Geografi merupakan istilah
yang dikenal sejak lama. Namun,
sebagai “disiplin ilmu dan mata
pelajaran” pada mulanya masih dianggap
kurang populer. Kekurangpopuleran itu terjadi karena sistem pembelajaran selama
itu menempatkan bidang ini secara kurang proporsional.
Dalam kurikulum sekolah,
geografi semula di beri nama ilmu bumi sehingga obyek yang dikaji terfokus pada
fenomena alam, sementara fenomena manusianya terabaikan.
Namun, setelah nama ilmu
bumi itu berubah menjadi geografi, terjadi kecenderungan sebaliknya. Kajian
geografi cenderungan menempatkan fenomena manusia sebagai kajian utamanya,
sementara fenomena alam “agak terabaikan”. Kecenderungan itu dapat dicermati
dari pandangan umum, bahwa geografi itu dipandang hampir identik dengan “ilmu
kependudukan”. Oleh karena itu kenerja pembelajaran geografi ke depan perlu
menempatkan fenomena alam dan manusia serta hubungan timbal balik keduanya
secara proporsional. Keproporsionalan itu menjadi penting agar kedudukan dan
fungsi bidang geografi ini dapat ditempatkan secara tepat sesuai dengan hakekat
dan ruang lingkupnya.
Dewasa ini masih menjadi kesan umum, bahwa
geografi dipandang sebagai ilmu
pengetahuan yang bertugas untuk
menghafalkan fenomena geosfer. Fenomena
lokasi dan nama-nama tempat, serta atribut yang melekat padanya, seperti nama
kota, daerah, pulau, sungai, benua, jumlah penduduk, hasil tambang, produksi
pertanian dan lain sebaginya adalah
hal-hal yang mesti diketahui di
luar kepala oleh siswa.
Nuansa pembelajaran
seperti itu bukan hanya tidak menarik, tetapi juga menyebabkan
geografi sebagai disiplin ilmu tidak dapat berkembang secara optimal
baik secara teoritis, maupun secara praktis. Penyajian geografi seperti itu
juga menyebabkan keberadaan disiplin itu
menjadi kurang bermakna begi kehidupan siswa untuk menghadapi realitas
kehidupan disekitarnya yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu diperlukan
reorientasi pemahaman geogragi dalam
pendidikan kita. Geografi perlu dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari
fenomena geosfere secara spasial dengan dinamis. Fenomena geosfer itu berupa
fenomena alam maupun manusia, dan hubungan timbal balik antara keduanya dalam
keruangan tertentu. Dengan perspektif
seperti itu, belajar geografi sebenarnya dapat diawali dengan belajar
lingkungan sekitar siswa. Selanjutnya ruang lingkup pembahasannya dapat
diperluas seiring dengan perkembangan pengetahuan siswa dan tarap psikologis
mereka. Dengan demikian siswa akan menadapatkan pemahaman yang baik tentang lingkungan
keruangan sekitarnya, dan juga lingkungan yang lebih luas hingga lingkungan
global dunia.
Strategi pembelajaran
seperti itu akan membekali dasar-dasar kehidupan yang baik bagi siswa untuk
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kepekaan mereka terhadap
permasalahan alam dan manusia serta hubungan timbal balik antara keduanya akan
tumbuh lebih optimal, sehingga mereka dapat berpatisiapasi aktif terhadap
pemecahan permasalahan itu. Kesadaran untuk berpatisipasi terhadap pemecahan
permasalahan lingkungan Itulah sebenarnya inti kompetensi pembelajaran
geografi. Jika hal itu dapat tumbuh dengan baik, maka permasalahan lingkungan
yang belakangan ini semakin mengkawatirkan kehidupan manusia dapat dicegah
dengan sendiriya. Bahan ajar ini disusun sebagai upaya untuk mencapai
kompetensi geografi.
1. Tujuan
Melalui pembelajaran
pengantar geografi peserta diklat diharapkan dapat :
(1)
Mensintesis pengertian geografi.
(2)
Mengelaborasi ruang lingkup geografi.
(3)
menerapkan salah satu konsep geografi.
(4)
mengintepretasi fakta alam dan manusia dengan
prinsip geografi.
(5)
mensintesis perkembangan geografi dari waktu ke
waktu
(6)
merancang pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
kompleks wilayah untuk memahami masalah banjir
(7)
merespon
tantangan geografi ke depan.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang diuraikan dalam
bahan ajar ini meliputi 4 (empat) hal pokok, yaitu (1) pengertian, obyek dan
ruang lingkup geografi. (2) Perkembangan geografi dari waktu ke waktu. (3) Pendekatan geografi, pendekatan keruangan,
pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah. (4) Tantangan
geografi ke depan.
B. URAIAN
MATERI
1. Konsep, Sejarah, Pendekatan,
dan Tantangan Geografi
a. Pengertian, Obyek, dan Ruang
Lingkup Geografi
1) Pengertian geografi
Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan graphein=mencitra.
Ungkapan itu pertama kali disitir oleh
Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari
geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti
lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal
dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die
geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/aardrijkskunde (Belanda) dan
geographike (Yunani).
Bertahun-tahun manusia telah berusaha
untuk mengenali lingkungan di permukaan
bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara
langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang
makin maju. Sejalan dengan pengenalan
itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian
geografi juga mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian
geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu
pengetahuan tersendiri disamping bidang
ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk cerita
tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi bidang
ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan konsep-
konsep sendiri sehingga mendapat tempat
ditengah-tengah ilmu lainnya.
Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga
mengalami penyempurnaan. . Ekblaw dan
Mulkerne mengemukakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan
yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat
rekreasi yang kita nikmati.
Bintarto (1977)
mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan
sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas
mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan
waktu.
Hasil Seminar Semarang (1988)
menyepakati rumusan, bahwa geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
James mengemukakan, bahwa geografi berkaitan dengan
sistem keruangan, ruang yang menempati
permukaan bumi ... geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik
antara manusia dan habitatnya (Preston James)
Berdasarkan
telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan
studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di
permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan
kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1)
adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif,
interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan
itu berisifat keruangan.
2) Obyek
Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki
obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek
material dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi
yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang)
yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.
Pada obyek material, antara
bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi
obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena
geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer.
Obyek materal itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti
geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai
contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian
bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan
disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan
menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu
geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain.
Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain
pendekatan keruangan tersebut dalam
geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
Implementasi pendekatan pendekatan itu secara lebih rinci akan dibahas pada bab
III
3) Prinsip
Geografi
Prinsip merupakan dasar yang
digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang
terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam memahami
fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang
terjadi secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang
dimilikinya dan keterkaitan dengan fenomena atau permasalahan lain.
Setiap bidang ilmu memiliki prinsip
sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip bidang ilmu itu
memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada
kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah
prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan
prinsip korologi.
(1) Prinsip Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau
masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau
permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di
semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai
disemua sungai atau laut.
(2) Prinsip Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam
dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang
lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek
fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia.
Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di
bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia.
Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan
yang rendah.
(3) Prinsip Deskripsi
Fenomena alam dan manusia
memiliki saling keterkaitan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan
aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta,
gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan
bantuan peta, grafik, diagram, dll.
(4) Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip
keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau
masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya
dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan
memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
4) Konsep
Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang
menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan
pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak
fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar
merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.
Dalam geografi dikenali sejumlah
konsep esensial sebagai berikut.
Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:
(1)
bumi
sebagai planet
(2)
variasi
cara hidup
(3)
variasi
wilayah alamiah
(4)
makna
wilayah bagi manusia
(5)
pentingnya
lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Dalam mengungkapkan konsep geografi itu harus selalu dihubungkan
dengan penyebarannya, relasinya,
fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh ungkapan konsep “variasi cara
hidup” setidaknya harus terabstraksikan
mata pencaharian penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran
mata pencaharian itu, jumlah penduduk yang bekerja pada masing-masing mata
pencaharian itu, dan dinamika mata pencaharian itu.
Menurut J Warman ada lima belas
konsep esensial, yaitu:
(1)
wilayah
atau regional
(2)
lapisan
hidup atau biosfer
(3)
manusia
sebagai faktor ekologi dominan
(4)
globalisme
atau bumi sebagai planet
(5)
interaksi
keruangan
(6)
hubungan
areal
(7)
persamaan
areal
(8)
perbedaan
areal
(9)
keunikan
areal
(10)
persebaran
areal
(11)
lokasi
relatif
(12)
keunggulan
komparatif
(13)
perubahan
yang terus menerus
(14)
sumberdaya
dibatasi secara budaya
(15)
bumi
bundar diatas kertas yang datar atau peta
Dengan
menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan
berbagai masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan pemahaman terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses
terjadinya gejala dan masalah
sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan
itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan fakta yang
dihadapi. Jika ada satu masalah dapat
dicoba disusun model alternatif pemecahannya.
Sedangkan jika yang dihadapi suatu
kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan
tarapnya, maka dapat disusun
model dan pola pengembangan
kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu
kaidah yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.
5) Ruang
Lingkup Geografi
Studi geografi mencakup
analisis gejala manusia dan gejala alam.
Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena
atau masalah dalam suatu ruang.
Menurut Murphey ruang lingkup
geografi sebagai berikut. (1) distribusi
dan hubungan timbal balik antara manusia
di permukaan bumi dengan aspek-aspek
keruangan permukiman penduduk dan
kegunaan bumi. (2) hubungan timbal balik antara
masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3)
kerangka kerja regional dan
analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut
terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi
obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya,
relasinya, dan korologinya. Selanjutnya
prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan
perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam
ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan
karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga
terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengungkapkan fenomena atau
permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk
pertanyaan what? Geografi dapat
menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat
menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where? Geografi dapat
menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why? Geografi dapat
menunjukkan
relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor
yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat
menunjukkan kualaitas dan kuantitas
gejala dan interelasi/interaksi
gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan.
6) Hakekat Geografi
Untuk mendapat konsep yang lebih mendalam dalam uraian
berikut akan dibahas hakekat geografi.
Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari
bumi sebagai tempat tinggal
manusia. Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan
dengan ruang yang memiliki struktur,
pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Selain itu konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya
terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia, tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak
dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu
penting artinya bagi kehidupan manusia.
Bertitik tolak pada pemikiran itu
studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik
alam organik maupun alam anorganik yang
ada hubungannya dengan kehidupan manusia. Gejala organik dan anorganik itu
dianalisis peyebarannya, perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.
Sebagai suatu bidang ilmu,
geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara keseluruhan. Gejala
dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan selalu
mengkaji faktor alam dan faktor manusia,
dan keterkaitan keduanya yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala –
interelasi- interaksi – integrasi keruangan menjadi hakekat kerangka kerja
utama geografi. Kerangka analisisnya selalu menggunakan pertanyaan geografi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar