1). Dampak Teknologi Komunikasi dan Internet
Sekiar tahun 1990 beredar buku megatrend 2000. Dalam
buku itu Naibit dan Arburdense (1990)
mensinyalair ada sepuluh kecenderungan (trend) yang akan terjadi pada tahun
2000-an,
yaitu (1) masyarakat informasi menjadi masyarakat industri. (2)
teknologi pasca menjadi high tech. (3) ekonomi nasional menjadi ekonomi dunia.
(4) jangka pendek menjadi jangka panjang. (5) sentralisasi menjadi
desentralisasi. (6) bantuan institusional menjadi bantuan diri. (7) demokrasi
representatif menjadi demokrasi
partisipatif. (8) hirarki menjadi jaringan. (9) Utara menjadi selatan.
(1)) salah satu menjadi pilihan ganda.
Bedasarkan ramalan itu tampak bahwa dewasa ini
terjadi perubahan dari masyarakat industri menuju masyarakat informasi.
Informasi telah menjadi bagian penting bagi individu, masyarakat dan negara.
Informasi merupakan bagian dari
kehidupan mereka sehari-hari untuk pengambilan keputusan.
Keberadaan masyarakat informasi dewasa ini tidak terlepas dari perkembangan teknologi
komuniasi dan internet. Integrasi kedua teknologi itu telah melipatkan gandakan
informasi dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang cepat.
Intergrasi teknologi komputer dengan teknologi komunikasi itu telah mewujudkan
suatu jaringan besar antar warga negara tanpa harus diikat dengan batas-batas
negara yang bersangkutan (bordeless).
Teknologi itu telah mampu membuktikan sebagai wahana
untuk mengolah (procesess) data
menjadi informasi dengan cepat. Selain itu teknologi itu juga telah mampu
digunakan sebagai infrastruktur untuk pengiriman data atau informasi secara cepat, murah dan praktis.
Disiplin geografi merupakan salah satu bidang ilmu
yang memerlukan infrastruktur untuk mengolah data geografis menjadi informsi
geografi secara cepat. Informsi geografi hasil prosesing itu dibutuhkan oleh
berbagai bidang untuk pengembangan wilayah, konsrvasi sumburdaya, penataan
ruang, dan sebagainya.
Dalam mempelajari obyeknya, disiplin geografi
menggunakan pendekatan keruangan. Dalam pendekatan itu struktur, pola dan
proses keruangan harus dapat dipelajari dengan baik dan cepat.
Untuk mempelajari aspek keruangan seperti itu
teknologi komputer telah menyediakan program-program analisis keruangan yang
makin praktis dan mudah dioperasikan. Dengan kemudahan itu informasi geografi dapat lebih cepat
dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
Dengan teknolgi internet informasi dapat dengan mudah
dan cepat dikirim keseluruh penjuru dunia. Hal itu tidak hanya bermakna untuk
penyebaran informasi, tetapi juga untuk memberikan paradigma baru dalam
pengelolaan lingkungan menuju keberlanjutan. Sebagaimana permasalahan
lingkungan dewasa ini yang paling serius adalah mewujudkan keberlanjutannya.
Dengan kehadiran
komputer sebagai komponen
teknologi informasi proses analisis dan integrasi yang rumit kalau
dikerjakan secara manual akan menjadi mudah, cepat dan akurat (Sutanto, 2000).
Oleh karena itu dalam 2 (dua) dekade belakangan
ini peran teknologi informasi dalam aplikasi ilmu geografi berkembang
dengan cepat dan mejadi kebutuhan yang
penting bagi setiap warganegara untuk mengelola wilayah dan sumberdayanya. Pemanafaatan
teknologi informasi dlam aplikasi ilmu
geografi dikenana dengan Sistem
Informasi geografi (SIG). SIG dewasa ini telah berkembang dengan pesat karena
didukung dengan teknologi pengindraan
jauh (inderaja) dan Global Posistion
System (GPS).
2). Kemunduran Linkungan Manusia
Menyimak
perkembangan kehidupan masyarakat dunia
dewasa ini, setidaknya ada tiga permasalahan pokok yang perlu menjadi fokus
perhatian. Pertama, kerusakan lingkungan hidup yang telah merambah aspek
moral dan etika. Kerusakan lingkungan itu sudah demikian parah dan hebat.
Kerusakan tidak hanya sebatas aspek lingkungan fisik, seperti kerusakan lahan,
air, dan hutan, tetapi sudah memasuki
ranah nurani yang dalam, yaitu kerusakan moral dan etika. “Berbuat kerusakan
terhadap lingkungan tidak lagi merasa bersalah atau berdosa, tetapi selalu dicarikan alasan pembenaran terhadap kesalahan itu agar publik memahaminya.
Menebang pohon di tengah kota/hutan, mencemari sungai/udara tidak lagi merasa
bersalah, pada hal keberadaan pohon, air, dan udara itu sangat dibutuhkan untuk
menjamin lingkungan agar tetap sehat bagi orang banyak.
Kedua,
kemunduran kehidupan sosial yang telah
menimbulkan desintegrasi sosial dalam masyarakat. Keragaman agama, etnik,
status sosial dan ekonomi yang telah lama bersemi seiring dengan pertumbuhan
bangsa ini telah berubah sama sekali. Keragaman itu telah menjadi potensi
konflik sosial yang menimbulkan desintegrasi sosial.
Ketiga, globalisasi
yang menuntut kemampuan daya saing tinggi.
Globalisi merupakan fenomena yang tidak dapat dielakkan. Globalisasi
telah menghadirkan super power, super
market, super-empower individual. Karena
hal itu tidak dapat dihindari. maka strategi yang baik adalah mengelola
globalisasi itu dan memperkuat akar kebangsaan sehingga memiliki daya saing
tinggi diatas akar kebangsaannya.
Mengelola
globalisasi dapat dilakukan dengan kerjasama regional, seperti negara-negara di
Eropa barat menyatukan dalam “the Europan Union”. Dengan kebersatuan itu kemampuannya bersaing
dapat meningkat. Dalam industri pesawat terbang, kerjasama Prancis, Jerman,
Spanyol, Belanda telah menjadi pesaing Amerika. Demikian juga dalam merger
industri dapat meningkatkan efisiensi. Dalam konteks itu kerjasama regional
ASEAN perlu diperkuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar