Untuk mengetahui apakah semua siswa telah menguasai konsep sesuai dengan
instruksional khusus dalam setiap satuan pelajaran, maka pada setiap akhir
satuan pelajaran guru memberikan tes.
Setiap guru mengharapkan semua siswa
dapat menguasai konsep sesuai dengan Tujuan Pembelajaran Khusus pada setiap satuan
pelajaran, agar tujuan instruksional yang hendak dicapai terlaksana dengan
baik.
Sehingga
Yang menjadi sasaran salah satu tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
adalah menciptakan kesempatan belajar seluas – luasnya kepada setiap siswa
secara individual untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi
yang ada pada diri siswa dan sesuai pula dengan lingkungan yang tersedia. Dalam kurikulum 2004 bahwa guru dalam menyampaikan
pelajaran diharuskan menggunakan pendekatan yang berdasarkan pengembangan
sistem instruksional, yang dikembangkan dalam bentuk satuan pelajaran. Satuan
pelajaran tersebut direncanakan sehingga sebagian besar siswa dapat menguasai
tujuan – tujuan instruksional yang telah dirumuskan. Dalam hal ini untuk setiap
mata pelajaran dalam satu catur wulan dibagi atas satuan – satuan pelajaran
yang akan memudahkan guru untuk mengetahui kesalahan – kesalahan dan kesulitan
– kesulitan yang dialami siswa, sehingga guru dapat segera memperbaiki dan
mengatasi kesalahan – kesalahan dan kesulitan – kesulitan tersebut.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa di dalam proses
belajar mengajar dan dalam pemberian soal – soal tes atau ulangan harian yang
diberikan oleh guru bidang studi setelah satuan pelajaran selesai, tidak semua
siswa menguasai konsep setiap satuan pelajaran yang sesuai yang tujuan
instruksional khusus yang hendak dicapai. Ini berarti ada sebagian siswa yang
mengalami kesulitan atau gagal dalam mencapai tujuan instruksional yang hendak
dicapai. Sehingga seorang guru sangatlah diharapkan untuk memberikan remidi
kepada siswa yang mengalami kesulitan atau siswa yang gagal dalam mencapai
Standart Kompetensi yang ingin dicapai. Akan tetapi hal ini tidak dihiraukan
oleh sebagian besar guru yang mau memberikan remidi dan memperhatikan pada
siswa yang mengalami kesulitan atau yang gagal dalam mencapai Kompetensi Dasar,
khususnya yang hendak dicapai. Karena guru langsung melanjutkan satuan
pelajaran yang satu ke satuan pelajaran berikutnya, sehingga kesulitan tersebut
semakin lama semakin bertambah.
Salah satu usaha pemerintah dalam mencapai tujuan
tersebut adalah dengan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, secara
ideal, pengajaran yang diharapkan adalah pengajaran yang efektif, karena
kreatifan merupakan suatu tolak ukur dalam mencapai tujuan. Dengan
demikian dikatakan bahwa efektif atau tidaknya sesuatu hal dapat menyebabkan
tercapainya tujuan yang handal di capai
Proses
belajar mengajar yang bermuara pada suatu hasil yang sesuai dengan kompetensi
dasar mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi siswa, namun demikian hasil
yang telah dicapai siswa diharapkan dapat digunakan dikemudian hari, baik
selama siswa disekolah maupun meninggalkan bangku sekolah. Hasil belajar yang telah diperoleh , disimpan untuk
kemudian digali dari ingatan pada saat dibutuhkan
Dalam penggalian itu sering terjadi kesulitan bagi
siswa dalam arti hasil yang telah dicapai dan disimpan dalam ingatan tidak
dapat digunakan sebagaimana diharapkan atau dengan kata lain siswa “telah lupa”. Sehingga lupa dapat dipandang
sebagai gejala negatif yang menimbulkan kesulitan bagi guru maupun siswa.
Sementara itu baik guru atau siswa mengharapkan keadaan lain yang serba baik
guru atau siswa mengharapkan keadaan lain yang serba baik dan ideal yaitu tidak
terjadi lupa dan segala apa yang telah dipelajari dapat diingat dengan baik.
Dalam rangka belajar mengajar di sekolah, mata Pelajaran
Geografi merupakan bidang pelajaran
efektif, artinya mata Pelajaran Geografi selain mengharuskan siswa menguasai
teori ilmu pengetahuan, siswa juga harus secara aktif menerapkan sikap yang
berdasarkan landasan teori ilmu pengetahuan yang dikuasai itu, dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
Nilai
lihur dan moral tersebut dapat diwujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari
siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Adapun perilaku-perilaku yang dimaksud diatas adalah
Perilaku
yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusian
yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kearah persatuan bangsa dalam
masyarakat yang beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan
golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatas
melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia (GBPP, 1996 : 1)
Disamping itu pengajaran dalam
Mata Pelajaran Geografi juga dimaksudkan guna membekali siswa dengan budi
pekerti, pengetahuan dan kemauan untuk mengembangkan kemampuan dasar yang
berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan
bela negara agar menjadai warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara, secara umum fungsi pengajaran dalam Mata Pelajaran Geografi seperti
tercantum dalam GBPP mata Pelajaran Geografi adalah :
1. Mengembangkan
potensi Ketrampilan Dasar Pembuatan Peta secara dinamis dan terbuka.
2. Mengembangkan
dan membina manusia Indonesia
seutuhnya
3. Membina
pemahaman dan kesadaran bahwa Ketrampilan Dasar Pembuatan Peta sangat berpengaruh terhadap kehidupan
Belajar dalam Mata Pelajaran Geografi membina tatanan nilai moral pancasila
yang utuh, bulat dan berkesinambungan, oleh sebab itu dalam Mata Pelajaran
Geografi memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain dan dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kemampuan intelektualnya, sementara itu keadaan “lupa” sering
dialami sebagai mata pelajaran termasuk juga mata Pelajaran Geografi , untuk
itu dalam mengatasi masalah tersebut perlu dikondisikan kepada siswa untuk
selalu mengulang kembali garis-garis besar materi pelajaran yang telah
diperolehnya dan selanjutnya memahami maksudnya.
Melalui
Teknik Pembelajaran Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang
mengembangkan Kreativitas peserta didik) diharapkan siswa dapat meningkatkan
prestasi belajar sesuai materi atau topik yang dibahas. Pembelajaran akan lebih
terasa memperoleh hasil dan akan membantu siswa untuk mengurangi keadaan lupa
dan akhirnya diharapkan memperoleh hasil yang optimal. Sedangkan guru dalam pembelajaran tersebut memungkinkan siswa sehingga
materi pembelajaran mudah diserap oleh siswa.
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar
belakang diatas, ternyata Pelajaran Geografi memiliki arti yang sangat fundamental dalam
pembentukan siswa, siswa yang memiliki moral tinggi akan dapat
mengaktualisasikan dirinya untuk meraih keberhasilan dalam belajar
Berdasarkan itulah maka identifikasi masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Tentang
Teknik Creativity Approach Learning
Teknik ini pada prinsipnya ialah memberikan
kesempatan pada siswa kelompok atas memberi pelajaran bagi siswa kelompok
bawah, sehingga akan terjadi kerja sama antara siswa kelompok atas maupun siswa
kelompok bawah dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
2. Tentang
Prestasi Belajar
Prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai
suatu hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung
dan dijadikan tokok ukur keberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami materi
pelajaran yang diterima
B. PEMBATASAN MASALAH
Untuk
menghindari kesalah pahaman dan meluasnya masalah akan peneliti berikan batasan
permasalahan, dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
a. Penelitian
mengenai manfaat penggunaan Teknik Creativity Approach Learning (pendekatan
pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) dalam peningkatan
prestasi belajar, dalam Mata Pelajaran Geografi hanya terbatas pada siswa Kelas
XII-IS-1 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009
b. Prestasi
belajar dibatasi pada ulangan harisn yang berlaitan dengan kompetensi Dasar Ketrampilan
Dasar Pembuatan Peta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Dapatkah Teknik Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran
yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) digunakan dalam peningkatan
prestasi belajar geografi pada siswa Kelas
XII-IS-1 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009.”
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
manfaat penggunaan Teknik “Creativity
Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas
peserta didik)” dalam prestasi belajar. siswa Kelas XII-IS-1 Semester Ganjil di
SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran
2008/2009
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Setiap kegiatan penelitian pasti ada sesuatu kegunaan yang hendak
dicapainya, adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah :
b.
Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru, khususnya
mata pelajaran geografi dalam rangka meningkatkan kognitif dan efektifnya
c.
Memberikan pengalaman kepada
peneliti dalam menerapkan pengetahuan dan wawasan yang telah diperolehnya
sesuai bidang pengetahuan yang dimiliki.
G. HIPOTESIS
Hipotesis
adalah salah satu persyaratan yang masih disangsikan kebenarannya, hipotesis ini dapat dikatakan
sebagai kesimpulan yang mungin benar dan mungkin salah
Dengan petunjuk ini peneliti dapat mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
“ Jika penggunaan Teknik Creativity Approach
Learning diterapkan dalam proses
Pembelajaran, Maka Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XII-IS-1 Semester
Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun Tahun Pelajaran 2008/2009 akan meningkat ”.
H. Definisi Operasional
1. Creativity Approach Learning adalah Creatif dalam bahasa inggris yang berarti trampil,
cekatan, mampu melakukan suatu kegiatan, sedangkan Approach dalam bahasa
inggris berarti pendekatan. jadi arti dari Creativity Approach Learning berarti
pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta
didik/mengembangkan ketrampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam
pembelajaran
2. Prestasi menurut kamus populer Bahasa Indonesia adalah yang
dikerjakan, apa yang dihasilkan”. Jadi pengertian prestasi dapat didefinisikan
sebagai berikut : “Prestasi adalah suatu kemampuan yang telah dicapai atas
usaha manusia yang seoptimalkan mungkin”
3. Prestasi Menurut Arfina dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
adalah hasil yang telah dicapai dengan baik, hasil dari suatu pekerjaan, hasil
dari sesuatu yang dilakukan” (1995 : 373).
4. Prestasi menurut Winkel adalah hasil yang diacapai dalam mata
pelajaran tertentu di sekolah“ (1984 : 30). kemudian Winkel berpendapat bahwa prestasi
belajar adalah : “Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mata
pelajaran tertentu dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang
pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, sikap dan nilai (Winkel, 1984:30).
5.
Belajar Menurut Slameto adalah
“suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman dan
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (1988 : 2)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Creativity Approach Learning
1. Pengertian Creativity
Approach Learning adalah Creatif dalam bahasa inggris yang berarti trampil,
cekatan, mampu melakukan suatu kegiatan, sedangkan Approach dalam bahasa
inggris berarti pendekatan dan learning berarti pembelajaran. jadi arti dari Creativity
Approach Learning berarti pendekatan pembelajaran yang mengembangkan
Kreativitas peserta didik/mengembangkan ketrampilan siswa dalam melakukan suatu
kegiatan dalam pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil ( 4-6 orang),
masing-masing anggota kelompok membawa sejumlah benda atau tanda yang berfungsi
untuk menandai apabila mereka berpendapat dengan memasukkan suatu tanda tadi ke satu tempat.
Hal ini membuktikan bahwa mereka aktif berpendapat
sebanyak indikator dalam KD. Kemudian kelompok menugaskan seseorang perwakilan
untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok kedepan kelas dan kelompok lain
menanggapi sampai dengan menyimpulkan .
Sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator atau
memfasilitasi kegiatan siswa, menambah dan membetulkan materi-materi yang
dibahas siswa, bila diperlukan dan mengevaluasi keaktifan siswa tersebut
melalui Cek List
Teknik
Pembelajaran Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang
mengembangkan Kreativitas peserta didik) merupakan bagian dari strategi dari
pembelajaran Cooperative Learning. Tujuan pembelajaran Creativity Approach
Learning adalah dapat memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok atas
maupun kelompok bawah yang berkerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok atas, jadi bantuan
khusus dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam
turorial ini siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena
memberi pelajaran sebagai tutor, yang membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam
tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu
Teknik
Pembelajaran Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang
mengembangkan Kreativitas peserta didik) dikelas bukanlah satu-satunya teknik
yang mutlak tetapi dalam pembelajaran ini diperlukan teknik lain yang bersifat
mendukung dioantaranya :
·
Teknik ceramah berupa
apersepsi dan motivasi diaweal pelajaran tanya jawab pada saat presentase kelompok
·
Dan resume hasil belajar diakhiri pelajaran
dibimbing oleh guru
Menurut paul B. Diedrich jenis kegiatan /aktifitas belajar siswa
disekolah bermacam-macam ( 177 macam) antara lain
:
a. visual
activities termasuk membaca, demonstrasi, memperhatikan gambar, percobaan
b.
Oral activities termasuk menyatakan, merumuskan,
bertanya, mengeluarkan pendapat
c.
Listening activities misalnya mendengarkan uraian, diskusi
d.
Writing activities misalnya menulis cerita.
Karangan, laporan
e.
Drawing activities misalnya menggambar , membuat Ketrampilan
Dasar Pembuatan Peta dalam bentuk grafik
f.
Tutor activities misalnya percobaan, bermain
g.
Mentel activities misalnya mengingat, memecahkan
soal, menanggapi
h.
Emotional activities misalnya
menaruh minat, gembira, bersemangat
B. Pengertian
Prestasi Belajar
1.
Pengertian Prestasi
Prestasi menurut W.J.S Porwadarminto dalam kamus umum Bahasa Indonesia
desebutkan : “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai , dilakukan,
dikerjakan.”
Menurut kamus populer Bahasa Indonesia “Prestasi adalah yang
dikerjakan, apa yang dihasilkan”. Jadi pengertian prestasi dapat didefinisikan
sebagai berikut : “Prestasi adalah suatu kemampuan yang telah dicapai atas
usaha manusia yang seoptimal mungkin”
Istilah prestasi, menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, diartikan sebagai “hasil yang telah dicapai atau dilakukan atau
dikerjakan” (Poerwodarminto, 1986 : 706).
Menurut Arfina dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
: “prestasi adalah hasil yang telah dicapai dengan baik, hasil dari suatu
pekerjaan, hasil dari sesuatu yang dilakukan” (1995 : 373).
Sedangkan Winkel menjelaskan bahwa istilah prestasi
dikaitkan dengan kegiatan belajar seseorang. Selanjutnya Winkel menjelaskan
bahwa “prestasi adalah hasil yang diacapai dalam mata pelajaran tertentu di
sekolah“ (1984 : 30).
Apabila ditarik kesamaannya, beberapa pendapat
tersebut cenderung menyatakan bahwa prestasi adalah “hasil yang telah diraih /
dicapai dengan baik oleh seseorang yang telah melakukan sesuatu pekerjaan atau
mencapai suatu mata pelajaran tertentu”.
Berdasarkan pengertian prestasi seperti diuraikan
didepan itu kemudian Winkel berpendapat bahwa prestasi belajar adalah : “Hasil
belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan,
pemahaman, sikap dan nilai (Winkel, 1984:30).
Peneliti berpendapat bahwa prestasi belajar adalah
hasil yang telah diperoleh siswa setelah siswa tersebut menyelesaikan
tugas-tugas atau ulangan-ulangan atau tes yang diberikan kepadanya dalam kurun
waktu tertentu. Hasil tersebut berupa nilai, sikap, performance, pengetahuan
dan ketrampilan yang menjadi bekal hidupnya di masa depan. Hasil dari prestasi
belajar dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif (skoring).
b). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah pada
dasarnya dapat dibedakan meliputi :
a. Faktor non
sosial dalam belajar
Kelompok faktor ini meliputi antara lain : keadaan udara,
suhu udara, cuaca, waktu sekolah atau belajar dan tempat belajar, serta
alat-alat yang dipakai dalam belajar (1984 : 249).
b. Faktor-faktor
sosial dalam belajar
Yang dimaksud adalah faktor manusia, baik manusia itu
hadir atau ada secara langsung, seperti potret. Kehadiran seseorang manusia
baik secara langsung atau tidak langsung dapat memperlancar atau menghambat
siswa yang sedang belajar.
c.
Faktor-faktor fisiologis dalam belajar
Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua macam, yaitu
tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi fisiologis tertentu (1984 : 251).
Ø
Keadaan Jasmani
Keadaan tonus jasmani ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar seseorang, yaitu apabila kurang diperhatikan akan menganggu prestasi belajar seseorang. Tonus jasmani seseorang berkaitan dengan segar atau lelahnya seseorang sewaktu melakukan aktivitas belajar atau dalam menghadapi tugas-tugas yang berkaitan dengan pencapaian prestasi belajar di sekolah (1984 : 253).
Ø
Keadaan fungsi-fungsi jasmani
tertentu, terutama fungsi-fungsi pancaindera.
Baik atau buruknya fungsi pancaindera akan berpengaruh
dalam aktivitas belajar siswa, baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini berarti
bahwa pancaindera memegang peranan penting dalam kegiatan belajar, yang
berpengaruh pula pada pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah (1984 :
252).
d. Faktor-faktor
Psikologis Dalam Belajar
Purwanto dalam bukunya Psikologis Pendidikan membedakan faktor-faktor
tersebut sebagai berikut : faktor bakat, faktor minat, faktor kecerdasan,
faktor motivasi, dan faktor kemampuan kognitif (1991:107). Mengingat bahwa
Purwanto tidak memberi penjelasan terhadap faktor-faktor tersebut, maka
penjelasannya akan mengacu pada pendapat Sugiyo dan Winkel, yang sekaligus
sebagai kelengkapan pengertiannya.
1). Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar yang dibawa semenjak
lahir. Bakat akan nampak nyata apabila mendapat kesempatan berkembang (Sugiyo,
1976:6). Siswa yang belajar sesuai dengan bakat yang dimiliki lebih berkembang
apabila dibandingkan dengan yang melakukan belajar tidak sesuai dengan bakatnya.
Oleh sebab itu bakat seeorang jelas ada kaitan erat dengan prestasi yang
diperoleh selama belajar.
2). Minat Siswa
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam
subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1986 : 30).
Jadi dalam minat seseorang ada unsur perasaan
senang, dan dalam perasaan senang terungkap rasa gembira, puas simpati yang
menumbuhkan minat untuk mempelajari bidang tertentu. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa besar kecilnya minat dalam belajar akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar.
3). Kecerdasan
Winkel menyamakan kecerdasan dengan kemampuan
intelektual yang menujukkan adanya taraf intelegensi (1986 : 26).
Winkel selanjutnya menguraikan bahwa taraf intelegensi
berhubungan erat dengan taraf prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi
rendahnya taraf prestasi belajar siswa di sekolah (1986 : 26).
4). Motivasi
Motivasi ialah pemberian dorongan agar dapat
mencapai tujuan (Sugiyo, 1979 : 33).
Motivasi dalam belajar berarti pemberian dorongan agar
dalam melakukan kegiatan belajar diperoleh prestasi yang sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh subyek yang sedang belajar. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa ada tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa mempunyai
pengaruh yang besar terhadap pencapaian prestasi belajarnya.
5). Kemampuan Kognitif
Ahli lain
yang membahas tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di
sekolah adalah Suharsini Arikunto. Kemampuan Koginitif menurut Arikunto :
“Kemampuan untuk mengenal (recognition) mengungkap (recall), mengadakan
pemahaman (comprehension), mengaplikasikan (aplication), menganalisis
(analysis), membuat sintesis (syntesis) dan mengevaluasi (evaluation) obyek
secara tepat” (1987 : 110).
Tepat
atau tidaknya dan tinggi atau rendahnya kemampuan kognitif siswa dalam kegiatan
belajar akan mempunyai pengaruh terhadap hasil yang diperoleh selama belajar,
sehingga akan bepengaruh juga terhadap prestasi belajarnya.
Selain pendapat tersebut, Winkel masih melengkapi
dengan dua faktor, faktor-faktor dari pihak siswa dan di luar diri siswa, yang
juga diperkirakan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
(a). Faktor dari pihak siswa dibedakan menjadi faktor psikis dan faktor
phisik. Faktor psikis meliputi faktor : intelektual dan non intelektual. Faktor
yang intelektual meliputi : kemampuan belajar dan cara belajar siswa; dan
faktor non intelektual meliputi motivasi belajar, sikap, perasaan, minat
kondisi akibat keadaan sosio kultural dan keadaan ekonomi, sedang faktor phisik
meliputi kondisi fisik siswa itu sendiri.
b). Faktor di luar
siswa, dibedakan menjadi :
(1). Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, meliputi :
kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar dan pengelompokkan
siswa serta interaksi guru dan siswa.
(2). Faktor-faktor sosial di sekolah, meliputi : sistem sosial, status
sosial siswa dan interaksi guru dan siswa.
(3). Faktro-faktor situasional, meliputi : keadaan ekonomi keluarga,
keadaan tempat dan waktu belajar serta keadaan musim iklim (1984 : 43).
Berikut ini penjelasan tentang faktor dari dalam
siswa dan diluar siswa, yang belum diuraikan sebelumnya. Penjelasan ini ada
yang berupa kutipan, tetapi ada yang rumusan penelitian.
(a). Cara belajar siswa
Cara belajar lebih menyangkut cara memilih metode atau
teknik selama melakukan kegiatan belajar. Penggunaan metode atau teknik dalam
belajar akan membantu kelancaran dalam kegiatan belajar, yang tentunya akan
membantu dalan memperlancar prestasi belajar siswa disekolah.
(b). Sikap
“Sikap adalah
kecenderungan menerima atau menolak sesuatu atau seseorang berdasarkan
penilaian terhadap hal atau orang sebagai obyek berharga atau tidaknya
berharga, baik atau tidak baik, positif atau negatif untuk dirinya (Winkel,
1986 : 50).
Sikap positif dari siswa dan sekitar siswa dalam kegiatan
belajar disekolah dapat membantu pencapaian prestasi belajar siswa dengan baik.
Disamping dapat mendukung mental siswa itu sendiri.
(c). Kondisi
akibat keadaan sosio-kultural
Siswa yang
hidup atau berada ditengah masyarakat atau lingkungan sosial budayanya baik,
tenang dan cukup kondusif jelas akan membantu atau mempengaruhi seluruh
siatuasi dan proses belajarnya. Situasi dan kondisi sosial
budaya yang demikian itu akan mempengaruhi pencapaian prestasi siswa dan juga
kesehatan jiwa siswa yang sedang belajar.
(d). Kurikulum sekolah
Gino, dkk
menyatakan “Kurikulum adalah segala pengalaman yang direncanakan dan disediakan
oleh sekolah untuk membantu siswa dalam pencapaian hasil belajar yang
diinginkan menjadi kemampuan mereka yang terbaik” (1994:61).
Kurikulum
sekolah sebagai program pendidikan perlu disusun secara cermat dan sesuai
dengan kebutuhan siswa, agar diperoleh hasil belajar yang baik dan
mengembangkan jiwa yang sehat.
(e). Disiplin sekolah, yaitu tata tertib dalam menaati peraturan yang
berlaku disekolah bagi guru, karyawan dan siswa. Apabila unsur disiplin dipatuhi
oleh semua pihak yang terlibat dengan kesadaran yang tinggi pasti akan membantu
kelancaran proses belajar mengajar. Disamping itu hal tersebut juga akan
membantu perkembangan jiwa seseorang secara optimal, sehingga membantu
pembentukan kepribadian seseorang secara positif dan terarah, tanpa terkecuali
siswa didik.
(f). Pengelompokan
siswa
Cara pengelompokkan siswa yang tepat dan sesuai dengan
kesadaran diri siswa yang sebenarnya jelas akan mempengaruhi semangat atau
tidaknya siswa dalam kegiatan belajar. Pengelompokkan siswa secara tepat dan
benar akan memacu pencapaian prestasi belajar siswa dan perkembangan sosial
disekolah, sehingga akan membantu kehidupan kesehatan mental siswa itu.
(g). Sistem sosial, yaitu tata cara yang belaku dalam kehidupan dan
bertingkah laku dimana siswa itu berada dan disepakati bersama. Sistem
sosial yang disusun dan dilaksanakan secara baik dan penuh kesadaran dapat
bermanfaat dalam membantu kelancaran proses belajar siswa di sekolah, sehingga
dapat membantu proses belajar siswa. Disamping sistem sosial semacam itu dapat
juga membantu pembentukan kesehatan mental siswa yang positif.
(h). Status
sosial siswa
Kedudukan
siswa dalam keluarga diperkirakan dapat berpengaruh terhadap sikap dan tingkah
laku siswa di sekolah, sehingga akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar
siswa dan kehidupan kesehatan mental siswa.
(i). Interaksi
guru-siswa
Komunikasi antara guru dengan siswa perlu dijalin secara
baik dan positif, serta terbuka dalam batas-batas fungsinya sebagai pendidik
atau pembimbing. Interaksi komunikasi yang positif, baik dan terbuka akan
menjadi dorongan pada diri siswa dalam meraih prestasi belajar yang maksimal
dan menjadikan kesehatan mental siswa yang positif.
Dari berbagai faktor yang telah dijelakan dimuka nampak
jelas bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor keadaan ekonomi
keluarga, kemampuan belajar. Kedua faktor tersebut dapat pula mempengaruhi
perkembangan fisik dan psikis.
2. Pengertian
Belajar
Aktivitas manusia ada yang bersifat naluri yakni berupa instink dan
reflek, ada pula kegiatan yang berupa kebiasaan, latihan, dan belajar yang
merupakan bentuk aktifitas manusia yang dilakukan sejak lahir sampai meninggal
dunia, perbuatan atau aktivitas belajar tersebut akan menghasilkan seseorang
yang matang dalam bertingkah lakudan bergaul dengan sesama manusia dalam
lingkungannya.
Untuk memperjelas pengertian belajar berikut ini
penulis kemukakan beberapa definisi belajar yaitu :
i.
Menurut Slameto yang
menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman dan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya
(1988 : 2)
ii.
Menurut higard dan Bown, dalam
Ngalini Purwanto menyatakan definisi belajar yaitu :
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat
dijelaskan apa kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang
(misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya) (1991 : 84)
iii.
sedangkan menurut Crow and Crow yang diikuti oleh
J. Kastijan, belajar adalah : sesuatu yang memerlukan dorongan dan bimbingan
kearah tercapainya tujuan yang
dikehendaki “ (1984 : 321)
dari ketiga pendapat diatas dapat diberikan kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha atau kegiatan, sehingga terjadi perubahan tingkah
laku pada diri seseorang melalui pengalaman berulang-ulang, perubahan disini
termasuk dalam hal pengetahuan, sikap maupun ketrampilannya, perubahan yang
terjadi memerlukan bimbingan dan dorongan kearah tercapainya tujuan yang
dikehendaki
iv.
Prinsip-prinsip belajar
Proses belajar emmang kompleks, tetapi dapat juga
dianalisa dan di perinci dalam bentuk prinsip-prinsip belajar. Hal ini perlu
diketahui agar dapat belajar secara efisien. Prinsip-prinsip belajar menurut
Hilgard adalah sebagai berikut :
1.
Belajar adalah perbedaan individu
mengenai keasnggupan belajar
2.
Motivasi mempertinggi hasil
3.
Motivasi yang berlebihan dapat
menimbulkan gangguan emosional dan mengurangi efektivitas belajar
4.
Kegagalan belajar sebaiknya
diatasi dengan adanya keberhasilan masa lampau
5.
Hubungan yang tidak baik
dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang lebih tinggi
6.
Untuk menguasai sesuatu
hendaknya diperlukan latihan yang banyak
7.
Keterangan tentang hasil
belajar yang baik atau kesalahan yang dibuat membantu siswa belajar
8.
Ulangan sebaiknya dibuat
berkala agar lebih lama dapat diingat
(s. Nasoetion, 1982 : 82
v.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi , dan dari sekian
banyak faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikemukakan menurut pendapat Wasry Soemanto yang
digolongkan enjadi 3 macam yaitu :
·
Faktor Stimulus Belajar
·
Faktor Metode Belajar
·
Faktor Individual (1948 : 107-15)
Dapat
diuraikan sebagai berikut :
1.
Faktor Stimulus Belajar
Menurut
Wasty Soemanto yang dimaksud stimulus belajar ialah “segala hal diluar individu
itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar” (1948 : 107)
Adapun faktor stimulus belajar ini menurutnya, berhubungan dengan hal-ahal
sebagai berikut :
1.
Panjangnya bahan pelajaran
2.
Ksulitan bahan pelajaran
3.
Berartinya bahan pelajaran
4.
Berat ringannya tugas yang diberikan
5.
Suasana lingkungan belajar
baik yang bersifat eklsternal dan internal. (1948 : 109)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar