Jumat, 30 Januari 2015

Peran Media dalam Pembelajaran - SMAN 6 Madiun



Dalam masa pembangunan nasional yang sedang kita laksanakan dituntut untuk disiapkan tenaga kerja yang bermoral, dinamis, trampil, kreatif serta berpengetahuan yang tinggi. Untuk itu diperlukan kondisi pendidikan yang mampu menghasilkan manusia – manusia yang siap dan mampu mengemban tugas pembangunan bangsa dalam rangka mencapai tujuan nasional. Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan disegala apek kehidupan.

Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan pangkal tolak dan dasar yang kuat bagi bangsa Indonesia guna mengatur dan menyelenggarakan suatu pemerintahan yang kuat dan berkesinambungan.
Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 pada alenia keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional  Indoneia adalah “ Mencerdaskan Kehidupan Bangsa “. Selanjutnya sebagai landasan hukum dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas yang memiliki kecerdasan serta ketrampilan sehingga mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Maka pasal 31 Undang–Undang Dasar 1945 memberikan landasan yang merupakan :                                                             
  1. Tiap – tiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran.                      
  2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran yang diatur dalam Undang – Undang. 
Mencermati pasal 31 dan 2 Undang–Undang Dasar 1945 tersebut diatas menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan hak bagi setiap warga negara dan merupakan hak asasi manusia, dimana hak asasi tersebut merupakan hak yang paling mendasari yang dibawa oleh manusia sejak lahir, dan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sangat wajar bila bidang pendidikan di Indonesia mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah, yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan nasional yang terpadu dan serasi, baik antar lembaga, jenis, dan jenjang pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya untuk mewujudkan manusia–manusia yang berkualitas, mandiri, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti tercantum dalam Tap MPR No. II/MPR/1993 yang merumuskan tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, berkepribadian, mandiri, maju, teguh, cerdas dan kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani rohani. Pendidikan Nasional juga menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi pada masa depan. Iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang maju ( 1993 : 95 ).

Selanjuatnya menurut Undang–Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 2 telah ditetapkan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ( 2003 : 11 )
Dari tujuan pendidikan nasional tersebut di atas terlihat jelas bahwa kecerdasan suatu bangsa harus disertai adanya iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di era globalisasi ini penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tuntutan yang harus dikuasai oleh suatu bangsa agar tidak tertinggal oleh bangsa–bangsa lain.
Di sekolah, guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu “Mengantarkan para siswa untuk menuju pada perubahan–perubahan pada perubahan tingkah laku, baik intelektual, perasaan maupun psikomotor agar siswa dapat mandiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial“ (Winataputra, 1997 : 6.3 ).
Tak bisa dipungkiri, dewasa ini media telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Di negara maju, media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan seorang insinyur ternama Amerika Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media telah menjadi “ orang tua ketiga “ bagi anak (guru adalah orang tua kedua). Meskipun perkembangannya di Indonesia belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan.
Salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya bagian inilah sering muncul antara lain : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam hal media pembelajaran yang khususnya tentang penggunaan Notebook/Labtop, sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Dimana pada setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Isbani (1985 : 23) berpendapat bahwa “Belajar dapat berhasil kalau ada tujuan yang mengandung arti bagi individu“. Dampaknya guru memerlukan metode dan media pembelajaran agar proses belajar mengajar berhasil atau tujuan pembelajaran tercapai.
Surya (1988 : 3) menyatakan tugas guru adalah :
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pembawa ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa demikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.

Ahli lain mengemukakan : “Media dapat dipakai untuk memberi motivasi, untuk menarik perhatian, untuk mempertinggi proses, untuk menilai, untuk berpikir, untuk reaksi (respon) dan untuk menguji daya transfer“ (Isbani, 1986 : 46).
Media pembelajaran dalam proses belajar bagi siswa sangat penting untuk membantu konsep pada materi pembelajaran, dan mampu memotivasi minat dan perhatian anak, serta membantu tugas guru menyampaikan informasi pembelajaran menjadi efisien.
Winataputra dkk. ( 1977 : 5.8 ), menyatakan fungsi media pembelajaran antara lain :
1.      “………. dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat “.
2.      “………. dengan media pembelajaran siswa dapat untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar “.
3.      “……….. dengan media pembelajaran meletakkan dasar– dasar yang konkrit untuk berpikir “.

Media pembelajaran Notebook/Labtop merupakan media pembelajaran yang dapat diklasifikasikan ke dalam media pembelajaran yang berbasis komputer yang mencakup “ media visual, media audio, dan media audio visual yang memiliki animasi“ (Winataputra dkk, 1977 : 5.10). Dari beberapa media tersebut di sekolah–sekolah sering menggunakan media visual/grafis/media gambar yang disebut juga media dua dimensi.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer-assited Instruction–CAI, atau Computer-assited Learning–CAI). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan untuk tujuan menyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills and practise, semulasi atau permainan.
“Notebook/Labtop merupakan media yang mengkombinasi fakta gagasan secara jelas dan kuat melalui satu pengungkapan kata–kata gambar dengan animasi “(Isbani dan Sardjono, 1986 : 3), karena Notebook/Labtop mempunyai kelebihan seperti mudah dioperasikan. “Notebook/Labtop mempunyai keuntungan yakni data dapat disimpan dan dapat digunakan berulang–ulang dengan melihat karakteristik yang akan ditampilkan dalam proses belajar mengajar yang digunakan untuk tujuan tertentu dan mudah disimpan“.
Pendidikan merupakan sarana dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses pendidikan hendaknya mampu memberikan dasar–dasar dan arah tujuan, sehingga setelah melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang masing–masing. Tanggung jawab pendidikan tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat, karena proses pendidikan (belajar) itu berlangsung di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya–upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil–hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat–alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat yang berupa Notebook/Labtop sebagai media pembelajaran yang akan digunakan. Maka guru harus memiliki pengetahuan dan pemahan yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6).
a.       Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b.      Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c.       Seluk beluk proses belajar.
d.      Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
e.       Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f.        Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
g.       Media pendidikan dalam setiap mata pemataran.
h.       Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Pendidikan yang berlangsung di lingkungan sekolah menempatkan guru sebagai pelaksana utama. Selanjutnya tentang pengajaran, Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa, pengajaran (ditinjau dari proses teknis) sebagai perubahan tingkah laku yang terarah, maka pada akhir proses itu diperlukan data yang menunjukkan perubahan tingkah laku itu telah berjalan atau belum         (1989 : 59). Masalah yang kita hadapi dalam dunia pendidikan saat ini lebih terkhusus pada kualitas pendidikan. Masyarakat menilai bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, dan berbagai sorotan yang dilontarkan kepada dunia pendidikan adalah pendidikan kita kurang efektif, kurang efisien, dan kurang bisa membangkitkan gairah belajar siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus segera melakukan koreksi diri dan proaktif terhadap sorotan tersebut.
Perubahan yang terjadi dewasa ini selain disebabkan oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan transformasi budaya, sehingga banyak pendidik (orang tua dan guru) kurang siap bahkan tidak siap menghadapi perubahan tersebut. Sebagian berpacu dengan perubahan, dan sebagian yang lain justru memutuskan untuk menjadi penonton saja, dengan resiko yang ditinggalkan atas adanya perubahan tersebut.
Ketika para pendidik (orang tua dan guru) telah terbiasa memiliki pandangan masa lalu yang mendasari banyak kegiatan dan keputusan tentang pendidikan putra–putrinya menuju masa depan, kini berhembus badai reformasi yang mengguncang pola pikir manusia Indonesia. Perubahan ini sebenarnya disebabkan karena adanya tuntutan perubahan arah pola tujuan pendidikan serta strategi untuk mencapainya, termasuk bagaimana menggunakan peralatan sebagai media dalam proses belajar mengajar.
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak sedikit peralatan dan kebutuhan hidup kita yang dulu merupakan barang yang paling istimewa dan modern, sekarang sudah menjadi barang biasa. Kemajuan teknologi modern senantiasa membawa perubahan–perubahan, tentu saja yang diharapkan adalah pembaharuan dalam arti positif yang membawa kemudahan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita. Penemuan–penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibatnya pendidikan semakin lama semakin maju, sehingga mendorong timbulnya pembaharuan, termasuk kebutuhan dan pelayanan kepada siswa dan perbaikan kesempatan belajar bagi siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sehingga dapat dihasilkan lulusan yang siap pakai.
Hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak semuanya kita gunakan dan kita diterima saja. Pemakaian hasil teknologi biasanya didasarkan atas alasan–alasan efisiensi, efektifitas, dan kenyamanan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Cece Wijaya bahwa dalam dunia pendidikan kita seiring dengan derasnya arus reformasi, kemajuan teknologi serta berbagai sorotan terhadap kualitas pendidikan kita khususnya peranan guru yang sangat kurang di dalam proses belajar mengajar, maka upaya yang paling tepat adalah meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan pelayanan terhadap siswa, serta meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tidak mengurangi efek–efek ketersediaannya waktu yang harus diperhatikan oleh guru. Pada sisi lain untuk meraih hasil prestasi yang lebih bagus khususnya Bidang Studi Antropologi, pada peserta didik, maka peran serta penggunaan Notebook/Labtop dan buku teks sebagai media pembelajaran akan membawa dampak yang positif dalam meraih hasil belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar