Dalam Pembukaan
Undang – Undang Dasar 1945 pada alenia keempat disebutkan bahwa salah satu
tujuan nasional Indoneia adalah “
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa “. Selanjutnya sebagai landasan hukum dalam
rangka mewujudkan manusia Indonesia
yang berkualitas yang memiliki kecerdasan serta ketrampilan sehingga mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
jaman. Maka pasal 31
Undang–Undang Dasar 1945 memberikan landasan yang merupakan : - Tiap – tiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran.
- Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran yang diatur dalam Undang – Undang.
Mencermati pasal 31 dan 2
Undang–Undang Dasar 1945 tersebut diatas menunjukkan bahwa menuntut ilmu
merupakan hak bagi setiap warga negara dan merupakan hak asasi manusia, dimana
hak asasi tersebut merupakan hak yang paling mendasari yang dibawa oleh manusia
sejak lahir, dan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sangat wajar
bila bidang pendidikan di Indonesia mendapatkan perhatian yang cukup besar dari
pemerintah, yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan nasional yang terpadu dan
serasi, baik antar lembaga, jenis, dan jenjang pendidikan dengan sektor
pembangunan lainnya untuk mewujudkan manusia–manusia yang berkualitas, mandiri,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti tercantum dalam Tap MPR No.
II/MPR/1993 yang merumuskan tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, berkepribadian, mandiri, maju, teguh,
cerdas dan kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani rohani. Pendidikan Nasional
juga menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai
jasa para pahlawan, serta berorientasi pada masa depan. Iklim belajar mengajar
yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri terus dikembangkan agar tumbuh sikap
dan perilaku yang maju ( 1993 : 95 ).
Selanjuatnya
menurut Undang–Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 2 telah ditetapkan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ( 2003 : 11 )
Dari tujuan pendidikan
nasional tersebut di atas terlihat jelas bahwa kecerdasan suatu bangsa harus
disertai adanya iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di era globalisasi
ini penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tuntutan yang harus
dikuasai oleh suatu bangsa agar tidak tertinggal oleh bangsa–bangsa lain.
Di sekolah, guru memegang
peranan penting dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar
mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu “Mengantarkan para
siswa untuk menuju pada perubahan–perubahan pada perubahan tingkah laku, baik
intelektual, perasaan maupun psikomotor agar siswa dapat mandiri sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial“ (Winataputra, 1997 : 6.3 ).
Tak bisa dipungkiri,
dewasa ini media telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Di negara
maju, media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan
seorang insinyur ternama Amerika Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media
telah menjadi “ orang tua ketiga “ bagi anak (guru adalah orang tua kedua).
Meskipun perkembangannya di Indonesia
belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai
tampak. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa
diabaikan.
Salah satu komponen
pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara
menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat
perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya bagian
inilah sering muncul antara lain : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan
pengetahuan dan ketrampilan dalam hal media pembelajaran yang khususnya tentang
penggunaan Notebook/Labtop, sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai
dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Dimana
pada setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita
pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi yang ada di lapangan.
Isbani
(1985 : 23) berpendapat bahwa “Belajar dapat berhasil kalau ada tujuan yang
mengandung arti bagi individu“. Dampaknya guru memerlukan metode dan media
pembelajaran agar proses belajar mengajar berhasil atau tujuan pembelajaran
tercapai.
Surya
(1988 : 3) menyatakan tugas guru adalah :
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pembawa ke penerima, sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa demikian rupa sehingga
proses belajar mengajar terjadi.
Ahli lain mengemukakan : “Media dapat dipakai untuk memberi motivasi,
untuk menarik perhatian, untuk mempertinggi proses, untuk menilai, untuk
berpikir, untuk reaksi (respon) dan untuk menguji daya transfer“ (Isbani, 1986
: 46).
Media pembelajaran dalam
proses belajar bagi siswa sangat penting untuk membantu konsep pada materi
pembelajaran, dan mampu memotivasi minat dan perhatian anak, serta membantu
tugas guru menyampaikan informasi pembelajaran menjadi efisien.
Winataputra
dkk. ( 1977 : 5.8 ), menyatakan fungsi media pembelajaran antara lain :
1.
“………. dengan media pembelajaran siswa dapat
menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat “.
2.
“………. dengan media pembelajaran siswa dapat
untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar “.
3.
“……….. dengan media pembelajaran meletakkan
dasar– dasar yang konkrit untuk berpikir “.
Media pembelajaran
Notebook/Labtop merupakan media pembelajaran yang dapat diklasifikasikan ke
dalam media pembelajaran yang berbasis komputer yang mencakup “ media visual,
media audio, dan media audio visual yang memiliki animasi“ (Winataputra dkk,
1977 : 5.10). Dari beberapa media tersebut di sekolah–sekolah sering
menggunakan media visual/grafis/media gambar yang disebut juga media dua dimensi.
Penggunaan komputer
sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan
komputer (Computer-assited Instruction–CAI, atau Computer-assited
Learning–CAI). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan
untuk tujuan menyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills
and practise, semulasi atau permainan.
“Notebook/Labtop
merupakan media yang mengkombinasi fakta gagasan secara jelas dan kuat melalui
satu pengungkapan kata–kata gambar dengan animasi “(Isbani dan Sardjono, 1986 :
3), karena Notebook/Labtop mempunyai kelebihan seperti mudah dioperasikan.
“Notebook/Labtop mempunyai keuntungan yakni data dapat disimpan dan dapat
digunakan berulang–ulang dengan melihat karakteristik yang akan ditampilkan
dalam proses belajar mengajar yang digunakan untuk tujuan tertentu dan mudah
disimpan“.
Pendidikan merupakan
sarana dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses
pendidikan hendaknya mampu memberikan dasar–dasar dan arah tujuan, sehingga
setelah melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan yang sesuai dengan bidang masing–masing. Tanggung jawab pendidikan
tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga merupakan
tanggung jawab keluarga dan masyarakat, karena proses pendidikan (belajar) itu
berlangsung di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya–upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil–hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat–alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat
yang berupa Notebook/Labtop sebagai media pembelajaran yang akan digunakan.
Maka guru harus memiliki pengetahuan dan pemahan yang cukup tentang media
pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6).
a.
Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar.
b.
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c.
Seluk beluk proses belajar.
d.
Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
e.
Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f.
Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
g.
Media pendidikan dalam setiap mata pemataran.
h.
Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Pendidikan yang
berlangsung di lingkungan sekolah menempatkan guru sebagai pelaksana utama.
Selanjutnya tentang pengajaran, Suharsimi Arikunto berpendapat
bahwa, pengajaran (ditinjau dari proses teknis) sebagai perubahan tingkah laku
yang terarah, maka pada akhir proses itu diperlukan data yang menunjukkan
perubahan tingkah laku itu telah berjalan atau belum (1989 : 59). Masalah yang kita hadapi
dalam dunia pendidikan saat ini lebih terkhusus pada kualitas pendidikan.
Masyarakat menilai bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, dan
berbagai sorotan yang dilontarkan kepada dunia pendidikan adalah pendidikan
kita kurang efektif, kurang efisien, dan kurang bisa membangkitkan gairah
belajar siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus segera melakukan
koreksi diri dan proaktif terhadap sorotan tersebut.
Perubahan yang terjadi
dewasa ini selain disebabkan oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat,
juga diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan transformasi budaya,
sehingga banyak pendidik (orang tua dan guru) kurang siap bahkan tidak siap
menghadapi perubahan tersebut. Sebagian berpacu dengan perubahan, dan sebagian
yang lain justru memutuskan untuk menjadi penonton saja, dengan resiko yang
ditinggalkan atas adanya perubahan tersebut.
Ketika para pendidik
(orang tua dan guru) telah terbiasa memiliki pandangan masa lalu yang mendasari
banyak kegiatan dan keputusan tentang pendidikan putra–putrinya menuju masa
depan, kini berhembus badai reformasi yang mengguncang pola pikir manusia Indonesia.
Perubahan ini sebenarnya disebabkan karena adanya tuntutan perubahan arah pola
tujuan pendidikan serta strategi untuk mencapainya, termasuk bagaimana
menggunakan peralatan sebagai media dalam proses belajar mengajar.
Semakin pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak sedikit peralatan dan
kebutuhan hidup kita yang dulu merupakan barang yang paling istimewa dan
modern, sekarang sudah menjadi barang biasa. Kemajuan teknologi modern
senantiasa membawa perubahan–perubahan, tentu saja yang diharapkan adalah
pembaharuan dalam arti positif yang membawa kemudahan dan kesejahteraan dalam
kehidupan kita. Penemuan–penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan.
Akibatnya pendidikan semakin lama semakin maju, sehingga mendorong timbulnya
pembaharuan, termasuk kebutuhan dan pelayanan kepada siswa dan perbaikan
kesempatan belajar bagi siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pembelajaran sehingga dapat dihasilkan lulusan yang siap pakai.
Hasil kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak semuanya kita gunakan dan kita diterima saja.
Pemakaian hasil teknologi biasanya didasarkan atas alasan–alasan efisiensi,
efektifitas, dan kenyamanan.
Hal ini sesuai dengan
pendapat Cece Wijaya bahwa dalam dunia pendidikan kita seiring dengan
derasnya arus reformasi, kemajuan teknologi serta berbagai sorotan terhadap
kualitas pendidikan kita khususnya peranan guru yang sangat kurang di dalam
proses belajar mengajar, maka upaya yang paling tepat adalah meningkatkan mutu
pembelajaran, meningkatkan pelayanan terhadap siswa, serta meningkatkan
keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tidak mengurangi
efek–efek ketersediaannya waktu yang harus diperhatikan oleh guru. Pada sisi
lain untuk meraih hasil prestasi yang lebih bagus khususnya Bidang Studi
Antropologi, pada peserta didik, maka peran serta penggunaan Notebook/Labtop
dan buku teks sebagai media pembelajaran akan membawa dampak yang positif dalam
meraih hasil belajar.
A. Rumusan Masalah
Masalah merupakan
kesenjangan (gap) antara harapan (dassolen) dan kenyataan (dassain).
Masalah dalam suatu penelitian merupakan hal utama yang harus ditetapkan, untuk
dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang ingin dipecahkan adalah :
“Apakah penggunaan media pembelajaran berupa Notebook/Labtop dan buku teks
berpengaruh positif terhadap prestasi siswa Kelas III Semester II SMA pada
Bidang Studi Antropologi di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada
Tahun Pelajaran 2005– 2006.
Secara khusus
permasalahan di atas dijabarkan sebagai berikut :
1.
Apakah ada Pengaruh penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media buku teks disertai Notebook atau Labtop pada mata pelajaran
Antropologi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi
belajar Bidang Studi Antropologi antara siswa yang diajar dengan buku teks
dengan siswa yang diajar tanpa buku teks ?
2. Apakah
ada Pengaruh penggunaan media belajar buku teks yang disertai Notebook atau
Labtop berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Antropologi ?
3. Apakah
ada interaksi antaraa penggunaan buku teks dan Notebook / Labtop dalam
mempengaruhi prestasi belajar bidang studi Antropologi yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Antropologi. Interaksi antara
penggunaan buku teks dan Notebook / labtop dalam mempengaruhi prestasi belajar
bidang Studi Antropologi ?
B. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan
rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran buku teks dan Notebook/Labtop
terhadap prestasi belajar siswa Kelas III Semester II SMA pada Bidang Studi
Antropologi di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran
2005–2006. Dan secara rinci penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui Apakah ada Pengaruh penerapan pembelajaran dengan menggunakan media
buku teks disertai Notebook atau Labtop pada mata pelajaran Antropologi
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar Bidang
Studi Antropologi antara siswa yang diajar dengan buku teks dengan siswa yang
diajar tanpa buku tesk ?
2. Untuk
mengetahui Apakah ada Pengaruh penggunaan media belajar buku teks yang disertai
Notebook atau Labtop berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Antropologi ?
3. Untuk
mengetahui Apakah ada interaksi antara penggunaan buku teks dan Notebook/labtop
dalam mempengaruhi prestasi belajar bidang Studi Antropologi yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Antropologi. Interaksi
antara penggunaan buku teks dan Notebook/labtop dalam mempengaruhi prestasi
belajar bidang Studi Antropologi ?
C. Asumsi dan Keterbatasan
Asumsi dan beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Notebook/Labtop
dan buku teks sebagai media pembelajaran memiliki sifat yang universal sehingga
dapat dituangkan pada Bidang Studi Antropologi Kelas III Semester II di SMA
Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran 2005–2006.
2. Buku
teks dimaksud adalah buku yang sudah baku
yang sesuai dengan kurikulum atau GBPP Bidang Studi Antropologi Kelas III
Semester II di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran
2005–2006.
3. Notebook/Labtop
digunakan sebagai pelengkap media pembelajaran adalah sebagai pengganti fungsi
papan tulis bahkan memberikan kemungkinan yang lebih luas dalam berkomunikasi
dengan siswa.
4. Penelitian
ini adalah penelitian eksperimen, yakni melihat pengaruh variabel bebas
penggunaan media Notebook/Labtop dan buku teks terhadap variabel terikat
prestasi belajar siswa pada Bidang Studi Antropologi.
5. Subyek
penelitian ini adalah semua siswa Kelas III IPS 1 dan III IPS 2 di SMA Negeri 6
dan SMA Negeri 5 Madiun Tahun Pelajaran 2005
2006.
6. Sulit
membuat deskripsi dan analisis yang lengkap dan tepat, karena pembelajaran di
kelas merupakan sebuah jaringan yang sangat kompleks yang dibangun oleh
berbagai hubungan dan interaksi.
7. Keterbatasan
biaya dan waktu sehingga tidak mungkin menyelidiki semua variabel yang juga berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, misalnya IQ, latar belakang sosial ekonomi,
lingkungan sekolah dan lainnya.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini
sangat penting untuk dilaksanakan yang hasilnya diharapkan dapat bermanfaat
sebagai berikut :
1. Sebagai
sarana untuk melatih diri dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang media belajar Notebook/Labtop dan buku teks, untuk menunjang
proses dan hasil pembelajaran siswa.
2. Sebagai
bahan masukan bagi pihak sekolah yang bersangkutan dan masyarakat dalam
penggunaan media belajar dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
3. Sebagai
bahan masukan bagi penulis khususnya pentingnya penggunaan media belajar agar
dalam melaksanakan tugasnya nanti dapat berhasil dengan baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1.
Pengertian Media Pembelajaran
Pada hakekatnya
kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara guru dan
siswa. Guru di dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang akan
menyampaikan pesan / informasi pembelajaran perlu menggunakan media
pembelajaran.
Media pembelajaran
adalah “Segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk menyalurkan
informasi atau pesan dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat merangsang
fikiran, perasaan, perhatian, minat para siswa, dan dapat memperdalam serta
memperluas pemahaman siswa“ (Isbani,
1986 : 10).
National
Education Association (NEA) yang dikutip Isbani (1986 : 9) media pembelajaran
adalah : “Segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, dan
dapat berbicara, beserta instrumen yang mendukung kegiatan tersebut“.
Ahli lain menyatakan
media pembelajaran adalah “ segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau
isi pelajaran, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa,
sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar “ (Ibrahim dan Syaodih,
1992/1993 : 78).
Secara harfiah,
media berarti perantara yang berfungsi untuk memperlancar proses komunikasi.
Media berasal dari bahasa latin, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Menurut Martein dan
Bridge (1986 : 2) media mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Ini bisa
berupa perangkat keras dan lunak, seperti Notebook/Labtop, OHP, buku, komputer,
televisi, video, tape recorder, slide, model, gambar, dan lainnya.
Menurut Reiser dan
Gagne yang dikutip Munandir (2001 : 181) media pembelajaran adalah segala
sesuatu cara yang berupa sarana fisik untuk memberikan rangsangan kepada siswa
pada situasi pembelajaran. Definisi media sangat luas mencakup bahan cetak,
rekaman audio dan vidio, program teve, program radio, tulisan guru di papan
tulis, gambar, komputer interaktif, acara latihan, permainan, sandiwara,
berbagai metode mengajar, dan gerak–gerik guru atau disebut media model, buku
serta Notebook/Labtop. Keseluruhan media tersebut membentuk situasi
pembelajaran yang ditandai adanya komunikasi interaktif antara guru dengan
sekelompok siswa baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas.
Banyaknya ahli yang
memberikan batasan tentang media pembelajaran, AECT misalnya, mengatakan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingan siswa yang
dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Brings mengartikan
media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses
belajar.
Dari beberapa
definisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan sarana atau berbagai alat fisik yang digunakan untuk memperlancar
komunikasi antara guru dengan sekelompok siswa pada situasi pembelajaran,
dengan maksud untuk memperjelas atau mempermudah proses penerimaan dan
pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Berdasarkan kesimpulan itu, jelas bahwa
media pembelajaran harus dapat berfungsi untuk memperjelas penyampaian materi
pelajaran kepada para siswa.. artinya sekelompok siswa yang aktif mengikuti
pembelajaran dengan mudah dapat mengerti dan memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
2.
Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Tujuan penggunaan
media pembelajaran bukan sebagai alat bantu semata dalam proses belajar
mengajar, tetapi juga dapat memberikan pengalaman yang konkrit dalam berpikir
lebih–lebih terhadap anak tuna grahita akan dapat meningkatkan motivasi
perhatian dan minat belajar sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.
Tujuan penggunaan
media pembelajaran yang disebutkan oleh Winataputra, dkk. (1997 : 5.8) adalah :
a.
Sebagai sarana bantu untuk meningkatkan
belajar mengajar yang efektif.
b.
Mempercepat proses belajar, artinya siswa
dapat menangkap bahan ajar dengan mudah dan jelas.
c.
Untuk meningkatkan kualitas proses
belajar artinya hasil belajar siswa memiliki nilai tinggi.
d.
Untuk meletakkan dasar yang konkrit dalam
berfikir, artinya dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit.
Tujuan penggunaan
media pembelajaran yang disebutkan ahli di atas dapat disimpulkan pengertiannya
bahwa media pembelajaran dalam proses belajar disamping alat bantu penyampaian
informasi materi pembelajaran dapat diterima dengan jelas juga mewujudkan
situasi proses belajar yang efektif dan efisien.
Secara umum, manfaat
media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya,
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu : (1)
penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. (2) Proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik. (3) Proses pembelajaran akan lebih interaktif.
(4) efisien dalam waktu dan tenaga. (5) meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa. (6) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja kapan
saja. (7) media dapat menumbuhkembangkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar. (8) merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif.
Penggunaan media
pembelajaran secara tepat dan bervariasi akan dapat meningkatkan sikap pasif
siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk (1) menimbulkan
kegairahan belajar, (2) meningkatkan intensitas interaksi yang sedang
berlangsung antara siswa dengan lingkungan, dan (3) memungkinkan siswa dapat
belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Selanjutnya
Depdikbud (1997 : 6) menyatakan penggunaan media dalam proses belajar mengajar
bertujuan (1) memberikan rangsangan kepada media akan lebih menarik bagi
peserta didik, dan (2) tidak terjadi verbalisme, karena siswa dapat melihat,
mendengar, dan menghayati materi pembelajaran.
Berdasarkan pendapat
dan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan media pembelajaran adalah
sebagai berikut : (1) meningkatkan gairah belajar siswa, (2) memperjelas proses
transformasi dan pembelajaran, (3) menghindari perilaku verbalisme dalam
pembelajaran, dan (4) mengembangkan partisipasi siswa dalam pembelajaran untuk
memperoleh prestasi belajar sesuai dengan potensi siswa.
3.
Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran
banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling sederhana dan murah hingga
yang media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dibuat oleh guru sendiri, ada
media yang diproduksi oleh pabrik. Ada
media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan,
ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan
pembelajaran.
Meskipun media
banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang bisa
digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang akrab dan hampir semua
sekolah memanfaatkan adalah media cetak ( buku ) dan papan tulis.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk
menggolong– golongkan jenis media. Rudy Bretz (1971), misalnya mengidentifikasi
jenis–jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu : suara, visual dan
gerak.
Berdasarkan tiga
unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok, yaitu :
1)
Media audio
2)
Media cetak
3)
Media visual diam
4)
Media visual gerak
5)
Media audio semi gerak
6)
Media semi gerak
7)
Media audio visual diam
8)
Media audio visual gerak
Andreson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai berikut
:
No |
Golongan Media
|
Contoh dalam
Pembelajaran
|
1
|
Audio
|
Kaset audio, siaran radio, telepon
|
2
|
Cetak
|
Buku pelajaran, modul, brosur,
leaflet, gambar
|
3
|
Audio – cetak
|
Kaset audio yang dilengkapi bahan
tertulis
|
4
|
Proyeksi visual diam
|
Overhead transparansi (OHT), film
bingkai (slide)
|
5
|
Proyeksi audio visual diam
|
Film bingkai (slide) bersuara
|
6
|
Visual gerak
|
Film bisu
|
7
|
Audio visual gerak
|
Film gerak bersuara, vidio/VCD,
televisi
|
8
|
Obyek fisik
|
Benda nyata, model, spesimen
|
9
|
Manusia dan lingkungan
|
Guru, pustakawan, laboran
|
10
|
Komputer
|
CAI (pembelajaran berbantuan komputer)
CBI (pembelajaran berbasis
komputer)
|
Berdasarkan pendapat
di atas, dapat dimengerti bahwa media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis,
yang kesemuanya itu dimaksudkan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan
efektif. Efektifitas pembelajaran dapat didasarkan pada adanya perubahan
perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran, misalnya siswa dapat
mendefinisikan konsep, menyebutkan kaidah, memahami dan mengaplikasikan
teori–teori yang telah dipelajari.
Pengelompokan
berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh
Seels & Glassgow (1990 : 181–183) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu
pilihan media tradisionil dan pilihan media teknologi mutakhir.
1) Pilihan
Media Tradisionil
a.
Visual diam yang diproyeksikan
-
Proyeksi apaque (tak tembus pandang)
-
Proyeksi overhead
-
Slide
-
Filmstrips
b.
Visual yang tak diproyeksikan
-
Gambar, poster
-
Foto
-
Charts, grafik, diagram
c.
Audio
-
Rekaman piringan
-
Pita kaset, reel, cartridge
d.
Penyajian Multimedia
-
Slide plus suara (tape)
-
Multi - image
e.
Visual dinamis yang diproyeksikan
-
Film
-
Televisi
-
Video
f.
Cetak
-
Buku teks
-
Modul, teks terprogram
-
Workbook
-
Majalah ilmiah, berkala
-
Lembaran lepas (hand–out)
g.
Permainan
-
Teka–teki
-
Simulasi
-
Permainan papan
h.
Realita
-
Model
-
Specimen (contoh)
-
Manipulatif (peta, boneka)
2) Pilihan
Media Teknologi Mutakhir
a.
Media berbasis telekomunikasi
-
Telekonferen
-
Kuliah jarak jauh
b.
Media berbasis Mikroprosesor
-
Computer-assisted instruction
-
Permainan komputer
-
System tutor intelijen
-
Interaktif
-
Hipermedia
-
Compact (video) disc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar