Salah
satu pernasalahan pendidikan yang dihadiapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu
pendidikan pada setiap jenjaang pendidikan, pada khususnya pendidikan dasar dan
menengah. Berbagai usaha tekah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi
guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran,
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen
sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang berarti.
Berdasarkan
masalah ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang salah dalam
penyelenggaran pendidikan kita? Dari berbagai pengamatan dan analisis,
sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami
peningkatan secara merata.
Dalam
reformasi pendidikan tujuan utama adalah pengembangan masyarakat (baik
institusi, proses dan budaya) demokrasi salah satu pilar membangun masyarakat
madani. Dalam rangka itu cara pengelolaan pemerintahan dan pembangunan yang
perlu dilakukan adalah berdasarkan good governance. Dalam upaya reformasi itu
ada 3 kondisi dan upaya strategis yang perlu mendapat perhatian.
1. Mempertegas visi dan misi
2. Memperkuat kehidupan dan lembaga-lembaga demokrasi
dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
3. Pemulihan ekonomi untuk mencapai kondisi
perekonomian yang memilik ketahanan dan daya saing tinggi.
4. Kesadaran yang tetap tinggi akan urgensi
5. Kerjasama tim dalam tatanan manajemen puncak
6. Bisa menciptakan dan mengkoordinasikan visi yang
efektif
7. Pemberdayaan besar-besran baik individu, organisasi,
maupun masyarakat.
8. Pendelegasian yang sangat baik kepada manajemen
bawah untuk kinerja jangka pendek
9. Tidak saling ketergantungan yang tidak perlu
10. Budaya organisasi yang adaptif dan penggunaan
analisis kinerja
Menurut
Irfan Islamy (1998), reformasi itu mencakup berbagai aspek kehidupan kenegaraan
kita secara total dan fundamental. Karena pada hakikatnya reformasi itu
merupakan upaya yang perlu dilakukan tiada henti untuk selalu mencari dan
menemukan format baru di berbagai bidang kehidupan dalam rangka menyempurnakan
kualitasnya. Dan secara fundamental reformsai itu adalah merupakan a major
cange of the mine-set untuk mengubah tata pikir yang keliru, yang perlu
direvisi menuju ke arah tata pikir yang lebih mendasar sesuai dengan cita-cita
dan kepentingan masyarakat dan bangsa.
1. Merumuskan Visi, Misi, dan Nilai Organisasi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana
instansi pemerintah harus dibawa agar dapat hidup, antisipatif, dan inovatif
dalam menghadapi perubahan global. Dengan kata lain, visi adalah suatu gambaran
yang menantang, menarik, terpercaya, realistic tentang keadaan masa depan yang
ingin diwujudkan suatu organisasi pada suatu waktu tertentu.
2. Perencanaan lingkungan intern, eksternal dan asumsi
(ASI)
a. Analisis
lingkungan internal (ALI), pada
dasarnya adalah proses identifikasi yang menguraikan menjadi kekuatan dan
kelemahan yang mencakup organisasi, SDM, pembiayaan, efektifitas dan efisiensi
sarana dan prasarana serta lain-lainnya yang memiliki pengaruh terhadap
pembuatan kebijakan/keputusan organisasi.
Setelah
identifikasi meta masalah, selanjutnya dilakukan pendefinisian masalah dengan
tujuan untuk menentukan masalah yang substantib. Masalah substantib adalah
masalah yang didefinisikan dalam istilah
yang paling mendasar, misalnya apakah masalah ini merupakan, masalah sosial,
ekonomi, atau politik jika masalah substantib didefinisikan sebagai masalah
ekonomi, maka faktor yang berhubungan dengan masalah tersebut berada diseputar
aspek produksi dan distribusi barang dan jasa. Transformasi masalah substantif
ke masalah formal dilakukan melalui spesifikasi masalah secara tipikal, yang
meliputi pengembangan model matematis formal dari maasalah substantif.
Mustopadidjaja AR (2000) menyebutkan bahwa ada 7 tahapan atau
langkah-langkah yang perlu dilakukan sejak dari perumusan masalah samapi
perumusan rekomendasi kebijakan. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1.
Pengkajian masalah
Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan dan memahami
persoalan dari suatu permsalahan kebijakan dan kemudian merumuskannya dalam
hubungan sebab-akibat. Tiga bekal pokok yang perlu dimiliki dalam pengkajian
persoalan ini adalah teori, metodologi, perumusan masalah dan informasi.
2.
Penentuan tujuan
Tujuan adalah akibat yang secara
sadar ingin dicapai atau ingin dihindari. Secara umum suatu kebijakan selalu
bertujuan untuk mencapai kebaikan. Yang lebih banyak dan lebih baik atau
mencegah terjadinya keburukan/kerugian. Tujuan harus dirumuskan secara jelas,
realistis dan teratur.
3.
Perumusan
alteratif
Beberapa alternatif dapat dikembangkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengembangan alternatif dilakukan
berdasarkan : a. pengamatan terhadap kebijakan yang ada dan kemudian diperbaiki
secara bertahap (incremental), b. melakukan semacam annalogidari suatu kebijakan
dalam suatu bidang dan dicoba menerapkan dalam bidang yang sedang dipelajari
(branching), c. merupakan hasil pengkajian dari persoalan tertentu (inventive).
4. Penyusunan model
Model adalah
penyederhanaan dari kenyataan persoalan yang dihadapi diwujudkan dalam hubungan
kausal atau fungsional. Model dapat dituangkan dalam berbagai bentuk yang dapat
digolongkan sebagai berikut: scematic model (seperti flowchart atau diagram),
model fisik seperti miniatur, game model seperti adegan latihan manajemen.
Model akan bermanfaat dalam melakukan prediksi akibat-akibat yang timbul dari
ada atau tiadanya perubahan dalam tujuan dan pengembangan serta penentuan
pilihan alternatif kebijaksanaan.
5. Penentuan kriteria
Analisis
kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai
alternatif. Ini menyangkut bukan saja hal-hal yang bersifat pragmatis seperti
ekonomi (efisien dan sebagainya), politik (konsensus antar stakeholders dan
sebagainya), administratif (efektif dan sebagainya) tapi juga hal-hal yang
menyangkut nilai-nilai abstrak yang fundamental, seperti etika dan filsafat
(pemerataan, persamaan dan sebagainya).
6. Penilaian
alternatif
Alternatif
yang dikembangkan selanjutnya dinilai berdasarkan kriteria yang disepakati.
Tujuan penilaian alternatif adalah untuk mendapatkan gambaran lebih jauh
tentang efektifitas, efisiensi dan kelayakan masing-masing alternatif dalam
pencapaian tujuan, sehingga diperoleh kesimpulan mengenai alternatif mana yang
paling efektif dan efisien atau layak.
Sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional, serta kebijakan pada pembangunan di sektor pendidikan
dititik beratkan pada 4 ( empat ) strategi sesuai dengan kebijakan Departemen
Pendidikan Nasional, yaitu, :
1.
Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
2.
Peningkatan mutu pendidikan
3.
Efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan
4.
Relevansi pendidikan
Karena pendidikan merupakan gambaran
karkteristik yang diinginkan serta memiliki keunggulan, yang didasarkan pada
iman, taqwa dan budaya yang tercermin di dalam prinsip prinsip pendidikan
nasional melalui isyarat :
1.
Berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang
lama
2.
Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik,
sesuai dengan norma dan harapan masyarakat
3.
Mencerminkan standar keunggulan dan cita cita yang
ingin dicapai
4.
Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya
inspirasi, semangat dan komitmen warga.
5.
Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan
dan pengembangan sekolah ke arah yang lebih baik
6.
Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.
Sebagaimana
yang diuraikan diatas bahwa visi “ unggul prestasi berdasarkan iman dan taqwa
dapat dirumuskan dengan kalimat filosofi
yang memiliki indikator. :
a.
Unggul dalam peningkatan skor ( gain score achievement – GSA )
b.
Unggul dalam berbagai lomba karya ilmiah remaja
c.
Unggiul dalam kegiatan keagamaan
d.
Unggul dalam berprestasi olahraga
e.
Unggul dalam berprestasi kesenian
f.
Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan kondosif untuk belajar.
g.
Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat
Selaian
adanya Visi sekolah juga terdapat Misi Sekolah. Dan misi ini merupakan
penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan
yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain misi adalah
bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang di tuangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya antara lain :
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara
efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan
potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkan semangat
keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah
c. Mendorong dan membantu, setiap siswa untuk
mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan lebih optimal
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
yang dianut dan juga budaya bangsa,. Sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak
e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan untuk sasaran
pertama, maka dapat diidentifikasi kelemahan, ancaman yang dihadapi oleh
sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi
kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru krang mampu memperdayakan siswa
dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas
serta waktu yang digunakan kurang efektif. Sedangkan yang menjadi ancaman
adalah kurang siapnya siswa dalam menerima pelajaran, terutama pada pagi dan
siang hari menjelang pulang. Disamping itu suasana lingkungan sekolah yang
kurang kondusif dan ramai karena berdekatan dengan pusat keramaian kota.
Selanjutanya untuk mengatasi kelemahan atau ancaman tersebut,
sekolah mencari alternatif alternatif dan langkah langkah memecahkan persoalan
sebagai berikut :
a. Pengaktifan
kegiatan MGMP sekolah
Melalui
MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran
) sekolah diharapkan persoalan dapat diatasi, termasuk bagaimana mensiasati
kurikulum yang padat serta mencari alternatif pembelajaran yang tepat serta
menemukan berbagai variasi, metoda dalam mengajarkan setiap mata pelajaran yang
diajarkan. Dalam kegiatan MGMP sekolah ini minimal mengadakan pertemuan satu
kali per minggu, guna menyusun strategi pengajaran dan mengatasi masalah yang
timbul.
MGMP
sekolah juga menyusun dan mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar sekolah. Evaluasi kemajuan
sekolah dilakukan secara berkala dan hasilnya digunakan untuk penyempurnaan
rencana berikutnya.
Kegiatan
MGMP sekolah yang dilakukan dengan intensif, dapat dijadikan sebagai wahana
pengembangan diri guru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru serta
menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang yang diajrkan, terutama
ditujuan untuk gururu yang mengajar bukan bidangnya ( teacher mismatch )
b.
Pengiriman guru mengikuti pelatihan.
Sekolah dapat mengirimkan guru
guru secara bergiliran untuk mengikuti pelatihan pada lembaga yang dianggap
potensial dan berpengalaman. Pengiriman guru ini, dimaksudkan memberikan
tambahan pengetahuan dan ketrampilan guru, baik dalam bidang keahlian, metode
pengajaran maupun berbagai metode, evaluasi, setelah melalui proses
identifikasi kebutuhan yang dilakukan secara cermat oleh sekolah. Program ini
mendorong sekolah untuk mengalokasikan sebagai anggarannya peningkatan SDM.
Yang selama ini belum secara optimal dilakukan.
Selain itu untuk mengatasi kelemahan
tersebut, sekolah melalui kegiatan MGMP dapat mengundang ahli dari luar, baik
ahli substansi mata pelajaran untuk membantu guru dalam memahami materi yang
masih dianggap sulit atau membantu memecahkan masalah yang muncul di kelas,
maupun berbagai metode pengajaran untuk
menenukan cara yang paling sesuai dalam memberkan materi mata pelajaran
tertentu.
c. Peningkatan disiplin siswa.
Melihat hasil pengkajian di
lapangan dinyatakan bahwa disiplin siswa sangat rendah, baik dalam mengikuti
aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam mengikuti pelajaran dan
mengakibatkan lingkungan sosial sekolah menjadi kurang kondusif. Hal ini
diperlukan adanya peningkatan disiplin siswa untuk menciptakan iklim sekolah
yang lebih kondusif dan dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Adanya dukungan guru, siswa,
komite sekolah, masyarakat dan masyarakat pendidikan yang cukup, sekolah dapat
membuat aturan dan tata tertib yang baik dan memadai. Tata tertib yang dibuat
dan disepakati tersebut harus ditaati, khusunya siswa dan warga sekolah
terutama guru dan karyawan serta Kepala Sekolah
Dengan meningkatnya disiplin siswa,
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas jam belajar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar yang lebih kondusif untuk
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar