Selasa, 03 Maret 2015

Kreativitas dan Pembelajaran - Adisa SMAN 6 Madiun



Untuk mengetahui apakah semua siswa telah menguasai konsep sesuai dengan instruksional khusus dalam setiap satuan pelajaran, maka pada setiap akhir satuan pelajaran guru memberikan tes.
Setiap guru mengharapkan semua siswa dapat menguasai konsep sesuai dengan Tujuan Pembelajaran Khusus pada setiap satuan pelajaran, agar tujuan instruksional yang hendak dicapai terlaksana dengan baik.
Sehingga Yang menjadi sasaran salah satu tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah menciptakan kesempatan belajar seluas – luasnya kepada setiap siswa secara individual untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi yang ada pada diri siswa dan sesuai pula dengan lingkungan yang tersedia. Dalam kurikulum 2004 bahwa guru dalam menyampaikan pelajaran diharuskan menggunakan pendekatan yang berdasarkan pengembangan sistem instruksional, yang dikembangkan dalam bentuk satuan pelajaran. Satuan pelajaran tersebut direncanakan sehingga sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan – tujuan instruksional yang telah dirumuskan. Dalam hal ini untuk setiap mata pelajaran dalam satu catur wulan dibagi atas satuan – satuan pelajaran yang akan memudahkan guru untuk mengetahui kesalahan – kesalahan dan kesulitan – kesulitan yang dialami siswa, sehingga guru dapat segera memperbaiki dan mengatasi kesalahan – kesalahan dan kesulitan – kesulitan tersebut.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa di dalam proses belajar mengajar dan dalam pemberian soal – soal tes atau ulangan harian yang diberikan oleh guru bidang studi setelah satuan pelajaran selesai, tidak semua siswa menguasai konsep setiap satuan pelajaran yang sesuai yang tujuan instruksional khusus yang hendak dicapai. Ini berarti ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan atau gagal dalam mencapai tujuan instruksional yang hendak dicapai. Sehingga seorang guru sangatlah diharapkan untuk memberikan remidi kepada siswa yang mengalami kesulitan atau siswa yang gagal dalam mencapai Standart Kompetensi yang ingin dicapai. Akan tetapi hal ini tidak dihiraukan oleh sebagian besar guru yang mau memberikan remidi dan memperhatikan pada siswa yang mengalami kesulitan atau yang gagal dalam mencapai Kompetensi Dasar, khususnya yang hendak dicapai. Karena guru langsung melanjutkan satuan pelajaran yang satu ke satuan pelajaran berikutnya, sehingga kesulitan tersebut semakin lama semakin bertambah.
Salah satu usaha pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, secara ideal, pengajaran yang diharapkan adalah pengajaran yang efektif, karena kreatifan merupakan suatu tolak ukur dalam mencapai tujuan. Dengan demikian dikatakan bahwa efektif atau tidaknya sesuatu hal dapat menyebabkan tercapainya tujuan yang handal di capai
Proses belajar mengajar yang bermuara pada suatu hasil yang sesuai dengan kompetensi dasar mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi siswa, namun demikian hasil yang telah dicapai siswa diharapkan dapat digunakan dikemudian hari, baik selama siswa disekolah maupun meninggalkan bangku sekolah. Hasil belajar yang telah diperoleh , disimpan untuk kemudian digali dari ingatan pada saat dibutuhkan
Dalam penggalian itu sering terjadi kesulitan bagi siswa dalam arti hasil yang telah dicapai dan disimpan dalam ingatan tidak dapat digunakan sebagaimana diharapkan atau dengan kata lain  siswa “telah lupa”. Sehingga lupa dapat dipandang sebagai gejala negatif yang menimbulkan kesulitan bagi guru maupun siswa. Sementara itu baik guru atau siswa mengharapkan keadaan lain yang serba baik guru atau siswa mengharapkan keadaan lain yang serba baik dan ideal yaitu tidak terjadi lupa dan segala apa yang telah dipelajari dapat diingat dengan baik.
Dalam rangka belajar mengajar di sekolah, mata Pelajaran Geografi  merupakan bidang pelajaran efektif, artinya mata Pelajaran Geografi selain mengharuskan siswa menguasai teori ilmu pengetahuan, siswa juga harus secara aktif menerapkan sikap yang berdasarkan landasan teori ilmu pengetahuan yang dikuasai itu, dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia
Nilai lihur dan moral tersebut dapat diwujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Adapun perilaku-perilaku yang dimaksud diatas adalah
Perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusian yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kearah persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia (GBPP,  1996 : 1)
Disamping itu pengajaran dalam Mata Pelajaran Geografi juga dimaksudkan guna membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemauan untuk mengembangkan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan bela negara agar menjadai warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara, secara umum fungsi pengajaran dalam Mata Pelajaran Geografi seperti tercantum dalam GBPP mata Pelajaran Geografi  adalah :
1.     Mengembangkan potensi Ketrampilan Dasar Pembuatan Peta  secara dinamis dan terbuka.
2.     Mengembangkan dan membina manusia Indonesia seutuhnya
3.     Membina pemahaman dan kesadaran bahwa Ketrampilan Dasar Pembuatan Peta  sangat berpengaruh terhadap kehidupan
Belajar dalam Mata Pelajaran Geografi membina tatanan nilai moral pancasila yang utuh, bulat dan berkesinambungan, oleh sebab itu dalam Mata Pelajaran Geografi memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya, sementara itu keadaan “lupa” sering dialami sebagai mata pelajaran termasuk juga mata Pelajaran Geografi , untuk itu dalam mengatasi masalah tersebut perlu dikondisikan kepada siswa untuk selalu mengulang kembali garis-garis besar materi pelajaran yang telah diperolehnya dan selanjutnya memahami maksudnya.
Melalui Teknik Pembelajaran Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar sesuai materi atau topik yang dibahas. Pembelajaran akan lebih terasa memperoleh hasil dan akan membantu siswa untuk mengurangi keadaan lupa dan akhirnya diharapkan memperoleh hasil yang optimal. Sedangkan guru dalam pembelajaran tersebut memungkinkan siswa sehingga materi pembelajaran mudah diserap oleh siswa.

A.    IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang diatas, ternyata Pelajaran Geografi  memiliki arti yang sangat fundamental dalam pembentukan siswa, siswa yang memiliki moral tinggi akan dapat mengaktualisasikan dirinya untuk meraih keberhasilan dalam belajar
Berdasarkan itulah maka identifikasi  masalahnya yaitu sebagai berikut :
1.     Tentang Teknik Creativity Approach Learning
Teknik ini pada prinsipnya ialah memberikan kesempatan pada siswa kelompok atas memberi pelajaran bagi siswa kelompok bawah, sehingga akan terjadi kerja sama antara siswa kelompok atas maupun siswa kelompok bawah dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik
2.     Tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar disini dapat diartikan sebagai suatu hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung dan dijadikan tokok ukur keberhasilan siswa dalam menguasai dan memahami materi pelajaran yang diterima

B.    PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesalah pahaman dan meluasnya masalah akan peneliti berikan batasan permasalahan, dalam penelitian ini batasan masalahnya adalah sebagai berikut :
a.      Penelitian mengenai manfaat penggunaan Teknik Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) dalam peningkatan prestasi belajar, dalam Mata Pelajaran Geografi hanya terbatas pada siswa Kelas XII-IS-1 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun  Tahun Pelajaran 2008/2009
b.     Prestasi belajar dibatasi pada ulangan harisn yang berlaitan dengan kompetensi Dasar Ketrampilan Dasar Pembuatan Peta.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Dapatkah Teknik Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) digunakan dalam peningkatan prestasi belajar geografi  pada siswa Kelas XII-IS-1 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun  Tahun Pelajaran 2008/2009.”
 

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat penggunaan Teknik  “Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik)” dalam prestasi belajar. siswa Kelas XII-IS-1 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun  Tahun Pelajaran 2008/2009

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Setiap kegiatan penelitian pasti ada sesuatu kegunaan yang hendak dicapainya, adapun kegunaan dilaksanakan penelitian ini adalah :
b.    Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru, khususnya mata pelajaran geografi dalam rangka meningkatkan kognitif dan efektifnya
c.     Memberikan pengalaman kepada peneliti dalam menerapkan pengetahuan dan wawasan yang telah diperolehnya sesuai bidang pengetahuan yang dimiliki.

G. HIPOTESIS

Hipotesis adalah salah satu persyaratan yang masih disangsikan  kebenarannya, hipotesis ini dapat dikatakan sebagai kesimpulan yang mungin benar dan mungkin salah
Dengan petunjuk ini peneliti dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut: 
“ Jika penggunaan Teknik Creativity Approach Learning  diterapkan dalam proses Pembelajaran, Maka Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XII-IS-1 Semester Ganjil di SMA Negeri 6 Madiun, Kota Madiun  Tahun Pelajaran 2008/2009 akan meningkat ”.

H. Definisi Operasional
     1. Creativity Approach Learning adalah Creatif dalam bahasa inggris yang berarti trampil, cekatan, mampu melakukan suatu kegiatan, sedangkan Approach dalam bahasa inggris berarti pendekatan. jadi arti dari Creativity Approach Learning berarti pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik/mengembangkan ketrampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam pembelajaran
     2. Prestasi menurut kamus populer Bahasa Indonesia adalah yang dikerjakan, apa yang dihasilkan”. Jadi pengertian prestasi dapat didefinisikan sebagai berikut : “Prestasi adalah suatu kemampuan yang telah dicapai atas usaha manusia yang seoptimalkan mungkin”
     3. Prestasi Menurut Arfina dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dengan baik, hasil dari suatu pekerjaan, hasil dari sesuatu yang dilakukan” (1995 : 373).
     4. Prestasi menurut Winkel adalah hasil yang diacapai dalam mata pelajaran tertentu di sekolah“ (1984 : 30). kemudian Winkel berpendapat bahwa prestasi belajar adalah : “Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, sikap dan nilai (Winkel, 1984:30).
5.    Belajar Menurut Slameto adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman dan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (1988 : 2) 























BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Pengertian Creativity Approach Learning

1.     Pengertian Creativity Approach Learning adalah Creatif dalam bahasa inggris yang berarti trampil, cekatan, mampu melakukan suatu kegiatan, sedangkan Approach dalam bahasa inggris berarti pendekatan dan learning berarti pembelajaran. jadi arti dari Creativity Approach Learning berarti pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik/mengembangkan ketrampilan siswa dalam melakukan suatu kegiatan dalam pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil ( 4-6 orang), masing-masing anggota kelompok membawa sejumlah benda atau tanda yang berfungsi untuk menandai apabila mereka berpendapat dengan memasukkan suatu tanda  tadi ke satu tempat.
Hal ini membuktikan bahwa mereka aktif berpendapat sebanyak indikator dalam KD. Kemudian kelompok menugaskan seseorang perwakilan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok kedepan kelas dan kelompok lain menanggapi sampai dengan menyimpulkan .
Sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator atau memfasilitasi kegiatan siswa, menambah dan membetulkan materi-materi yang dibahas siswa, bila diperlukan dan mengevaluasi keaktifan siswa tersebut melalui Cek List
Teknik Pembelajaran Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) merupakan bagian dari strategi dari pembelajaran Cooperative Learning. Tujuan pembelajaran Creativity Approach Learning adalah dapat memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang berkerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok atas, jadi bantuan khusus dari teman sebaya yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam turorial ini siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelajaran sebagai tutor, yang membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu
Teknik Pembelajaran Creativity Approach Learning (pendekatan pembelajaran yang mengembangkan Kreativitas peserta didik) dikelas bukanlah satu-satunya teknik yang mutlak tetapi dalam pembelajaran ini diperlukan teknik lain yang bersifat mendukung dioantaranya :
·        Teknik ceramah berupa apersepsi dan motivasi diaweal pelajaran tanya jawab pada saat presentase kelompok
·        Dan resume hasil belajar diakhiri pelajaran dibimbing oleh guru
Menurut paul B. Diedrich jenis kegiatan /aktifitas belajar siswa disekolah bermacam-macam  ( 177 macam) antara lain :
          a. visual activities termasuk membaca, demonstrasi, memperhatikan gambar, percobaan
b.     Oral activities termasuk menyatakan, merumuskan, bertanya, mengeluarkan pendapat
c.      Listening activities misalnya mendengarkan uraian, diskusi
d.     Writing activities misalnya menulis cerita. Karangan, laporan
e.      Drawing activities misalnya menggambar , membuat Ketrampilan Dasar Pembuatan Peta  dalam bentuk grafik
f.        Tutor activities misalnya percobaan, bermain
g.      Mentel activities misalnya mengingat, memecahkan soal, menanggapi
h.     Emotional activities misalnya menaruh minat, gembira, bersemangat

B.    Pengertian Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Prestasi menurut W.J.S Porwadarminto dalam kamus umum Bahasa Indonesia desebutkan : “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai , dilakukan, dikerjakan.”
Menurut kamus populer Bahasa Indonesia “Prestasi adalah yang dikerjakan, apa yang dihasilkan”. Jadi pengertian prestasi dapat didefinisikan sebagai berikut : “Prestasi adalah suatu kemampuan yang telah dicapai atas usaha manusia yang seoptimal mungkin”
Istilah prestasi, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, diartikan sebagai “hasil yang telah dicapai atau dilakukan atau dikerjakan” (Poerwodarminto, 1986 : 706).
Menurut Arfina dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : “prestasi adalah hasil yang telah dicapai dengan baik, hasil dari suatu pekerjaan, hasil dari sesuatu yang dilakukan” (1995 : 373).
Sedangkan Winkel menjelaskan bahwa istilah prestasi dikaitkan dengan kegiatan belajar seseorang. Selanjutnya Winkel menjelaskan bahwa “prestasi adalah hasil yang diacapai dalam mata pelajaran tertentu di sekolah“ (1984 : 30).
Apabila ditarik kesamaannya, beberapa pendapat tersebut cenderung menyatakan bahwa prestasi adalah “hasil yang telah diraih / dicapai dengan baik oleh seseorang yang telah melakukan sesuatu pekerjaan atau mencapai suatu mata pelajaran tertentu”.
Berdasarkan pengertian prestasi seperti diuraikan didepan itu kemudian Winkel berpendapat bahwa prestasi belajar adalah : “Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, pemahaman, sikap dan nilai (Winkel, 1984:30).
Peneliti berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah diperoleh siswa setelah siswa tersebut menyelesaikan tugas-tugas atau ulangan-ulangan atau tes yang diberikan kepadanya dalam kurun waktu tertentu. Hasil tersebut berupa nilai, sikap, performance, pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi bekal hidupnya di masa depan. Hasil dari prestasi belajar dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif (skoring).
b). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah pada dasarnya dapat dibedakan meliputi :
a.       Faktor non sosial dalam belajar
Kelompok faktor ini meliputi antara lain : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu sekolah atau belajar dan tempat belajar, serta alat-alat yang dipakai dalam belajar (1984 : 249).
b.       Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud adalah faktor manusia, baik manusia itu hadir atau ada secara langsung, seperti potret. Kehadiran seseorang manusia baik secara langsung atau tidak langsung dapat memperlancar atau menghambat siswa yang sedang belajar.
c.        Faktor-faktor fisiologis dalam belajar
Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua macam, yaitu tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi fisiologis tertentu (1984 : 251).
Ø        Keadaan Jasmani

Keadaan tonus jasmani ini dapat dikatakan melatar belakangi  aktivitas belajar seseorang, yaitu apabila kurang diperhatikan akan menganggu prestasi belajar seseorang. Tonus jasmani seseorang berkaitan dengan segar atau lelahnya seseorang sewaktu melakukan aktivitas belajar atau dalam menghadapi  tugas-tugas yang berkaitan dengan pencapaian prestasi belajar di sekolah (1984 : 253).


Ø        Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama fungsi-fungsi pancaindera.
Baik atau buruknya fungsi pancaindera akan berpengaruh dalam aktivitas belajar siswa, baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini berarti bahwa pancaindera memegang peranan penting dalam kegiatan belajar, yang berpengaruh pula pada pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah (1984 : 252).
d.       Faktor-faktor Psikologis Dalam Belajar
Purwanto dalam bukunya Psikologis Pendidikan membedakan faktor-faktor tersebut sebagai berikut : faktor bakat, faktor minat, faktor kecerdasan, faktor motivasi, dan faktor kemampuan kognitif (1991:107). Mengingat bahwa Purwanto tidak memberi penjelasan terhadap faktor-faktor tersebut, maka penjelasannya akan mengacu pada pendapat Sugiyo dan Winkel, yang sekaligus sebagai kelengkapan pengertiannya.
1). Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar yang dibawa semenjak lahir. Bakat akan nampak nyata apabila mendapat kesempatan berkembang (Sugiyo, 1976:6). Siswa yang belajar sesuai dengan bakat yang dimiliki lebih berkembang apabila dibandingkan dengan yang melakukan belajar tidak sesuai dengan bakatnya. Oleh sebab itu bakat seeorang jelas ada kaitan erat dengan prestasi yang diperoleh selama belajar.
2).  Minat Siswa
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1986 : 30).
Jadi dalam minat seseorang ada unsur perasaan senang, dan dalam perasaan senang terungkap rasa gembira, puas simpati yang menumbuhkan minat untuk mempelajari bidang tertentu. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa besar kecilnya minat dalam belajar akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.
3).  Kecerdasan
Winkel menyamakan kecerdasan dengan kemampuan intelektual yang menujukkan adanya taraf intelegensi (1986 : 26).
Winkel selanjutnya menguraikan bahwa taraf intelegensi berhubungan erat dengan taraf prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya taraf prestasi belajar siswa di sekolah (1986 : 26).
4).  Motivasi
Motivasi ialah pemberian dorongan agar dapat mencapai tujuan (Sugiyo, 1979 : 33).
Motivasi dalam belajar berarti pemberian dorongan agar dalam melakukan kegiatan belajar diperoleh prestasi yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh subyek yang sedang belajar. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa ada tidaknya motivasi belajar dalam diri siswa mempunyai pengaruh yang besar terhadap pencapaian prestasi belajarnya.
5).  Kemampuan Kognitif
Ahli lain yang membahas tentang faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah adalah Suharsini Arikunto. Kemampuan Koginitif menurut Arikunto : “Kemampuan untuk mengenal (recognition) mengungkap (recall), mengadakan pemahaman (comprehension), mengaplikasikan (aplication), menganalisis (analysis), membuat sintesis (syntesis) dan mengevaluasi (evaluation) obyek secara tepat” (1987 : 110).
Tepat atau tidaknya dan tinggi atau rendahnya kemampuan kognitif siswa dalam kegiatan belajar akan mempunyai pengaruh terhadap hasil yang diperoleh selama belajar, sehingga akan bepengaruh juga terhadap prestasi belajarnya.
Selain pendapat tersebut, Winkel masih melengkapi dengan dua faktor, faktor-faktor dari pihak siswa dan di luar diri siswa, yang juga diperkirakan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
(a).   Faktor dari pihak siswa dibedakan menjadi faktor psikis dan faktor phisik. Faktor psikis meliputi faktor : intelektual dan non intelektual. Faktor yang intelektual meliputi : kemampuan belajar dan cara belajar siswa; dan faktor non intelektual meliputi motivasi belajar, sikap, perasaan, minat kondisi akibat keadaan sosio kultural dan keadaan ekonomi, sedang faktor phisik meliputi kondisi fisik siswa itu sendiri.
b).  Faktor di luar siswa, dibedakan menjadi :
(1).   Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, meliputi : kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa serta interaksi guru dan siswa.
(2).   Faktor-faktor sosial di sekolah, meliputi : sistem sosial, status sosial siswa dan interaksi guru dan siswa.
(3).   Faktro-faktor situasional, meliputi : keadaan ekonomi keluarga, keadaan tempat dan waktu belajar serta keadaan musim iklim (1984 : 43).
Berikut ini penjelasan tentang faktor dari dalam siswa dan diluar siswa, yang belum diuraikan sebelumnya. Penjelasan ini ada yang berupa kutipan, tetapi ada yang rumusan penelitian.
(a). Cara belajar siswa
Cara belajar lebih menyangkut cara memilih metode atau teknik selama melakukan kegiatan belajar. Penggunaan metode atau teknik dalam belajar akan membantu kelancaran dalam kegiatan belajar, yang tentunya akan membantu dalan memperlancar prestasi belajar siswa disekolah.
(b). Sikap
“Sikap adalah kecenderungan menerima atau menolak sesuatu atau seseorang berdasarkan penilaian terhadap hal atau orang sebagai obyek berharga atau tidaknya berharga, baik atau tidak baik, positif atau negatif untuk dirinya (Winkel, 1986 : 50).
Sikap positif dari siswa dan sekitar siswa dalam kegiatan belajar disekolah dapat membantu pencapaian prestasi belajar siswa dengan baik. Disamping dapat mendukung mental siswa itu sendiri.
(c). Kondisi akibat keadaan sosio-kultural
Siswa yang hidup atau berada ditengah masyarakat atau lingkungan sosial budayanya baik, tenang dan cukup kondusif jelas akan membantu atau mempengaruhi seluruh siatuasi dan proses belajarnya. Situasi dan kondisi sosial budaya yang demikian itu akan mempengaruhi pencapaian prestasi siswa dan juga kesehatan jiwa siswa yang sedang belajar.
(d). Kurikulum sekolah
Gino, dkk menyatakan “Kurikulum adalah segala pengalaman yang direncanakan dan disediakan oleh sekolah untuk membantu siswa dalam pencapaian hasil belajar yang diinginkan menjadi kemampuan mereka yang terbaik” (1994:61).
Kurikulum sekolah sebagai program pendidikan perlu disusun secara cermat dan sesuai dengan kebutuhan siswa, agar diperoleh hasil belajar yang baik dan mengembangkan jiwa yang sehat.
(e). Disiplin sekolah, yaitu tata tertib dalam menaati peraturan yang berlaku disekolah bagi guru, karyawan dan siswa. Apabila unsur disiplin dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat dengan kesadaran yang tinggi pasti akan membantu kelancaran proses belajar mengajar. Disamping itu hal tersebut juga akan membantu perkembangan jiwa seseorang secara optimal, sehingga membantu pembentukan kepribadian seseorang secara positif dan terarah, tanpa terkecuali siswa didik.
(f).  Pengelompokan siswa
Cara pengelompokkan siswa yang tepat dan sesuai dengan kesadaran diri siswa yang sebenarnya jelas akan mempengaruhi semangat atau tidaknya siswa dalam kegiatan belajar. Pengelompokkan siswa secara tepat dan benar akan memacu pencapaian prestasi belajar siswa dan perkembangan sosial disekolah, sehingga akan membantu kehidupan kesehatan mental siswa itu.
(g). Sistem sosial, yaitu tata cara yang belaku dalam kehidupan dan bertingkah laku dimana siswa itu berada dan disepakati bersama. Sistem sosial yang disusun dan dilaksanakan secara baik dan penuh kesadaran dapat bermanfaat dalam membantu kelancaran proses belajar siswa di sekolah, sehingga dapat membantu proses belajar siswa. Disamping sistem sosial semacam itu dapat juga membantu pembentukan kesehatan mental siswa yang positif.
(h). Status sosial siswa
Kedudukan siswa dalam keluarga diperkirakan dapat berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku siswa di sekolah, sehingga akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar siswa dan kehidupan kesehatan mental siswa.
(i).  Interaksi guru-siswa
Komunikasi antara guru dengan siswa perlu dijalin secara baik dan positif, serta terbuka dalam batas-batas fungsinya sebagai pendidik atau pembimbing. Interaksi komunikasi yang positif, baik dan terbuka akan menjadi dorongan pada diri siswa dalam meraih prestasi belajar yang maksimal dan menjadikan kesehatan mental siswa yang positif.
Dari berbagai faktor yang telah dijelakan dimuka nampak jelas bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor keadaan ekonomi keluarga, kemampuan belajar. Kedua faktor tersebut dapat pula mempengaruhi perkembangan fisik dan psikis.

2.    Pengertian Belajar
Aktivitas manusia ada yang bersifat naluri yakni berupa instink dan reflek, ada pula kegiatan yang berupa kebiasaan, latihan, dan belajar yang merupakan bentuk aktifitas manusia yang dilakukan sejak lahir sampai meninggal dunia, perbuatan atau aktivitas belajar tersebut akan menghasilkan seseorang yang matang dalam bertingkah lakudan bergaul dengan sesama manusia dalam lingkungannya.
Untuk memperjelas pengertian belajar berikut ini penulis kemukakan beberapa definisi belajar yaitu :
                                 i.             Menurut Slameto yang menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman dan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (1988 : 2) 
                              ii.             Menurut higard dan Bown, dalam Ngalini Purwanto menyatakan definisi belajar yaitu :
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan apa kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan  sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya) (1991 : 84)
                            iii.             sedangkan menurut Crow and Crow yang diikuti oleh J. Kastijan, belajar adalah : sesuatu yang memerlukan dorongan dan bimbingan kearah tercapainya tujuan  yang dikehendaki “ (1984 : 321)
dari ketiga pendapat diatas dapat diberikan kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau kegiatan, sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang melalui pengalaman berulang-ulang, perubahan disini termasuk dalam hal pengetahuan, sikap maupun ketrampilannya, perubahan yang terjadi memerlukan bimbingan dan dorongan kearah tercapainya tujuan yang dikehendaki
                             iv.           Prinsip-prinsip belajar
Proses belajar emmang kompleks, tetapi dapat juga dianalisa dan di perinci dalam bentuk prinsip-prinsip belajar. Hal ini perlu diketahui agar dapat belajar secara efisien. Prinsip-prinsip belajar menurut Hilgard adalah sebagai berikut :
1.     Belajar adalah perbedaan individu mengenai keasnggupan belajar
2.     Motivasi mempertinggi hasil
3.     Motivasi yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan emosional dan mengurangi efektivitas belajar
4.     Kegagalan belajar sebaiknya diatasi dengan adanya keberhasilan masa lampau
5.     Hubungan yang tidak baik dengan guru dapat menghalangi prestasi belajar yang lebih tinggi
6.     Untuk menguasai sesuatu hendaknya diperlukan latihan yang banyak
7.     Keterangan tentang hasil belajar yang baik atau kesalahan yang dibuat membantu siswa belajar
8.     Ulangan sebaiknya dibuat berkala agar lebih lama dapat diingat       (s. Nasoetion, 1982 : 82
                                v.           Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi , dan dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikemukakan  menurut pendapat Wasry Soemanto yang digolongkan enjadi 3 macam yaitu :
·        Faktor Stimulus Belajar
·        Faktor Metode Belajar
·        Faktor Individual (1948 : 107-15)
Dapat diuraikan sebagai berikut :
1.     Faktor Stimulus Belajar
Menurut Wasty Soemanto yang dimaksud stimulus belajar ialah “segala hal diluar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar” (1948 : 107)
Adapun faktor stimulus belajar ini menurutnya, berhubungan dengan hal-ahal sebagai berikut :
1.  Panjangnya bahan pelajaran
2.  Ksulitan bahan pelajaran
3.  Berartinya bahan pelajaran
4.  Berat ringannya tugas yang diberikan
5.  Suasana lingkungan belajar baik yang bersifat eklsternal dan internal. (1948 : 109)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar