Senin, 23 Februari 2015

Pengantar Geo - Adisa SMAN 6 Madiun



Geografi merupakan istilah yang dikenal sejak lama. Namun,  sebagai  “disiplin ilmu dan mata pelajaran” pada  mulanya masih dianggap kurang populer. Kekurangpopuleran itu terjadi karena sistem pembelajaran selama itu menempatkan bidang ini secara kurang proporsional.
Dalam kurikulum sekolah, geografi semula di beri nama ilmu bumi sehingga obyek yang dikaji terfokus pada fenomena alam, sementara fenomena manusianya terabaikan.
Namun, setelah nama ilmu bumi itu berubah menjadi geografi, terjadi kecenderungan sebaliknya. Kajian geografi cenderungan menempatkan fenomena manusia sebagai kajian utamanya, sementara fenomena alam “agak terabaikan”. Kecenderungan itu dapat dicermati dari pandangan umum, bahwa geografi itu dipandang hampir identik dengan “ilmu kependudukan”. Oleh karena itu kenerja pembelajaran geografi ke depan perlu menempatkan fenomena alam dan manusia serta hubungan timbal balik keduanya secara proporsional. Keproporsionalan itu menjadi penting agar kedudukan dan fungsi bidang geografi ini dapat ditempatkan secara tepat sesuai dengan hakekat dan ruang lingkupnya.
 Dewasa ini masih menjadi kesan umum, bahwa geografi dipandang sebagai  ilmu pengetahuan yang  bertugas untuk menghafalkan  fenomena geosfer. Fenomena lokasi dan nama-nama tempat, serta atribut yang melekat padanya, seperti nama kota, daerah, pulau, sungai, benua, jumlah penduduk, hasil tambang, produksi pertanian dan lain sebaginya adalah  hal-hal yang mesti diketahui  di luar kepala oleh siswa.
Nuansa pembelajaran seperti itu bukan hanya tidak menarik, tetapi juga  menyebabkan  geografi sebagai disiplin ilmu tidak dapat berkembang secara optimal baik secara teoritis, maupun secara praktis. Penyajian geografi seperti itu juga menyebabkan  keberadaan disiplin itu menjadi kurang bermakna begi kehidupan siswa untuk menghadapi realitas kehidupan disekitarnya yang selalu berubah dari waktu ke waktu.
Oleh karena itu diperlukan reorientasi pemahaman geogragi  dalam pendidikan kita. Geografi perlu dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari fenomena geosfere secara spasial dengan dinamis. Fenomena geosfer itu berupa fenomena alam maupun manusia, dan hubungan timbal balik antara keduanya dalam keruangan tertentu.  Dengan perspektif seperti itu, belajar geografi sebenarnya dapat diawali dengan belajar lingkungan sekitar siswa. Selanjutnya ruang lingkup pembahasannya dapat diperluas seiring dengan perkembangan pengetahuan siswa dan tarap psikologis mereka. Dengan demikian siswa akan menadapatkan pemahaman yang baik tentang lingkungan keruangan sekitarnya, dan juga lingkungan yang lebih luas hingga lingkungan global dunia.
Strategi pembelajaran seperti itu akan membekali dasar-dasar kehidupan yang baik bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kepekaan mereka terhadap permasalahan alam dan manusia serta hubungan timbal balik antara keduanya akan tumbuh lebih optimal, sehingga mereka dapat berpatisiapasi aktif terhadap pemecahan permasalahan itu. Kesadaran untuk berpatisipasi terhadap pemecahan permasalahan lingkungan Itulah sebenarnya inti kompetensi pembelajaran geografi. Jika hal itu dapat tumbuh dengan baik, maka permasalahan lingkungan yang belakangan ini semakin mengkawatirkan kehidupan manusia dapat dicegah dengan sendiriya. Bahan ajar ini disusun sebagai upaya untuk mencapai kompetensi geografi.

1.      Tujuan
Melalui pembelajaran pengantar geografi peserta diklat diharapkan dapat :
(1)         Mensintesis pengertian geografi.
(2)         Mengelaborasi ruang lingkup geografi.
(3)         menerapkan salah satu konsep geografi.
(4)         mengintepretasi fakta alam dan manusia dengan prinsip geografi.
(5)         mensintesis perkembangan geografi dari waktu ke waktu
(6)         merancang pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah untuk memahami masalah banjir
(7)         merespon  tantangan geografi ke depan.

2.      Ruang Lingkup
            Ruang lingkup yang diuraikan dalam bahan ajar ini meliputi 4 (empat) hal pokok, yaitu (1) pengertian, obyek dan ruang lingkup geografi. (2) Perkembangan geografi dari waktu ke waktu. (3)  Pendekatan geografi, pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah. (4) Tantangan geografi ke depan.

B. URAIAN MATERI
1.   Konsep, Sejarah, Pendekatan, dan Tantangan Geografi 
a.   Pengertian, Obyek, dan Ruang Lingkup Geografi
1)   Pengertian geografi
Kata geografi berasal  dari geo=bumi, dan graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh  Eratosthenes yang mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan graphika=lukisan atau tulisan. Jadi  kata geographika dalam bahasa Yunani, berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie (Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/aardrijkskunde (Belanda) dan geographike (Yunani).
Bertahun-tahun manusia telah berusaha untuk mengenali lingkungan di permukaan  bumi. Pengenalan itu diawali dengan mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju.  Sejalan dengan pengenalan itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi  juga mengalami  perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan  tersendiri disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari bentuk  cerita  tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi  bidang  ilmu pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip,  dan konsep-
konsep sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.
Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep geografi juga mengalami penyempurnaan.  . Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Hasil Seminar Semarang (1988) menyepakati rumusan, bahwa  geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
James mengemukakan, bahwa geografi berkaitan dengan sistem keruangan,  ruang yang menempati permukaan bumi ... geografi selalu berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya (Preston James)
Berdasarkan telaah terhadap konsep tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya. (3) cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.
2)   Obyek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang menjadi bidang kajiannya. Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek material dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut. 
Pada obyek material, antara bidang ilmu yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi, hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi, agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach). Selain pendekatan  keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach). Implementasi pendekatan pendekatan itu secara lebih rinci akan dibahas pada bab III
3)   Prinsip Geografi
Prinsip merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang terjadi. Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam memahami fenomena itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi secara umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan keterkaitan dengan fenomena atau permasalahan lain.
Setiap bidang ilmu memiliki prinsip sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip bidang ilmu itu memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan prinsip korologi.
(1) Prinsip Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai disemua sungai atau laut.
(2) Prinsip Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah.
(3) Prinsip Deskripsi
Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaitan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, diagram, dll.
(4) Prinsip Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu  akan memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
4)   Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak fenomena esensial dari obyek material bidang kajian  suatu ilmu. Oleh karena itu konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang terjadi.
Dalam geografi dikenali sejumlah konsep esensial sebagai berikut.
Menurut Whiple ada lima konsep esensial, yaitu:
(1)   bumi sebagai planet
(2)   variasi cara hidup
(3)   variasi wilayah alamiah
(4)   makna wilayah bagi manusia
(5)   pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Dalam mengungkapkan  konsep geografi itu harus selalu dihubungkan dengan  penyebarannya, relasinya, fungsinya, bentuknya, proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya.  Sebagai contoh ungkapan konsep “variasi cara hidup”  setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian itu, jumlah penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan dinamika mata pencaharian itu. 
Menurut J Warman ada lima belas konsep esensial, yaitu:
(1)   wilayah atau regional
(2)   lapisan hidup atau biosfer
(3)   manusia sebagai faktor ekologi dominan
(4)   globalisme atau bumi sebagai planet
(5)   interaksi keruangan
(6)   hubungan areal
(7)   persamaan areal
(8)   perbedaan areal
(9)   keunikan areal
(10)          persebaran areal
(11)          lokasi relatif
(12)          keunggulan komparatif
(13)          perubahan yang terus menerus
(14)          sumberdaya dibatasi secara budaya
(15)          bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta
Dengan menggunakan konsep-konsep tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai masalah  yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan  pemahaman terhadap  sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala  dan masalah sehari-hari. Selanjutnya  dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu abstraksi, disusun model-model  atau teori berkaitan  dengan gejala, masalah dan fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah  dapat dicoba disusun  model alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi  suatu kenyaan kehidupan yang perlu ditingkatkan  tarapnya, maka dapat disusun  model dan pola pengembangan  kehidupan itu. Dari  berbagai  konsep itu dapat  disusun suatu  kaidah yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum  yang disebut generalisasi.
5)   Ruang Lingkup Geografi
Studi geografi mencakup analisis  gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.
Menurut Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1)  distribusi dan hubungan timbal balik antara  manusia di permukaan bumi dengan  aspek-aspek keruangan  permukiman penduduk dan kegunaan bumi. (2) hubungan timbal balik antara  masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian  studi perbedaan  area. (3)  kerangka kerja regional  dan analisis  wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari  aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang  berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya.  Selanjutnya prinsip  relasi diterapkan  untuk menganalisis hubungan  antara masyarakat manusia  dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan  arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada   studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya  region-region  yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengungkapkan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi  dapat menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why? Geografi dapat menunjukkan  relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas  dan kuantitas gejala  dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan.

6)   Hakekat Geografi

Untuk mendapat  konsep yang lebih mendalam dalam uraian berikut akan dibahas  hakekat geografi. Menurut Karl Ritter bahwa geografi mempelajari  bumi sebagai tempat tinggal  manusia. Dalam konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang  yang memiliki struktur, pola, dan proses  yang terbentuk  oleh aktivitas manusia. Selain itu  konsep “tempat tinggal manusia” tidak hanya terbatas  pada permukaan bumi  yang ditempati oleh manusia, tetapi juga  wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang tempat itu  penting artinya bagi kehidupan manusia.
Bertitik tolak pada pemikiran itu studi geografi meluputi segala fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik alam organik  maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia. Gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya, perkembangannya, interelasinya, dan interaksinya.
Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan selalu mengkaji  faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang membentuk integrasi keruangan   di wilayah yang bersangkutan. Gejala – interelasi- interaksi – integrasi keruangan menjadi hakekat kerangka kerja utama geografi. Kerangka analisisnya selalu menggunakan pertanyaan geografi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar