.
2.       Mengevaluasi kualitas dari kerajinan pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran yang telah dibuat.
·         Estetika adalah ilmu keindahan yang dapat memadukan seluruh unsur dalam penciptaan karya.
·         Estetika pada pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran:
1.       Memadu padankan hiasan yang unik dan sesuai untuk menambah keindahan hasil kerajinan.
2.       Membentuk ukiran yang indah dengan ketelitian dan kesabaran yang tinggi.
3.       Memadukan warna yang sesuai agar pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran lebih indah.
·         Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan untuk membuat karya.
·         Kebutuhan pada pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran
-          Membutuhkan pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran yang berkualitas baik.
-          Lampu
-          Alat ukir
-          Parang
-          Amplas
-          Vernis
-          Cat
-          Lem
-          Manik-manik
-          Kain perca
-          Gunting, dan lain-lain.
·         Telesis adalah fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi sosial dan budaya pada tempat desain tersebut dibutuhkan dan digunakan.
·         Telesis pada pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran:
-          Terjadinya perubahan fungsi limbah pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran yang semula biasanya dijadikan arang dapat dijadikan kerajinan dalam pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran yang indah dan memiliki nilai seni yang tinggi.
·         Kegunaan adalah fungsi praktis dari sebuah desain.
·         Kegunaan dari kerajinan pokok materi pelajaran yang sesuai dengan topik pembelajaran atau hasil desain-nya adalah sebagai lampu yang menerangi ruangan bisa juga sebagai hiasan di dalam rumah.



Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
·         Menganalisisa kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah
·         Secara kelompok dengan alat peraga peta, mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·         Secara kelompok diskusi tentang pengaruh pusat pertumbuhan perkembangan ekonomi dan perubahan social budaya masyarakat
·         Siswa dapat Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·         Siswa dapat Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh social budaya masyarakat

VII.  LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.  Kegiatan Pendahuluan:
·         Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
·         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.  Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
·         Mengungkap kembali perbedaan teori tempat sintral denga teori kutub pertumbuhan. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
·         Secara kelompok dengan peta, siswa mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
·         Secara kelompok diskusi tentang pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan perubahan social budaya masyarakat. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
·         Presentasi dan pembahasan. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
·         Kesimpulan. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
·         Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
·         Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.)
3.  Kegiatan Penutup:
·         Melakukan refleksi materi yang telah dibahas. (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
·         Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.  (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);
·         Secara individu, siswa membuat kliping tentang pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan (berisi tentang rangkuman, tanggapan, dan sumber) (nilai yang ditanamkan: Kerja keras, Jujur, saling menghargai.);

VIII.  SUMBER BELAJAR / ALAT / BAHAN          : 
-          Sumber  
·         Mamat Ruhimat, Drs dan Bambang Utoyo, Drs (1995) Penuntun Belajar Geografi SMU Kelas 2, Badung Ganeca Exact
·         Soetanto (1990) Regionalisasi : Penerapan Batas Wilayah Yogyakarta, Fakultas Geografi UGM
·         Buku geografi lain yang relevan
-               Alat
Peta pusat pertumbuhan di Indonesia
Buku PLH

IX.  PENILAIAN
·         Jenis tagihan        :  Tugas individu, tugas kelompok
·         Bentuk tagihan    :  Uraian berstruktur
·         Instrumen penilaian
1.       Sebutkan 5 wilayah pusat pertumbuhan di Indonesia!
2.       Sebutkan dampak pertumbuhan pemukiman terhadap kualitas lingkungan
3.       Diskripsikan dampak pertumbuhan wilayah terhadap konflik pemanfaatan lahan di kota!
       1. Pedoman penilaian proses menemukan jawaban yang benar.
    
No
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6



























        
          Aspek yang dinilai :                                                      
1. Kecepatan dalam menemukan jawaban yang benar.                         
2. Kemampuan menyampaikan jawaban kepada kelompoknya.            
3. Kemampuan memberikan argumentasi.                                             
4. Kemampuan menyampaikan kritik.                             
5. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.                      
6. Kelancaran berbicara

Penskoran :                                                          Jumlah Skor                             Nilai
A  Tidak baik        skor 1              29 – 30                        Sangat baik     97 - 100
B  Kurang baik      skor 2              27 – 28                        Baik                 90 - 93
C  Cukup baik       skor 3              26                    Cukup              87
D  Baik                  skor 4              6 – 20              Kurang             20 - 83
E  Sangat baik      skor 5

Perhitungan nilai akhir :
Jumlah skor perolehan x 100
Jumlah skor maksimal

        2. Pedoman penilaian kliping.

No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
1
2
3
4
5








































      Aspek yang dinilai :
1. Kerapian pengaturan gambar dan tulisan.
2. Kemampuan menanggapi peristiwa yang tertera dalam gambar.
3. Kemampuan menyusun kalimat dengan menggunakan bahasa yang baik dan
    benar.
4. Kemampuan membuat kesimpulan.
5. Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas.

Penskoran :                                  Jumlah Skor                             Nilai
A  Tidak baik        skor 1              24 – 25                        Sangat baik     96 - 100
B  Kurang baik      skor 2              23                    Baik                 92
C  Cukup baik       skor 3              22                    Cukup              88
D  Baik                  skor 4              5 – 21              Kurang             20 - 84
E  Sangat baik      skor 5


        Perhitungan nilai akhir :
Jumlah skor perolehan x 100
Jumlah skor maksimal

        Catatan : a. Batas ketuntasan pelajaran PKn 85
                         b. Pedoman nilai
                               94 – 100 sangat baik                                                                                                                       
                               89 – 93   baik
                               85 – 88   cukup
                               ... –  84   kurang


Mengetahui,                                                                  …………., ……………………..
Kepala Sekolah……………..                                      Guru Geografi



____________________________                            _________________________
NIP/NIK.                                                                    NIP/NIK.

















HASIL KLIPING SISWA

Erastothenes (Abad ke-1) 
Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka bumi
Claudius Ptolomaeus 
Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi
Ullman (1954
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Strabo (1970
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut konsep Natural Atrribut of Place
Ekblaw dan Mulkerne 
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati
Paul Vidal de La Blance 
Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini
Prof. Bintarto (1981
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Von Rithoffen 
Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut.
Haris (2012) 
Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada dipermukaan bumi.
Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul GEOGRAPHIA GENERALIS, beliau membagi geografi menjadi
  1. Geografi absolute
  2. Geografi relative
  3. Geografi komparatif

Konsep

  • Konsep Lokasi
Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:
  •  
    1. Lokasi absolut : lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap. Contoh : Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan di antara 95°BT-141°BT.
    2. Lokasi relatif : lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah. Contoh: Indonesia terletak antara Benua Asia dan Australia.
  • Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).
  • Konsep Keterjangkauan
Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan kondisi tempat. Contoh: Surabaya–Jakarta bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.
  • Konsep Pola
Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.
  • Konsep Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi geografi.
  • Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan dan daerah pemukiman.
  • Konsep Nilai Kegunaan
Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam keramaian, kebisingan dan kesibukan.
  • Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala dengan gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.
  • Konsep Diferensiasi Area
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan khas dan corak persawahan.
  • Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.

Pendekatan Geografi

  • Pendekatan Spasial (Keruangan)
Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut, yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.
  • Pendekatan Ekologi (Lingkungan)
Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis lingkungan geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal (alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah. Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.
  • Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)
Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya dengan wilayah khatulistiwa.[1]

Prinsip dasar

Ada 4 prinsip utama dalam menganalisis gejala geosfer.
  • Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya.
  • Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain. Contohnya sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena masih tersedianya lahan untuk digarap.
  • Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan fenomena geosfer memerlukan deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar atau grafik. Contohnya peta persebaran lempeng tektonik di dunia.
  • Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu. Prinsip ini merupakan simbol dari geografi modern. Contohnya suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di perkotaan.

Prinsip pemetaan

PtolemyWorldMap.jpg
Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di abad ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka, besar) dan "Aurea Chersonesus" (Asia Tenggara)
Ptolemeus juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang dihuni (oikoumenè) dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumenè Nya membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .

Sejarah

Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak ditemukan di Indonesia[butuh rujukan]. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-modernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Metode

Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan:
  • Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang kemudian dibahas secara global
  • Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu atau lokasi di atas planet.
  • Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
  • Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada wilayah geografis tertentu.

Cabang

Geografi fisik

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi fisik
Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.

Geografi manusia

!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan

Geografi manusia-lingkungan

Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. Walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dan penelitian risiko-bencana. Karakter manusia yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka harus melakukan penggunaan alam atau eksploitasi alam guna terpenuhinya kebutuhan hidup.

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang ada.

Ekologi budaya dan politik

Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.

Penelitian risiko-bencana

Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang tinggal di dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.

Geografi sejarah

Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan sejarah. Tetapi di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai pada awal abad ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada wilayah di atas bumi.
Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya terlalu sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara geografer angkatan berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin ini yang menyebabkan krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.

Teknik geografis

Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing, adalah ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi, dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic overview --pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, 'school' atau fakultas) geografi.
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan peta digital. Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta digital tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis dat kartografis), namun dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.

Kartografi

Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu. Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi untuk membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari proses proyeksi ke bidang datar.

Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi dengan cara otomatis melalui komputer secara akurat secara informasi. Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG memacu revolusi kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti lunak (software) SIG.

Metode kuantitatif geografi

Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan dan uji statistik non-parametris pada studi geografi










































KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM )
MATA PELAJARAN: GEOGRAFI

Satuan Pendidikan
:
SMA Negeri 6 Madiun
Mata Pelajaran
:
Geografi
Program
:
Ilmu Pengetahuan Sosial 
Kelas Semester
:
XII/Genap
Tahun Ajaran
:
2015/2016

Kompetensi Dasar
dan Indikator
Standar Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Penetapan Ketuntasan
Hasil KKM
Nilai KKM %
Kompleksitas
Daya Dukung
Intake
Pengetahuan
Sikap/Afektif
Jumlah
STANDAR KOMPETENSI
3.     Menganalisis wilayah dan pewilayahan

3.1    Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial desa dan kota

  • Merumuskan pengertian konsep wilayah dan pewilayahan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengidentifikasi kota-kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan atau fungsional
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Membedakan generalisasi wilayah (region generalization ) dan klasifikasi wilayah (region classification)
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menghitung delimitasi wilayah secara kuantitatif
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menentukan batas – batas wilayah pertumbuhan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengungkapkan tahapan fase  – fase pertumbuhan suatu wilayah
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menganalisis batas – batas wilayah pertumbuhan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan sebuah kota
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menganalisis pusat – pusat pertumbuhan di Indonesia
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi danperubahan sosial-budaya masyarakat
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Merumuskan pengertian konsep wilayah dan pewilayahan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengidentifikasi kota-kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan atau fungsional
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Membedakan generalisasi wilayah (region generalization ) dan klasifikasi wilayah (region classification)
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menghitung delimitasi wilayah secara kuantitatif
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menentukan batas – batas wilayah pertumbuhan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect
76
76
76
76
76
76
76 %
3.2    Menganalisis wilayah  / perwilayahan negara maju dan berkembang

  • Mengidentifikasi ciri/indikator negara maju dan negara berkembang
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Memberikan - contoh indikator keberhasilandengan tepat negara maju menurut UNRISD (United Nations  Research Institute For Social Development) tahun 1997
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengidentifikasi tentang tahapan – tahapan perkembangan negara menurut W.W. Rostow
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Memberikan contoh negara – negara berkembang
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah negara maju
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengemukakan model pengembangan negara berkemban
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Menyajikan pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia
76
76
76
76
76
76
76 %
  • Mengidentifikasi ciri/indikator negara maju dan negara berkembang
76
76
76
76
76
76
76 %
Jumlah 2 KD


KKM ( Geografi SK 3)
76 (76 %)








PEMETAAN SK, KD DAN ASPEK
GEOGRAFI

Satuan Pendidikan
:
SMA Negeri 6 Madiun
Mata Pelajaran
:
Geografi
Program
:
Ilmu Pengetahuan Sosial 
Kelas Semester
:
XII/Genap
Tahun Ajaran
:
2015/2016

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Aspek
Ket
Penguasaan Konsep
dan Nilai-nilai
Penerapan
3.  Menganalisis wilayah dan pewilayahan
3.1 Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial desa-kota
       Mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan perkembangan desa kota
       Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang desa
       Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang kota
       Menganalisis model-model teori struktur spasial kota
       Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi spasial desa dan kota
       Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah
Ø       Kerja keras.
Ø       Jujur.
Ø       saling menghargai orang lain
Ø      inovatif


3.2 Menganalisisa kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah
       Merumuskan pengertian konsep wilayah dan pewilayahan kota
       Mengidentifikasi kota-kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan atau fungsional
       Membedakan generalisasi wilayah (region generalization) dan klasifikasi wilayah (region classification)
       Menghitung delimitasi wilayah secara kuantitatif
       Menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan
       Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan
       Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect
       Mengungkapkan tahapan fase-fase pertumbuhan suatu wilayah
       Menganalisa batas-batas wilayah pertumbuhan
         Mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan sebuah kot
       Menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan
       Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
       Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh social budaya masyarakat
Ø       Kerja keras.
Ø       Jujur.
Ø       saling menghargai orang lain
Ø      inovatif


3.3 Menganalisis wilayah/pewilayahan negara maju dan berkembang

       Mengidentifikasi cirri/indicator negara maju dan berkembang
       Memberikan contoh indicator keberhasilan dengan tepat negara maju menurut  UNRISD (United Nations Research Institute For Social Development) Tahun 1997
       Mengidentifikasi tentang tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
       Memberikan contoh negara-negara berkembang
       Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah negara maju
       Mengemukakan model pengembangan negara berkembang
       Menyajikan pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia
      Kerja keras.
      Jujur.
saling menghargai orang lain
inovatif


Jumlah













SILABUS PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan
:
SMA Negeri 6 Madiun
Mata Pelajaran
:
Geografi
Program
:
Ilmu Pengetahuan Sosial 
Kelas Semester
:
XII/Genap
Tahun Ajaran
:
2015/2016

Kompetensi Dasar
Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa
Kewirausahaan/
Ekonomi Kreatif
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
Alokasi Waktu
(menit)
Sumber /
Bahan / Alat

3.1 Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial desa-kota
       Kerja keras
       Jujur
       saling menghargai

       Kerja keras.
       Jujur.
       saling menghargai orang lain
       inovatif,

·          Potensi desa

·          Struktur ruang desa dan kota
















·          Interaksi desa dan kota

·          Secara kelompok, diskusi tentang potensi desa kaitannya dengan perkembangan desa kota
·          Secara kelompok diskusi tentang cirri-ciri struktur desa
·          Secara kelompok diskusi tentang cirri-ciri struktur kota
·          Secara kelompok menganalisisa model-model teori struktur spasial kota

·          Mengungkapkan kembali factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi spasial desa-kota dari berbagai referensi
·          Secara individu, menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah dari data yang disajikan dalam LKS
·          Mengidentifikasi potensi desa kaitannya dengan perkembangan desa kota
·          Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang desa
·          Mengidentifikasi cirri-ciri struktur ruang kota
·          Menganalisis model-model teori struktur spasial kota








·          Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya interaksi spasial desa dan kota
·          Menghitung kekuatan interaksi antara dua wilayah

Jenis tagihan :
Tugas individu
Ulangan


Bentuk tagihan :
Laporan
Uraian berstruktur



12 x 40










Sumber :
Bintarto : Geografi Kota (1977) Yogyakarta, Fakiltas Geografi Universitas Gajah mada


Daldjoeni, N (1999) Geografi Kota dan Desa. Alumni Bandung

--Geografi Baru Alumni Bandung

Buku Geografi lain yang relevan

Sumber/alat :
Gambar (chart)
CD interaktif


3.2 Menganalisisa kaitan antara konsep wilayah dan pewilayahan dengan perencanaan pembangunan wilayah
       Kerja keras
       Jujur
       saling menghargai

       Kerja keras.
       Jujur.
       saling menghargai orang lain
       inovatif,

·          Konsep wilayah dan pewilayahan
-     Wilayah formal dan fungsional (nodal)
-     Contoh pewilayahan secara formal dan fungsional
-     Membuat pewilayahan berdasarkan fenomena geografis di lingkungan setempat
-     Menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan









-     Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan








·          Mengungkapkan kembali perbedaan wilayah formal dan fungsional (nodal) dari berbagai referensi
·          Mengidentifikasi kota / wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan fungsional
·          Melalui diskusi, membedakan generalisasi wilayah (region generalization) dan klasifikasi wilayah (region classification)
·          Secara kelompok menghitung delitimasi wilayah secara kuantitatif dari data yang telah tersedia pada LKS
·          Secara individu menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan (Misalnya : Nanggro Aceh Darussalam sebelum dan sesudah terjadinya gempa bumi/tsunami)
·          Secara kelompok menganalisa perbedaan spread effect dan backwash effect
·          Melalui diskusi, mengidentifikasi fase-fase pertumbuhan suatu wilayah
·          Menelaah tentang batas-batas wilayah pertumbuhan dari berbagai referensi
·          Mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan sebuah kota
·          Merumuskan pengertian konsep wilayah dan pewilayahan kota
·          Mengidentifikasi kota-kota atau wilayah yang termasuk ke dalam wilayah formal dan atau fungsional
·          Membedakan generalisasi wilayah (region generalization) dan klasifikasi wilayah (region classification)
·          Menghitung delimitasi wilayah secara kuantitatif
·          Menentukan batas-batas wilayah pertumbuhan
·          Menjelaskan pengertian pusat pertumbuhan
·          Menjelaskan perbedaan spread effect dan backwash effect
·          Mengungkapkan tahapan fase-fase pertumbuhan suatu wilayah
·          Menganalisa batas-batas wilayah pertumbuhan
·          Mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan sebuah kot
Jenis tagihan :
Tugas individu
Ulangan


Bentuk tagihan :
Laporan
Uraian berstruktur










Jenis tagihan :
Tugas individu
Tugas kelompok
Test tertulis


Bentuk tagihan :
Uraian berstruktur
6 x 40

















12 x 40
Sumber :
Tarigan Robinson, Perencanaan Pembangunan wilayah (2005), Jakarta, Bumi Aksara

Buku geografi lain yang relevan








Sumber :
Soetanto (1990) regionalisasi : Penerapan Batas wilayah. Fakultas geografi. UGM Yogyakarta
Buku geografi lain yang relevan
Bahan/alat :
Peta Indonesia
Atlas
Model/gambar struktur ruang kota




       Kerja keras
       Jujur
       saling menghargai

       Kerja keras.
       Jujur.
       saling menghargai orang lain
       inovatif,

-     Teori-teori pusat pertumbuhan








-     Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia

·          Mengidentifikasi perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan
·          Secara kelompok dengan alat peraga peta, mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·          Secara kelompok diskusi tentang pengaruh pusat pertumbuhan perkembangan ekonomi dan perubahan social budaya masyarakat
·          Menjelaskan perbedaan teori tempat yang sentral dan teori kutub pertumbuhan
·          Menganalisis pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
·          Menjelaskan pengaruh pusat pertumbuhan terhadap perkembangan ekonomi dan pengaruh social budaya masyarakat

Jenis tagihan :
Tugas individu
Ulangan


Bentuk tagihan :
Laporan
Uraian berstruktur
10 x 40




3.3 Menganalisis wilayah/pewilayahan negara maju dan berkembang

       Kerja keras
       Jujur
       saling menghargai

       Kerja keras.
       Jujur.
       saling menghargai orang lain
       inovatif,

·          Indikator Pencapaian Kompetensi negara maju dan berkembang
·          Ukuran keberhasilan pembangunan dari UNRISD (United Nations Research Institute For Social Development) Tahun 1997





·          Tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow
·          Contoh-contoh negara maju dan berkembang

·          Secara kelompok mengidentifikasi cirri atau indicator negara maju dan berkembang
·          Mengidentifikasi ukuran keberhasilan pembangunan menurut indicator UNRISD Tahun 1997







·          Secara kelompok atau diskusi tentang tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow

·          Mengidentifikasi cirri/indicator negara maju dan berkembang
·          Memberikan contoh indicator keberhasilan dengan tepat negara maju menurut  UNRISD (United Nations Research Institute For Social Development) Tahun 1997






·          Mengidentifikasi tentang tahapan-tahapan perkembangan negara menurut W.W Rostow



Jenis tagihan :
Tugas individu
Tugas kelompok
Test tertulis


Bentuk tagihan :
Uraian berstruktur
Laporan







Jenis tagihan :
Tugas individu
Tugas kelompok
Test tertulis

4 x 40



















6 x 40
Sumber :
Todaro, Michael (1978) Pembangunan Ekonomi di dunia Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia

Bahan/alat :
Peta
Atlas







Sumber :
Todaro, Michael (1978) Pembangunan Ekonomi di dunia Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia




       Kerja keras
       Jujur
       saling menghargai


       Kerja keras.
       Jujur.
       saling menghargai orang lain
       inovatif,


·          Contoh-contoh negara maju dan berkembang



·          Model pengembangan wilayah negara maju dan berkembang



·          Pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia







·          Melalui diskusi di dalam kelompok, mengidentifikasi contoh-contoh negara berkembang

·          Secara kelompok menganalisis beberapa model pengembangan wilayah negara maju dengan gambar pola bentuk kota di negara maju.
·          Diskusi kelompok tentang pola pembangunan/pengembangan wilayah Indonesia
·          Membuat laporan tulisan tentang pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia

·          Memberikan contoh negara-negara berkembang




·          Mengemukakan beberapa model pengembangan wilayah negara maju
·          Mengemukakan model pengembangan negara berkembang
·          Menyajikan pola pembangunan atau pengembangan wilayah Indonesia


Bentuk tagihan :
Laporan
Uraian berstruktur



Jenis tagihan :
Tugas individu
Tugas kelompok
Ulangan


Bentuk tagihan :
Uraian berstruktur
Laporan










4 x 40

Petter Haggett :
Geography : a Modern Synthesisi

Buku geografi yang relevan

Bahan/alat :
Peta
Atlas
Chart (gambar0gambar model pengembangan wilayah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar