Senin, 16 Februari 2015

peran media dalam pembelajaran - Adisa SMAN 6 Madiun



Dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 pada alenia keempat disebutkan bahwa salah satu tujuan nasional  Indoneia adalah “ Mencerdaskan Kehidupan Bangsa “. Selanjutnya sebagai landasan hukum dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas yang memiliki kecerdasan serta ketrampilan sehingga mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
jaman. Maka pasal 31 Undang–Undang Dasar 1945 memberikan landasan yang merupakan :                                                             
  1. Tiap – tiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran.                      
  2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran yang diatur dalam Undang – Undang. 
Mencermati pasal 31 dan 2 Undang–Undang Dasar 1945 tersebut diatas menunjukkan bahwa menuntut ilmu merupakan hak bagi setiap warga negara dan merupakan hak asasi manusia, dimana hak asasi tersebut merupakan hak yang paling mendasari yang dibawa oleh manusia sejak lahir, dan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga sangat wajar bila bidang pendidikan di Indonesia mendapatkan perhatian yang cukup besar dari pemerintah, yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan nasional yang terpadu dan serasi, baik antar lembaga, jenis, dan jenjang pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya untuk mewujudkan manusia–manusia yang berkualitas, mandiri, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti tercantum dalam Tap MPR No. II/MPR/1993 yang merumuskan tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, berkepribadian, mandiri, maju, teguh, cerdas dan kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani rohani. Pendidikan Nasional juga menumbuhkan jiwa patriotic dan mempertebal semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi pada masa depan. Iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang maju ( 1993 : 95 ).

Selanjuatnya menurut Undang–Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 2 telah ditetapkan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. ( 2003 : 11 )
Dari tujuan pendidikan nasional tersebut di atas terlihat jelas bahwa kecerdasan suatu bangsa harus disertai adanya iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di era globalisasi ini penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan tuntutan yang harus dikuasai oleh suatu bangsa agar tidak tertinggal oleh bangsa–bangsa lain.
Di sekolah, guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu “Mengantarkan para siswa untuk menuju pada perubahan–perubahan pada perubahan tingkah laku, baik intelektual, perasaan maupun psikomotor agar siswa dapat mandiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial“ (Winataputra, 1997 : 6.3 ).
Tak bisa dipungkiri, dewasa ini media telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Di negara maju, media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan seorang insinyur ternama Amerika Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media telah menjadi “ orang tua ketiga “ bagi anak (guru adalah orang tua kedua). Meskipun perkembangannya di Indonesia belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arah itu sudah mulai tampak. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan.
Salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya bagian inilah sering muncul antara lain : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam hal media pembelajaran yang khususnya tentang penggunaan Notebook/Labtop, sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Dimana pada setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Isbani (1985 : 23) berpendapat bahwa “Belajar dapat berhasil kalau ada tujuan yang mengandung arti bagi individu“. Dampaknya guru memerlukan metode dan media pembelajaran agar proses belajar mengajar berhasil atau tujuan pembelajaran tercapai.
Surya (1988 : 3) menyatakan tugas guru adalah :
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pembawa ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa demikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.

Ahli lain mengemukakan : “Media dapat dipakai untuk memberi motivasi, untuk menarik perhatian, untuk mempertinggi proses, untuk menilai, untuk berpikir, untuk reaksi (respon) dan untuk menguji daya transfer“ (Isbani, 1986 : 46).
Media pembelajaran dalam proses belajar bagi siswa sangat penting untuk membantu konsep pada materi pembelajaran, dan mampu memotivasi minat dan perhatian anak, serta membantu tugas guru menyampaikan informasi pembelajaran menjadi efisien.
Winataputra dkk. ( 1977 : 5.8 ), menyatakan fungsi media pembelajaran antara lain :
1.      “………. dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat “.
2.      “………. dengan media pembelajaran siswa dapat untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar “.
3.      “……….. dengan media pembelajaran meletakkan dasar– dasar yang konkrit untuk berpikir “.

Media pembelajaran Notebook/Labtop merupakan media pembelajaran yang dapat diklasifikasikan ke dalam media pembelajaran yang berbasis komputer yang mencakup “ media visual, media audio, dan media audio visual yang memiliki animasi“ (Winataputra dkk, 1977 : 5.10). Dari beberapa media tersebut di sekolah–sekolah sering menggunakan media visual/grafis/media gambar yang disebut juga media dua dimensi.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer-assited Instruction–CAI, atau Computer-assited Learning–CAI). Dilihat dari situasi belajar dimana komputer digunakan untuk tujuan menyajikan isi pelajaran, CAI bisa berbentuk tutorial, drills and practise, semulasi atau permainan.
“Notebook/Labtop merupakan media yang mengkombinasi fakta gagasan secara jelas dan kuat melalui satu pengungkapan kata–kata gambar dengan animasi “(Isbani dan Sardjono, 1986 : 3), karena Notebook/Labtop mempunyai kelebihan seperti mudah dioperasikan. “Notebook/Labtop mempunyai keuntungan yakni data dapat disimpan dan dapat digunakan berulang–ulang dengan melihat karakteristik yang akan ditampilkan dalam proses belajar mengajar yang digunakan untuk tujuan tertentu dan mudah disimpan“.
Pendidikan merupakan sarana dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses pendidikan hendaknya mampu memberikan dasar–dasar dan arah tujuan, sehingga setelah melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang masing–masing. Tanggung jawab pendidikan tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab keluarga dan masyarakat, karena proses pendidikan (belajar) itu berlangsung di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya–upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil–hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa alat–alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat yang berupa Notebook/Labtop sebagai media pembelajaran yang akan digunakan. Maka guru harus memiliki pengetahuan dan pemahan yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6).
a.       Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b.      Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c.       Seluk beluk proses belajar.
d.      Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
e.       Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f.        Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
g.       Media pendidikan dalam setiap mata pemataran.
h.       Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Pendidikan yang berlangsung di lingkungan sekolah menempatkan guru sebagai pelaksana utama. Selanjutnya tentang pengajaran, Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa, pengajaran (ditinjau dari proses teknis) sebagai perubahan tingkah laku yang terarah, maka pada akhir proses itu diperlukan data yang menunjukkan perubahan tingkah laku itu telah berjalan atau belum         (1989 : 59). Masalah yang kita hadapi dalam dunia pendidikan saat ini lebih terkhusus pada kualitas pendidikan. Masyarakat menilai bahwa kualitas pendidikan di Indonesia sangat rendah, dan berbagai sorotan yang dilontarkan kepada dunia pendidikan adalah pendidikan kita kurang efektif, kurang efisien, dan kurang bisa membangkitkan gairah belajar siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus segera melakukan koreksi diri dan proaktif terhadap sorotan tersebut.
Perubahan yang terjadi dewasa ini selain disebabkan oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan transformasi budaya, sehingga banyak pendidik (orang tua dan guru) kurang siap bahkan tidak siap menghadapi perubahan tersebut. Sebagian berpacu dengan perubahan, dan sebagian yang lain justru memutuskan untuk menjadi penonton saja, dengan resiko yang ditinggalkan atas adanya perubahan tersebut.
Ketika para pendidik (orang tua dan guru) telah terbiasa memiliki pandangan masa lalu yang mendasari banyak kegiatan dan keputusan tentang pendidikan putra–putrinya menuju masa depan, kini berhembus badai reformasi yang mengguncang pola pikir manusia Indonesia. Perubahan ini sebenarnya disebabkan karena adanya tuntutan perubahan arah pola tujuan pendidikan serta strategi untuk mencapainya, termasuk bagaimana menggunakan peralatan sebagai media dalam proses belajar mengajar.
Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak sedikit peralatan dan kebutuhan hidup kita yang dulu merupakan barang yang paling istimewa dan modern, sekarang sudah menjadi barang biasa. Kemajuan teknologi modern senantiasa membawa perubahan–perubahan, tentu saja yang diharapkan adalah pembaharuan dalam arti positif yang membawa kemudahan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita. Penemuan–penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibatnya pendidikan semakin lama semakin maju, sehingga mendorong timbulnya pembaharuan, termasuk kebutuhan dan pelayanan kepada siswa dan perbaikan kesempatan belajar bagi siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran sehingga dapat dihasilkan lulusan yang siap pakai.
Hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak semuanya kita gunakan dan kita diterima saja. Pemakaian hasil teknologi biasanya didasarkan atas alasan–alasan efisiensi, efektifitas, dan kenyamanan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Cece Wijaya bahwa dalam dunia pendidikan kita seiring dengan derasnya arus reformasi, kemajuan teknologi serta berbagai sorotan terhadap kualitas pendidikan kita khususnya peranan guru yang sangat kurang di dalam proses belajar mengajar, maka upaya yang paling tepat adalah meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan pelayanan terhadap siswa, serta meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tidak mengurangi efek–efek ketersediaannya waktu yang harus diperhatikan oleh guru. Pada sisi lain untuk meraih hasil prestasi yang lebih bagus khususnya Bidang Studi Antropologi, pada peserta didik, maka peran serta penggunaan Notebook/Labtop dan buku teks sebagai media pembelajaran akan membawa dampak yang positif dalam meraih hasil belajar.

A.     Rumusan Masalah

Masalah merupakan kesenjangan (gap) antara harapan (dassolen) dan kenyataan (dassain). Masalah dalam suatu penelitian merupakan hal utama yang harus ditetapkan, untuk dicari solusinya. Dalam penelitian ini masalah yang ingin dipecahkan adalah : “Apakah penggunaan media pembelajaran berupa Notebook/Labtop dan buku teks berpengaruh positif terhadap prestasi siswa Kelas III Semester II SMA pada Bidang Studi Antropologi di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran 2005– 2006.
Secara khusus permasalahan di atas dijabarkan sebagai berikut :
1.      Apakah ada Pengaruh penerapan pembelajaran dengan menggunakan media buku teks disertai Notebook atau Labtop pada mata pelajaran Antropologi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar Bidang Studi Antropologi antara siswa yang diajar dengan buku teks dengan siswa yang diajar tanpa buku teks ?
2.      Apakah ada Pengaruh penggunaan media belajar buku teks yang disertai Notebook atau Labtop berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Antropologi ?
3.      Apakah ada interaksi antaraa penggunaan buku teks dan Notebook / Labtop dalam mempengaruhi prestasi belajar bidang studi Antropologi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Antropologi. Interaksi antara penggunaan buku teks dan Notebook / labtop dalam mempengaruhi prestasi belajar bidang Studi Antropologi ?

B.     Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran buku teks dan Notebook/Labtop terhadap prestasi belajar siswa Kelas III Semester II SMA pada Bidang Studi Antropologi di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran 2005–2006. Dan secara rinci penjabarannya adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui Apakah ada Pengaruh penerapan pembelajaran dengan menggunakan media buku teks disertai Notebook atau Labtop pada mata pelajaran Antropologi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar Bidang Studi Antropologi antara siswa yang diajar dengan buku teks dengan siswa yang diajar tanpa buku tesk ?
2.      Untuk mengetahui Apakah ada Pengaruh penggunaan media belajar buku teks yang disertai Notebook atau Labtop berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Antropologi ?
3.      Untuk mengetahui Apakah ada interaksi antara penggunaan buku teks dan Notebook/labtop dalam mempengaruhi prestasi belajar bidang Studi Antropologi yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Antropologi. Interaksi antara penggunaan buku teks dan Notebook/labtop dalam mempengaruhi prestasi belajar bidang Studi Antropologi ?

C.     Asumsi dan Keterbatasan

Asumsi dan beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Notebook/Labtop dan buku teks sebagai media pembelajaran memiliki sifat yang universal sehingga dapat dituangkan pada Bidang Studi Antropologi Kelas III Semester II di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran 2005–2006.
2.      Buku teks dimaksud adalah buku yang sudah baku yang sesuai dengan kurikulum atau GBPP Bidang Studi Antropologi Kelas III Semester II di SMA Negeri 6 Madiun dan SMA Negeri 5 Madiun pada Tahun Pelajaran 2005–2006.
3.      Notebook/Labtop digunakan sebagai pelengkap media pembelajaran adalah sebagai pengganti fungsi papan tulis bahkan memberikan kemungkinan yang lebih luas dalam berkomunikasi dengan siswa.
4.      Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yakni melihat pengaruh variabel bebas penggunaan media Notebook/Labtop dan buku teks terhadap variabel terikat prestasi belajar siswa pada Bidang Studi Antropologi.
5.      Subyek penelitian ini adalah semua siswa Kelas III IPS 1 dan III IPS 2 di SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 5 Madiun Tahun Pelajaran 2005  2006.
6.      Sulit membuat deskripsi dan analisis yang lengkap dan tepat, karena pembelajaran di kelas merupakan sebuah jaringan yang sangat kompleks yang dibangun oleh berbagai hubungan dan interaksi.
7.      Keterbatasan biaya dan waktu sehingga tidak mungkin menyelidiki semua variabel yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, misalnya IQ, latar belakang sosial ekonomi, lingkungan sekolah dan lainnya.

D.    Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan yang hasilnya diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1.      Sebagai sarana untuk melatih diri dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang media belajar Notebook/Labtop dan buku teks, untuk menunjang proses dan hasil pembelajaran siswa.
2.      Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah yang bersangkutan dan masyarakat dalam penggunaan media belajar dalam upaya meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
3.      Sebagai bahan masukan bagi penulis khususnya pentingnya penggunaan media belajar agar dalam melaksanakan tugasnya nanti dapat berhasil dengan baik.

BAB  II

KAJIAN PUSTAKA


A.     Media Pembelajaran

1.      Pengertian Media Pembelajaran
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara guru dan siswa. Guru di dalam proses komunikasi berperan sebagai komunikator yang akan menyampaikan pesan / informasi pembelajaran perlu menggunakan media pembelajaran.
Media pembelajaran adalah “Segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk menyalurkan informasi atau pesan dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, minat para siswa, dan dapat memperdalam serta memperluas pemahaman    siswa“ (Isbani, 1986 : 10).
National Education Association (NEA) yang dikutip Isbani                (1986 : 9) media pembelajaran adalah : “Segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, dan dapat berbicara, beserta instrumen yang mendukung kegiatan tersebut“.
Ahli lain menyatakan media pembelajaran adalah “ segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar “ (Ibrahim dan Syaodih, 1992/1993 : 78).
Secara harfiah, media berarti perantara yang berfungsi untuk memperlancar proses komunikasi. Media berasal dari bahasa latin, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium. Menurut Martein dan Bridge                      (1986 : 2) media mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Ini bisa berupa perangkat keras dan lunak, seperti Notebook/Labtop, OHP, buku, komputer, televisi, video, tape recorder, slide, model, gambar, dan lainnya.
Menurut Reiser dan Gagne yang dikutip Munandir (2001 : 181) media pembelajaran adalah segala sesuatu cara yang berupa sarana fisik untuk memberikan rangsangan kepada siswa pada situasi pembelajaran. Definisi media sangat luas mencakup bahan cetak, rekaman audio dan vidio, program teve, program radio, tulisan guru di papan tulis, gambar, komputer interaktif, acara latihan, permainan, sandiwara, berbagai metode mengajar, dan gerak–gerik guru atau disebut media model, buku serta Notebook/Labtop. Keseluruhan media tersebut membentuk situasi pembelajaran yang ditandai adanya komunikasi interaktif antara guru dengan sekelompok siswa baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas.
Banyaknya ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran, AECT misalnya, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Brings mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar.
Dari beberapa definisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau berbagai alat fisik yang digunakan untuk memperlancar komunikasi antara guru dengan sekelompok siswa pada situasi pembelajaran, dengan maksud untuk memperjelas atau mempermudah proses penerimaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Berdasarkan kesimpulan itu, jelas bahwa media pembelajaran harus dapat berfungsi untuk memperjelas penyampaian materi pelajaran kepada para siswa.. artinya sekelompok siswa yang aktif mengikuti pembelajaran dengan mudah dapat mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

2.      Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran
Tujuan penggunaan media pembelajaran bukan sebagai alat bantu semata dalam proses belajar mengajar, tetapi juga dapat memberikan pengalaman yang konkrit dalam berpikir lebih–lebih terhadap anak tuna grahita akan dapat meningkatkan motivasi perhatian dan minat belajar sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.
Tujuan penggunaan media pembelajaran yang disebutkan oleh Winataputra, dkk.  (1997 : 5.8) adalah :
a.      Sebagai sarana bantu untuk meningkatkan belajar mengajar yang efektif.
b.      Mempercepat proses belajar, artinya siswa dapat menangkap bahan ajar dengan mudah dan jelas.
c.       Untuk meningkatkan kualitas proses belajar artinya hasil belajar siswa memiliki nilai tinggi.
d.      Untuk meletakkan dasar yang konkrit dalam berfikir, artinya dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit.

Tujuan penggunaan media pembelajaran yang disebutkan ahli di atas dapat disimpulkan pengertiannya bahwa media pembelajaran dalam proses belajar disamping alat bantu penyampaian informasi materi pembelajaran dapat diterima dengan jelas juga mewujudkan situasi proses belajar yang efektif dan efisien.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu : (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. (2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. (3) Proses pembelajaran akan lebih interaktif. (4) efisien dalam waktu dan tenaga. (5) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. (6) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja kapan saja. (7) media dapat menumbuhkembangkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. (8) merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi akan dapat meningkatkan sikap pasif siswa. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk (1) menimbulkan kegairahan belajar, (2) meningkatkan intensitas interaksi yang sedang berlangsung antara siswa dengan lingkungan, dan (3) memungkinkan siswa dapat belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Selanjutnya Depdikbud (1997 : 6) menyatakan penggunaan media dalam proses belajar mengajar bertujuan (1) memberikan rangsangan kepada media akan lebih menarik bagi peserta didik, dan (2) tidak terjadi verbalisme, karena siswa dapat melihat, mendengar, dan menghayati materi pembelajaran.
Berdasarkan pendapat dan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa tujuan media pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) meningkatkan gairah belajar siswa, (2) memperjelas proses transformasi dan pembelajaran, (3) menghindari perilaku verbalisme dalam pembelajaran, dan (4) mengembangkan partisipasi siswa dalam pembelajaran untuk memperoleh prestasi belajar sesuai dengan potensi siswa.


3.      Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling sederhana dan murah hingga yang media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi oleh pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang bisa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak ( buku ) dan papan tulis.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk menggolong– golongkan jenis media. Rudy Bretz (1971), misalnya mengidentifikasi jenis–jenis media berdasarkan tiga unsur pokok, yaitu : suara, visual dan gerak.
Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam tujuh kelompok, yaitu :
1)      Media audio
2)      Media cetak
3)      Media visual diam
4)      Media visual gerak
5)      Media audio semi gerak
6)      Media semi gerak
7)      Media audio visual diam
8)      Media audio visual gerak
Andreson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai berikut :

No

Golongan Media
Contoh dalam Pembelajaran
1
Audio
Kaset audio, siaran radio, telepon
2
Cetak
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3
Audio – cetak
Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4
Proyeksi visual diam
Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5
Proyeksi audio visual diam
Film bingkai (slide) bersuara
6
Visual gerak
Film bisu
7
Audio visual gerak
Film gerak bersuara, vidio/VCD, televisi
8
Obyek fisik
Benda nyata, model, spesimen
9
Manusia dan lingkungan
Guru, pustakawan, laboran
10
Komputer
CAI (pembelajaran berbantuan komputer)
CBI (pembelajaran berbasis komputer)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dimengerti bahwa media pembelajaran terdiri dari berbagai jenis, yang kesemuanya itu dimaksudkan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Efektifitas pembelajaran dapat didasarkan pada adanya perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran, misalnya siswa dapat mendefinisikan konsep, menyebutkan kaidah, memahami dan mengaplikasikan teori–teori yang telah dipelajari.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels & Glassgow (1990 : 181–183) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisionil dan pilihan media teknologi mutakhir.
1)      Pilihan Media Tradisionil
a.       Visual diam yang diproyeksikan
-         Proyeksi apaque (tak tembus pandang)
-         Proyeksi overhead
-         Slide
-         Filmstrips
b.      Visual yang tak diproyeksikan
-         Gambar, poster
-         Foto
-         Charts, grafik, diagram
c.       Audio
-         Rekaman piringan
-         Pita kaset, reel, cartridge
d.      Penyajian Multimedia
-         Slide plus suara (tape)
-         Multi - image
e.       Visual dinamis yang diproyeksikan
-         Film
-         Televisi
-         Video
f.        Cetak
-         Buku teks
-         Modul, teks terprogram
-         Workbook
-         Majalah ilmiah, berkala
-         Lembaran lepas (hand–out)
g.       Permainan
-         Teka–teki
-         Simulasi
-         Permainan papan
h.       Realita
-         Model
-         Specimen (contoh)
-         Manipulatif (peta, boneka)
2)      Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a.       Media berbasis telekomunikasi
-         Telekonferen
-         Kuliah jarak jauh
b.      Media berbasis Mikroprosesor
-         Computer-assisted instruction
-         Permainan komputer
-         System tutor intelijen
-         Interaktif
-         Hipermedia
-         Compact (video) disc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar