Peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan
kualitas SDM
tersebut adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus
senantiasa ditingkatkan. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh
faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan
yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan
pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
nasional (Nurhadi & Senduk, 2003).
Pada
era global seperti saat ini, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi unsur penentu
dalam kelangsungan hidup manusia. Untuk menghadapi tantangan pada masa
mendatang, pendidikan nasional dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kualitas
manusia Indonesia seutuhnya. Upaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia
seutuhnya tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab para pakar, birokrat dan
politis saja, melainkan juga menjadi tugas dan tanggung jawab guru dan semua
orang yang berkecimpung di bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu,
sebagai praktisi dan pemerhati bidang pendidikan dan pengajaran, perlu
memikirkan dan mengambil langkah guna ikut berkiprah dalam meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan
(Soekamto, 2001). Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pembaharuan – pembaharuan Teknik dalam
pembelajaran.
Pelajaran
Geografi di sekolah menengah Atas merupakan mata pelajaran yang bersifat
sosial, maka kalau guru harus pandai memikat siswa dalam proses pembelajaran dengan
menciptakan teknik mengajar yang cocok dan sesuai dengan materi pembelajaran
yang disesuaikan dengan keadaan siswa, sehingga peserta didik pada waktu
ulangan selalu memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Masalah ini muncul
karena beberapa sebab dan banyaknya hambatan yang di temui guru dalam
melaksanakan tugasnya yang di tuntut untuk menemukan teknik atau metode
pembelajaran dan sistem evaluasi yang diterapkan oleh guru sehingga mampu
memperhitungkan perbedaan kemampuan di antara siswa dalam belajar
Pembaharuan
pendidikan tersebut tidak dapat dilakukan oleh satu komponen saja, melainkan
harus ada kerjasama dengan komponen lain. Lewin (1948) mengatakan bahwa
perubahan sosial sangat tergantung pada komitmen dan pemahaman anggota
masyarakat yang terlibat dalam proses perubahan itu. Selanjutnya Elliot (1977)
mengemukakan bahwa perlunya kolaborasi dalam melakukan perubahan – perubahan
yang bersifat mendasar melalui proses penelitian. Dari beberapa pendapat
tersebut menunjukkan bahwa meningkatkan kualitas pendidikan itu merupakan
tanggung jawab bersama antara guru, siswa, masyarakat, dan seluruh komponen
pendidikan.
Pada
dasarnya Teknik pembelajaran yang kurang melibatkan siswa akan menurunkan minat
siswa, sehingga prestasi belajarnyapun akan mengalami penurunan. Teknik
pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa merupakan metode
belajar mengajar yang mengutamakan peran siswa aktif, baik fisik, mental,
maupun sosial.
Berdasarkan
gejala yang ada, peneliti akan mendeskripsikan suatu upaya peningkatan prestasi
belajar dengan Teknik pembelajaran Pantograf Talking Chip Learning pada siswa Kelas
XII-IS-1 dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) Semester Gasal di SMA Negeri 6 Madiun Kota Madiun Tahun Pelajaran
2009/2010, Suatu tantangan proses pencapaian tujuan pembelajaran di Sekolah
Menengah Atas di era global saat ini.
B. Batasan Masalah
Dalam
kajian ruang lingkup ini akan dibahas dalam Karya tulis Penelitian Tindakan
Kelas ( PTK ) ini yang di dasarkan pada pengunaan Teknik Pembelajaran Pantograf Talking Chip Learning dapat Meningkatkan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Geografi pada siswa Kelas XII-IS-1 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (
KTSP ) Semester Gasal di SMA Negeri 6 Madiun Kota Madiun Tahun Pelajaran 2009/2010.
Dengan Materi Pembelajaran Cara Pembuatan Peta melalui Pantograf Talking Chip
Learning sebagai media pembelajaran.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang
masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah
Penerapan Teknik Pembelajaran Pantograf Talking Chip Learning dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Geografi pada siswa Kelas XII-IS-1
dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) Semester Gasal di SMA Negeri 6 Madiun Kota Madiun Tahun
Pelajaran 2009/2010 ?
D.
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan pada rumusan masalah
tersebut dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dan
mendeskripsikan penerapan Teknik pembelajaran Pantograf Talking Chip Learning
dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Geografi pada siswa Kelas
XII-IS-1 dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) Semester Gasal di SMA Negeri 6 Madiun Kota Madiun Tahun
Pelajaran 2009/2010. Dalam Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menarik
minat siswa dalam pembelajaran Geografi
2. Dapat
memberikan Motivasi belajar Siswa bidang studi Geografi
3. Dapat meningkatkan pemahaman tentang
pembuatan peta secara sederhana pada bidang studi Geografi
4. Dengan penggunan Teknik Pantograf Talking
Chip Learning sebagai sarana media pembelajaran Geografi yang menarik dan
menyenangkan
5. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas
XII-IS-1 dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan ( KTSP ) Semester Gasal di SMA Negeri 6 Madiun Kota Madiun Tahun
Pelajaran 2009/2010 terhadap mata pelajaran Geografi
Dari
adanya uraian yang telah dijelaskan di atas, hendaknya pembaca lebih memahami karya
tulis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini yang berjudul : “ Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa melalui Pantograf Talking Chip Learning Sebagai Media
Pembelajaran Pembuatan Peta ”.
E.
MANFAAT
PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian,
secara umum penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan – temuan
mengenai Teknik pembelajaran Pantograf Talking Chip Learning mata pelajaran
Geografi di siswa Kelas XII-IS-1 dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Semester Gasal di SMA Negeri 6
Madiun Kota Madiun Tahun Pelajaran 2009/2010. Secara khusus diharapkan penelitian
ini bermanfaat bagi :
1. Peneliti, untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan mata
pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas, khususnya di SMA 6 Madiun, Kota
Madiun dengan Teknik pembelajaran Pantograf Talking Chip Learning pada pokok
bahasan Pembuatan peta
2. Lembaga sekolah, memberikan bahan masukan dalam rangka
pengembangan kurikulum sekolah agar tidak terpaku dengan cara – cara
konvensional yang mapan, namun perlu disesuaikan dengan perubahan atau inovasi
penyelenggaraan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan zaman.
3. Dinas Pendidikan Kota Madiun, sebagai masukan dalam
pengambilan kebijakan pada proses pelaksanaan pembelajaran agar mengikuti,
memperhatikan, dan menerapkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini,
sehingga kelemahan pelaksanaan pembelajaran di lapangan dapat diperbaiki sesuai
dengan saran dan rekomendasi dari hasil – hasil penelitian tindakan kelas.
4. Dunia pendidikan, untuk memberikan kontribusi dalam
memperkaya Teknik dan metode serta media yang ada di sekeling kita yang
bermanfaat pada bidang pendidikan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan
untuk melaksanakan pembelajaran dengan Teknik Pantograf Talking Chip Learning
sebagai media pembelajaran.
F. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan
latar belakang penelitian dan fenomen yang terjadi di lapangan maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Jika Teknik Pantograf Talking
Chip Learning diterapkan dalam proses pembelajaran, maka prestasi belajar siswa
Kelas XII-IS-1 Semester Gasal di SMA
Negeri 6 Madiun Kota Madiun Tahun Pelajaran 2009/2010 akan meningkat.
G.
SAJIAN
DIFINISI
Beberapa istilah yang harus
ditegaskan dalam penelitian ini, agar dalam pembahasan hasil penelitian akan
mengarah pada uraian yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup
penelitian, antara lain :
1. Meningkat : Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan yang berarti Naik, bertambah baik, Menambah
kemampuan, mempertinggi – daya piker, daya juang, daya serap, daya beli
dsb ( 1996 : 1514 )
2. Prestasi : Menurut Winkel, prestasi belajar adalah :“Hasil usaha / bukti keberhasilan usaha yang telah dicapai”.(
Winkel, 1984 : 162 ).
3. Belajar : menurut R. Gagne belajar ialah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
4. Siswa : Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh Pustaka Sinar Harapan berarti: Murid, Pelajar
SD, SMP, atau SMA (
1996 : 1338 )
5. Melalui : Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan berarti Menempuh, Menggunakan jalan lewat. ( 1996 :
759 )
6. Pantograf : Suatu alat yang dapat digunakan untuk memperbesar dan memperkecil
gambar
7. Talking : Menurut Kamus Umum Lengkap
Inggris – Indonesia, Indonesia – Inggris oleh Prof. Drs. S. Wojowasito.
Berarti 1. Percakapan, 2. Pembicaraan. ( 1976 : 34 8 )
8. Chip: artinya
menyela
9. Learning : Menurut Kamus Umum Lengkap
Inggris – Indonesia, Indonesia – Inggris oleh Prof. Drs. S. Wojowasito. Berarti
. 1. belajar, 2. mendengar, pengetahuan ( 1976 : 212 )
10.Sebagai :
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar
Harapan berarti bagai, bagaikan, seperti, seakan ( 1996 : 1233 )
11.Media : Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan yang berarti 1. alat,2. untuk berkomunikasi, 3. penghubung (
1996 : 880 )
12.Pembelajaran : Segala sesuatu yang digunakan untuk
menimbulkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa untuk memperoleh atau
mencapai pengetahuan, ketrampilan, atau perubahan sikap
13.Pembuatan : Menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan yang berarti, hal. Cara, hasil, proses (
1996 : 208 )
14. Peta : merupakan gambaran
dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambar dalam bidang datar
melalui sistem proyeksi ( Tim PGK Geografi Sentra Madiun, 1995 ; 9 )
BAB. II
LAPORAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Dalam Bab ini akan dibahas melalui : (A)
Penyusunan Program Pembelajaran. (B) Penyajian Pembelajaran, (C) Penilaian
Pembelajaran dan (D) Kreteria Penilaian
Masalah belajar merupakan bagian dari kehidupan
manusia yang sangat penting, dimana setiap manusia hidup disitulah terdapat
proses belajar. Sehingga dengan adanya prinsip belajar seumur hidup atau “ Life
Long Education “ adalah tepat sekali.
Agar dapat diperoleh gambaran yang cukup jelas
tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Teknik Pantograf Talking Chip
Learning sebagai media pembelajaran Geografi di SMA Negeri 6 Madiun terdiri
dari tahap kegiatan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
A.
Penyusunan Program Pembelajaran
B.
Penyajian Pembelajaran
C.
Penilaian Pembelajaran
A. PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN
Kurikulum nasional mendorong
terciptanya suatu bentuk pendidikan yang bermutu sesuai dengan kapasitas dan
konteks pada masing masing sekolah dan daerah. Yang dapat berusaha mencapai
standart nasional, bahkan dapat mencari dan mencapai keunggulan dalam proses
belajar mengajar, karena dapat mengukur hasil belajar yang diinginkan.
Yang
menjadi sasaran utama dalam kegiatan pembelajaran, Agar seorang Guru dapat
mengelola proses pembelajaran melaui
media Teknik Pantograf Talking Chip Learning dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan kerangka pembelajaran
2. Langkah langkah pembelajaran dengan media Teknik Pantograf Talking
Chip Learning
3. Penyusunan kerangka
pembelajaran dengan menggunakan media Teknik Pantograf Talking Chip Learning
Uraian :
1. Menyiapkan kerangka pembelajaran
Pada
kegiatan ini dalam menyiapkan kerangka pembelajaran seorang guru mempersiapkan Standart
Kompetensi, melalui pengembangkan dan merumuskan tujuan pembelajaran dengan
menyiapkan Teknik Pantograf Talking Chip Learning sebagai media pembelajaran
yang disajikan sesuai dengan konsep serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Contoh.
Mata Pelajaran :
Geografi
Kelas : XII ( Dua Belas )
Semester :
1 ( gasal )
Standart Kompetensi Dasar : Pembuatan peta
Kompetensi
Dasar :Cara
Pembuatan peta secara sederhana
Dalam
kegiatan ini siswa dipertunjukkan Cara Pembuatan peta secara sederhana yang di
Visualisasikan melalui Teknik Pantograf Talking Chip Learning sebagai media
yang praktis untuk memahami dan mengetahui Cara Pembuatan peta secara sederhana
2. Langkah langkah Pembelajaran dengan Media Teknik
Pantograf Talking Chip Learning.
Untuk
mewujutkan bentuk pembuatan peta secara sederhana dalam kegiatan pembelajaran
dengan dilakukan melalui :
a. Mencari seruas bambu
dengan panjang 50 cm. Setelah menemukan bambu yang diinginkan, maka bambu
tersebut dibelah dengan pisau pembelah dengan ukuran lebar 1,5 – 2 cm sebanyak
4 batang. Setelah itu batangan bambu tadi dirampelas agar permukaan bambu
menjadi rata, lalu dipotong dengan panjang 34 cm sebanyak 2 buah batang, 1
batang pangjangnya 31 cm dan 1 batang lagi dengan pangjang 18 cm
b. 2 buah batang bambu yang
panjangnya 34 cm tadi ujung ujungnya dilubangi dengan menggunakan bor tangan
dan diberi kode T1 dan T5
A a
T1 a1 B
C c T2 c1 D
c. 1 buah batang bambu yang
panjangnya 31 cm tadi ujung ujungnya dilubangi dengan menggunakan bor tangan
dan diberi kode T3
E e T3 e1 F
d. 1 buah batang bambu yang
panjangnya 31 cm tadi ujung ujungnya dilubangi dengan menggunakan bor tangan
dan diberi kode T4
G T4 H
e. 2 buah batng bambu
dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,5 – 2 cm yang digunakan untuk penyangga
f. Dari 4 batang bambu tadi lalu dirangkai pada lubang B di T1
dipertemukan dengan lubang C di T2. Lubang E di T3 dipertemukan dengan lubang
a1 dan F di T3 dipertemukan dengan lubang H di T4. Serta lubang G dipertemukan
dengan lubang c1. sedangkan Lubang A di T1 merupakan titik statis dan lubang D
diberi pensil atau bolpoin. Dan lubang F dan H diberi benda yang runcing untuk
digunakan menggeserkan tempat obyek yang digambar. Dari masing masing pertemuan
lubang diberi mur dan baut agar tidak mengalami pergeseran dan sifatnya tidak
terlalu kencang. Sebagai gambaran sebagai berikut : Tabel 1 merupakan penampang
Pantograf Talking Chip Learning
F
C T2 c.1 D
B
|
T3
T1
G T4 F
a.1
E
Ujung yang runcing
diletakan
Di atas Gambar yang akan
Digambar.
Dan ujung ini yang
Digerakan
Ket :
: Mur dan Baut
A Titik Statis
g. Siswa membuat media yang
terbuat dari bambu dengan dari Teknik Pantograf Talking Chip Learning yang
berkaitan dengan Pembuatan peta secara sederhana dan diberi penjelasan
secukupnya sebagai tugas Kokurikuler
3. Penyusunan Kerangka Pembelajaran dengan Media Teknik
Pantograf Talking Chip Learning.
Di dalam penyusunan kerangka Pembelajaran dengan Media Teknik
Pantograf Talking Chip Learning memiliki langkah langkah pembelajaran dalam
kegiatan pembelajaran antara lainnya :
Tabel. 2
Penyusunan Kerangka Pembelajaran dengan Media
Teknik Pantograf Talking Chip Learning
Mata
Pelajaran : Geografi
Kelas
/ Semester : XII / 1 (gasal)
W
a k t u : 2 X 45 menit
No
|
Standart
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Alat dan
Sumber
|
1
|
Membuat dan membahas Peta
|
Cara membuat Peta secara sederhana
|
Kegiatan ke 1
Mempersiapkan
bambu dengan panjang 34 cm sebanyak 2 batang, 1batang dengan panjang 31 cm
dan 1 batang dengan panjang 18 cm. Serta 2 buah tang bambu dengan panjang 2,5
cm
|
Alat :
1. Bambu dengan
Panjang 34 cm
2. Gergaji Kayu
3. Gergaji Besi
4. Pisau Pembelah
5. Bor Tangan
6. Rempelas Halus
7. Meteran/mistar
8. Mur dan baut
Sebanyak 6
Buah
9. Paku rujak
10.Paku Payung
/ Pines
11. Plat seng
12. bolpoin/Pensil
13.Tang
14. Kertas gambar/
Kertas manila
15. Peta
|
Kegiatan ke 2
Membuat atau
merangkai bentukan Pantofraf Talking Chip Learning yang terbuat dari bambu
yang sesuai dengan Tabel. 1
|
Sumber.
1. Buku Paket
2. Buku Geografi
Klas XII sesuai
Dengan Kuriku
Lum Tingkat
Satuan Pendidi
Kan ( KTSP )
3. Peta / Atlas
|
|||
Kegiatan ke 3
Memperagakan
dan mendiskusikan serta tanya jawab Pantofraf Talking Chip Learning yang
terbuat dari bambu tadi
|
||||
Kegiatan ke. 4
Evaluasi
|
Tes Tulis
Sebanyak 10 Soal
|
|||
Kegiatan ke 5
Memberikan
Tugas Kokurikuler
|
B. PENYAJIAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Mengajar merupakan suatu kegiatan pengajar agar
peserta didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Dalam menyampaikan ilmu
pengetahuan terjadi inetaksi antara pengajar dan peserta didik. Interaksi itu
akan terjadi apabila dalam mengajar menyampaikan pengetahuan dan ketrampilan itu menggunakan media
pembelajaran.
Maka media pembelajaran
mempunyai fungsi dalam penggunaannya, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kegiatan pembelajaran agar lebih efisien dan efektif, sehingga sasaran yang
diharapkan akan tercapai sesuai dengan tujuan sehingga, mampu meningkatkan
pemahaman dalam memperoleh hasil prestasi
Tabel. 3
Penjabaran penggunaan
media Teknik Pantograf Talking Chip Learning dalam pembelajaran
No
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Kegunaan
|
Ket
|
1
|
Di Awal Pembelajaran
|
Untuk menarik dan memotivasi minat dan
perhatian siswa agar lebih memahami cara pembuatan peta secara sederhana
|
|
2
|
Di Tengah Pembelajaran
|
Untuk mempermudah siswa dalam memahami cara
pembuatan peta secara sederhana dengan menggunakan Pantograf Talking Chip
Learning dalam konsep pembelajaran sehingga siswa memilki daya tarik tentang
kerangka pembelajaran yang matang
|
|
3
|
Di Akhir Pembelajaran
|
Mampu meningkatkan pengetahuan, minat, motivasi
dan prestasi belajar siswa dalam pembuatan peta secara sederhana dengan
menggunakan media Pantograf Talking Chip Learning
|
2. Langkah
langkah pembelajaran
Contoh kegiatan pembelajaran dengan Teknik
Pantograf Talking Chip Learning sebagai media pembelajaran geografi menyangkut :
a. Persiapan.
Menyediakan Teknik
Pantograf Talking Chip Learning sebagai media pembelajaran dengan ukuran yang
sudah disiapkan
Menyediakan
gambar peta indonesia
, lalu siswa membuat dengan menggunakan Teknik Pantograf Talking Chip Learning
sesuai dengan gambar atau petunjuk
b. Kegiatan Pembelajaran
b.1. Kegiatan I
: Apresepsi
Kegiatan bertujuan untuk memancing perhatian siswa
agar dapat menambah pehaman. Sedangkan Guru menunjukan Teknik Pantograf Talking
Chip Learning sebagai media pembelajaran yang berkaitan dengan cara pembuatan
peta. misalnya cara membuat peta jawa
timur dengan menggunakan Teknik Pantograf Talking Chip Learning. Guru
membiarkan siswa untuk melakukan diskusi, Tanya jawab sehingga siswa mempunyai
beberapa anggapan, asumsi dan pendapat.
b.2. Kegiatan.
II. Observasi.
Guru menunjukkan Gambar hasil penggambaran dengan cara pembuatan peta untuk diamati oleh siswa. Lalu guru mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan cara pembuatan peta .
b.3 Kegiatan III.
Diskusi Kelas
Guru mengadakan Tanya tawab dengan para siswa
tentang cara pembuatan peta secara sederhana
, Dalam kegiatan ini manakala ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan, guru membantu siswa yang disertai dengan gambar yang terbuat dari Teknik
Pantograf Talking Chip Learning sebagai media pembelajaran
Dalam kegiatan
diskusi ini guru selalu membimbing dan mengarahkan mana kala setiap pertanyaan
atau jawaban dari setiap siswa, dan guru yang membetulkan. Dari diskusi ini
dapat disimpulkan “ Bahwa cara pembuatan peta secara sederhana dengan menggunakan Teknik
Pantograf Talking Chip Learning mampu dipahami secara mudah dan cepat
b.4. Kegiatan. 4 : Evaluasi.
Untuk menentukan akan keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran perlu kiranya dilakukan test tulis maupun tanya jawab, agar
dapat diketahui sampai sejauh mana tingkat pemahan siswa setelah diberikan
pembelajaran Teknik Pantograf Talking Chip Learning sebagai media pembelajaran
secara efektif
Soal :
1. Apa yang dimaksud dengan Peta. ?
Kunci Jawaban :
Peta : merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam
skala tertentu dan digambar dalam bidang datar melalui sistem proyeksi
2. Sebutka
Komposisi Peta. ?
Kunci Jawaban :
Komposisi Peta meliputi
a). Judul Peta, b)
Skala Peta, c). Legenda, d) Mata Angin, e) Garis Astronomi, f) Tahun Pembuatan,
g). Simbol Peta, h). Latering, i). Garis Tepi, dan Sumber Peta.
3. Bagaimanakah Cara
kerja Pantograf Talking Chip Learning.
Kunci Jawaban :
Tanganan/batangan pantograf
dapat bergerak dengan leluasa. Dimana T1 akan sejajar dengan T3 dan T2 sejajar
dengan T4. kalau digerakan, maka akan membentuk gerakan jajaran genjang. Lalu gambar
yang akan digambar diletakan di titik E dan F sedangkan kertas kosong diletakan
di titik D. Sehingga tatkala di titik EF digerakkan, maka titik D akan bergerak
seperti gerakan di EF.
b.5. Kegiatan. 5 : Ko – Kurikuler.
Guru memberikan tugas mengambar pulau pulau di
Indonesia diatas kertas manila yang di kerjakan di rumah, dengan pembagian
kelompok dari sejumlah siswa 34 anak
dibagi menjadi 4 kelompok. Terdiri dari : 1) Kelompok I menggambar pulau jawa,
bali dan madura, 2) Kelompok II menggambar pulau sumatra , 3) Kelompok III menggambar
pulau Kalimantan dan Sulawesi. 4) Kelompok IV menggambar Pulau Irian jaya dan
sekitarnya.. Hasil Tugas di rumah yang
dikerjakan siswa ini nantinya digunakan
sebagai hiasan dinding di kelas. Sehingga siswa merasa puas dan termotivasi akan
hasil kreativitasnya sendiri.
C. PENILAIAN
PEMBELAJARAN
Cara untuk memperoleh data hasil belajar dapat
dilakukan dengan memberikan tes hasil belajar. Cara ini pada umumnya telah
banyak dilakukan oleh para guru dalam bentuk ulangan, ujian akhir semester atau
dalam bentuk evaluasi yang lainnya. Penyelenggaraan tes dapat dilakukan secara
berencana. Hal yang penting ialah agar tes yang dilakukan hendaknya memenuhi
persyaratan sebagai alat evaluasi yang baik.
Disamping
pelaksanaan tes hasil belajar sebagai penilaian pembelajaran, yang penting
ialah bagaimana penilaian yang diperoleh dari hasil belajar siswa. Untuk itu
ada beberapa penilaian dalam proses pembelajaran antara lainnya.
1.
Prosedur Penilaian
Melalui penilaian, guru akan dapat melihat sampai
sejauh mana penguasaan materi yang dicapai siswa. Penilaian digunakan untuk melihat
bagaimana haisl belajar siswa disamping itu untuk melihat bagaimana
berlangsungnya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Cara menilai dapat dilakukan antara lain :
1.
Pengamatan terhadap siswa
2. Mendengarkan apa yang sedang
diperbincangkan siswa
3.
Mendengarkan pendapat siswa
4.
Menganalisis haisl tes siswa
Tindak lanjut
dari penilaian hasil tes siswa, guru harus mampu menyusun soal dengan baik.
dengan menyusun menurut tingkat kesukaran soal, hal ini akan memberikan
motivasi siswa dalam mengerjakan tes.
Penilaian ini dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Dan siswa yang
mampu menjawab pada lembaran buku penilaian nama siswa tersebut diberi tanda,
yang menunjukkan bahwa siswa tersebut aktif dan memberikan respon. Serta
menunjukkan gambar yang ditujukan kepada siswa dan siswa tersebut memberikan
penafsiran sesuai dengan hasil pembelajaran. Hal itu semua dilakukan guru untuk
mengukur sampai sejauh mana tingkat keberhasilan dan pemahaman siswa.
2.
Penilaian Hasil Pembelajaran.
Melalui Penilaian dari hasil pembelajaran
dilakukan apabila materi yang disampaikan telah selesai. Pada akhir suatu
pelajaran guru mengadakan evaluasi atas
hasil yang telah dicapainya. Evaluasi ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang lebih
terarah. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini ada hubungannya dengan
hal-hal yang telah diajarkan waktu itu. Guru dapat menilai sampai dimana
tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa. Sebab keberhasilan siswa di
tunjukkan dengan semakin meningkatnya hasil prestasi siswa melalui Teknik
Pantograf Talking Chip Learning sebagai media pembelajaran. Dan bila mana
prestasi belajar siswa tidak meningkat menunjukkan bahwa proses pembelajaran
kurang berhasil. Maka melalui media Teknik Pantograf Talking Chip Learning ini
proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan pembuatan peta secara sederhana
pada pembelajaran diharapkan :
1). Dapat memberikan pengetahuan pada anak-anak
tentang cara pembuatan peta
2). Dapat
menanamkan sikap berfikir ilmiah.
3). Dapat menanamkan sikap saling hormat
menghormati dalam berpendapat antar sesama siswa, guru dan kolaborator sebagai
bahan masukan dalam proses pembelajaran
4). Untuk mendidik anak agar dapat memahami dan
mengembangkan konsep-konsep dari hasil pemahaman pembuatan dan penilaian
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar