Senin, 23 Februari 2015

Konsep Hodrologi - Adisa SMAN 6 Madiun



              1). Dampak Teknologi Komunikasi dan Internet

Sekiar tahun 1990 beredar buku megatrend 2000. Dalam buku itu  Naibit dan Arburdense (1990) mensinyalair ada sepuluh kecenderungan
(trend) yang akan terjadi pada tahun 2000-an, yaitu (1) masyarakat informasi menjadi masyarakat industri. (2) teknologi pasca menjadi high tech. (3) ekonomi nasional menjadi ekonomi dunia. (4) jangka pendek menjadi jangka panjang. (5) sentralisasi menjadi desentralisasi. (6) bantuan institusional menjadi bantuan diri. (7) demokrasi representatif menjadi demokrasi  partisipatif. (8) hirarki menjadi jaringan. (9) Utara menjadi selatan. (1)) salah satu menjadi pilihan ganda.
Bedasarkan ramalan itu tampak bahwa dewasa ini terjadi perubahan dari masyarakat industri menuju masyarakat informasi. Informasi telah menjadi bagian penting bagi individu, masyarakat dan negara. Informasi merupakan bagian  dari kehidupan mereka sehari-hari untuk pengambilan keputusan.
Keberadaan masyarakat informasi dewasa ini  tidak terlepas dari perkembangan teknologi komuniasi dan internet. Integrasi kedua teknologi itu telah melipatkan gandakan informasi dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang cepat. Intergrasi teknologi komputer dengan teknologi komunikasi itu telah mewujudkan suatu jaringan besar antar warga negara tanpa harus diikat dengan batas-batas negara yang bersangkutan (bordeless).
Teknologi itu telah mampu membuktikan sebagai wahana untuk mengolah (procesess) data menjadi informasi dengan cepat. Selain itu teknologi itu juga telah mampu digunakan sebagai infrastruktur untuk pengiriman data atau informasi  secara cepat, murah dan praktis.
Disiplin geografi merupakan salah satu bidang ilmu yang memerlukan infrastruktur untuk mengolah data geografis menjadi informsi geografi secara cepat. Informsi geografi hasil prosesing itu dibutuhkan oleh berbagai bidang untuk pengembangan wilayah, konsrvasi sumburdaya, penataan ruang, dan sebagainya.
Dalam mempelajari obyeknya, disiplin geografi menggunakan pendekatan keruangan. Dalam pendekatan itu struktur, pola dan proses keruangan harus dapat dipelajari dengan baik dan cepat.
Untuk mempelajari aspek keruangan seperti itu teknologi komputer telah menyediakan program-program analisis keruangan yang makin praktis dan mudah dioperasikan. Dengan kemudahan itu  informasi geografi dapat lebih cepat dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
Dengan teknolgi internet informasi dapat dengan mudah dan cepat dikirim keseluruh penjuru dunia. Hal itu tidak hanya bermakna untuk penyebaran informasi, tetapi juga untuk memberikan paradigma baru dalam pengelolaan lingkungan menuju keberlanjutan. Sebagaimana permasalahan lingkungan dewasa ini yang paling serius adalah mewujudkan keberlanjutannya.
Dengan kehadiran  komputer sebagai komponen  teknologi informasi proses analisis dan integrasi yang rumit kalau dikerjakan secara manual akan menjadi mudah, cepat dan akurat (Sutanto, 2000). Oleh karena itu dalam 2 (dua) dekade belakangan  ini peran teknologi informasi dalam aplikasi ilmu geografi berkembang dengan cepat dan mejadi  kebutuhan yang penting  bagi setiap warganegara  untuk mengelola wilayah  dan sumberdayanya. Pemanafaatan teknologi  informasi dlam aplikasi ilmu geografi  dikenana dengan Sistem Informasi geografi (SIG). SIG dewasa ini telah berkembang dengan pesat karena didukung dengan  teknologi pengindraan jauh (inderaja) dan Global Posistion  System (GPS).

            2). Kemunduran Linkungan Manusia

Menyimak perkembangan  kehidupan masyarakat dunia dewasa ini, setidaknya ada tiga permasalahan pokok yang perlu menjadi fokus perhatian. Pertama, kerusakan lingkungan hidup yang telah merambah aspek moral dan etika. Kerusakan lingkungan itu sudah demikian parah dan hebat. Kerusakan tidak hanya sebatas aspek lingkungan fisik, seperti kerusakan lahan, air,  dan hutan, tetapi sudah memasuki ranah nurani yang dalam, yaitu kerusakan moral dan etika. “Berbuat kerusakan terhadap lingkungan tidak lagi merasa bersalah atau berdosa, tetapi selalu  dicarikan alasan pembenaran terhadap  kesalahan itu agar publik memahaminya. Menebang pohon di tengah kota/hutan, mencemari sungai/udara tidak lagi merasa bersalah, pada hal keberadaan pohon, air, dan udara itu sangat dibutuhkan untuk menjamin lingkungan agar tetap sehat bagi orang banyak.
Kedua, kemunduran  kehidupan sosial yang telah menimbulkan desintegrasi sosial dalam masyarakat. Keragaman agama, etnik, status sosial dan ekonomi yang telah lama bersemi seiring dengan pertumbuhan bangsa ini telah berubah sama sekali. Keragaman itu telah menjadi potensi konflik sosial yang menimbulkan desintegrasi sosial.
Ketiga, globalisasi yang menuntut kemampuan daya saing tinggi.  Globalisi merupakan fenomena yang tidak dapat dielakkan. Globalisasi telah menghadirkan  super power, super market,  super-empower individual. Karena hal itu tidak dapat dihindari. maka strategi yang baik adalah mengelola globalisasi itu dan memperkuat akar kebangsaan sehingga memiliki daya saing tinggi diatas akar kebangsaannya.
Mengelola globalisasi dapat dilakukan dengan kerjasama regional, seperti negara-negara di Eropa barat menyatukan dalam “the Europan Union”.  Dengan kebersatuan itu kemampuannya bersaing dapat meningkat. Dalam industri pesawat terbang, kerjasama Prancis, Jerman, Spanyol, Belanda telah menjadi pesaing Amerika. Demikian juga dalam merger industri dapat meningkatkan efisiensi. Dalam konteks itu kerjasama regional ASEAN  perlu diperkuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar